Part 41 : Chaos

825 114 10
                                    





||||

—Ji Ran Pov—

Aku melihat jam di pergelangan tanganku yang sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Masih ada 45 menit sebelum pesawat yang ku tumpangi akan berangkat. Untuk itu aku memutuskan menunggu di ruang tunggu sambil terus meyakinkan diriku bahwa keputusan yang ku ambil ini sudah benar.

Tadi pagi sebelum berangkat ke bandara aku sedikit memolesi wajahku dengan make up—bukan karena aku ingin berdandan tapi karena aku ingin menutupi mataku yang sedikit menghitam di bagian bawahnya dan sedikit bengkak. Semalam aku banyak menangis sehingga pagi-pagi sekali kedua mataku harus di kompres dengan air dingin untuk mengurangi bengkaknya.

Pertemuanku dengan Namjoon malam kemarin benar-benar menguras air mata. Aku mencintai Namjoon—tapi tidak berani menahannya di sisiku sekalipun aku ingin. Ancaman ibu Namjoon selalu menjadi bayang-bayang menakutkan bagiku. Aku takut ibunya akan melakukan sesuatu yang mengerikan pada ibuku, makanya aku memilih melepaskan Namjoon.

Aku tahu semua yang terjadi adalah sarana takdir untuk memisahkan kami—karena sejak awal kami memang seharusnya tidak boleh bersama.

Di samping itu, aku juga sudah memiliki Mark sebagai kekasihku. Aku menyayanginya. Dia pria baik dan tulus. Dia menjagaku dengan baik bahkan di saat aku begitu kesepian di negara asing, dia yang selalu menghiburku. So, I should have to get back to him.

.

.

Dua puluh menit waktu berlalu—dan suara panggilan keberangkatan pesawatku sudah terdengar. Aku melirik sekali lagi tiket dan pasport di tanganku, setelah itu aku bangkit dari kursi dan berjalan bersama penumpang lain untuk masuk ke dalam pesawat.

Di tengah menanti antrian pemeriksaan, tiba-tiba Yana menelponku. Aku baru saja akan menerima panggilan itu tapi tidak sengaja tanganku tersenggol tangan seorang wanita paruh baya sehingga ponselku jatuh ke lantai. Wanita itu pun dengan cepat meminta maaf dan berniat membantu mengambil ponselku yg jatuh tapi aku lebih dulu mengambilnya karena tidak enak jika dia yg mengambil.

Wanita itu terus meminta maaf—aku hanya tersenyum dan mengatakan tidak apa-apa. Setelah itu giliran aku yg harus maju melakukan pemeriksaan sebelum masuk ke dalam pesawat.

Setelah selesai aku melihat lagi ponselku yg ternyata mati karena terjatuh tadi. Aku segera menyalakannya sambil berjalan masuk ke dalam pesawat. Aku mencari nomor kursiku—lalu duduk dengan nyaman di sana. Ponselku juga sudah menyala jadi aku segera menelpon Yana untuk memberitahunya bahwa aku sudah di dalam pesawat dan sebentar lagi akan berangkat.

Baru di bunyi pertama, Yana dengan cepat mengangkat panggilanku.

Yaak! Choi Ji Ran kau di mana?!!”

Aku sedikit menjauhkan ponsel dari telingaku karena suara teriakan Yana, “Aish! Bisakah kau tidak berteriak? Aku bisa mendengar suaramu, bodoh.” omelku.

Yak! Tidak ada waktu berdebat. Kau di mana sekarang? Aku dan Taehyung di depan bandara. Kau harus turun kembali dari pesawat itu—ada hal penting yang terjadi.”

“Apalagi? Aku sudah duduk di dalam pesawat sebentar lagi akan take off.” jawabku.

“Sudah kubilang turun sekarang juga! Namjoon kecelakaan, bodoh.”

Love Me Like You Do ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang