Happy Reading
||||
—Ji Ran Pov—
Finally, setelah 10 bulan lamanya aku menghilang dari Korea kini aku harus kembali lagi ke negara ini hanya untuk menemui ibuku yang sejak beberapa bulan lalu selalu memintaku agar menjenguknya.
Tadinya aku berpikir untuk jujur pada ibuku mengenai hal-hal yang menimpaku tapi jika memikirkan betapa sedihnya ibuku jika tahu anak perempuannya diperlakukan seperti ini—maka aku memilih untuk tetap merahasiakannya dan memutuskan untuk menjenguknya meski hanya sebentar.
Aku tidak tahu apakah ibu Namjoon masih memantauku atau tidak—yang pasti saat ini aku merasa sedikit lebih tenang karena Mark juga ikut menemaniku ke Korea.
Sebenarnya aku menolak tawarannya untuk menemaniku namun dia tetap maksa karena merasa kuatir jika membiarkan aku pergi sendirian. Makanya dia akhirnya ikut bersamaku dan memilih izin kuliah selama seminggu—dengan syarat ia harus mengerjakan dua paper besar agar nilai tetap aman.
Aren't I lucky to have him?
“Are u okay?” tanya Mark saat kami baru saja keluar dari bandara Incheon. Aku menoleh padanya dan tersenyum, “Hm. Aku baik-baik saja.”
Sejak turun dari pesawat, Mark sama sekali tidak melepaskan tanganku. Entah apa yang dipikirkannya sehingga dia begitu posesif menjagaku—padahal aku baik-baik saja. Aku tidak setakut itu menginjakkan kaki di negara ini lagi.
“Berapa jam perjalanan menuju rumah ibumu?” tanya Mark.
“Satu jam.”
Mark mengangguk paham. Kemudian kami masuk ke dalam taxi setelah tadi aku memesan taxi untuk kami.
“Kau tidak ingin menemui seseorang di sini?” tanyaku pada Mark, siapa tahu dia ingin bertemu temannya atau mungkin keluarganya yang lain yang ada di Korea.
“Entahlah—aku punya beberapa teman disini. Nanti aku coba tanya kabar mereka sekaligus tanya keberadaannya. Kalau bisa bertemu maka aku akan menemui mereka.” jawab Mark.
“Baguslah.” balasku.
Setelah itu Mark menarik kepalaku agar menyender di bahunya, “Kau pasti lelah karena perjalanan jauh. Istirahatlah.” katanya. Aku tersenyum dengan tindakan pria ini—dia manis sekali.
Aku pun spontan melingkarkan kedua tanganku di lengannya dan mencari posisi yang nyaman agar bisa istirahat meski hanya sebentar.
Beberapa kali Mark mencium kepalaku sehingga aku benar-benar merasa tenang berada di sampingnya. Aku memang tidak salah memberi kesempatan untuk Mark. Mungkin dia bisa menggantikan posisi Namjoon di hatiku. Yeah, I hope it so!
.
.
Sepanjang jalan aku terlelap hingga akhirnya aku merasa sapuan lembut di pipiku dan suara Mark yang membangunkanku. Aku perlahan membuka mata dan mendapati taxi yang kami tumpangi sudah berhenti di halaman depan rumah ibuku.
“Oh, sudah sampai ternyata.” kataku.
Mark tersenyum manis sambil merapikan rambutku yang sedikit berantakan. Setelah itu kami turun dari taxi. Barang bawaan kami hanya satu koper kecil—itu pun koper milikku. Sedangkan Mark, dia hanya membawa satu ransel hitam yang berisi laptop dan beberapa buku kuliahnya. Kata Mark—dia bisa belanja pakaiannya disini.
Oh, I forgot it! Mark itu kaya. Orang tuanya punya bisnis besar di Amerika makanya tidak heran jika dia bisa membeli barang-barang yg ia suka dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Like You Do ✔️
FanfictionBermula hanya teman tidur berakhir dengan teman seumur hidup