Part 50 : Bad Timing

1.1K 140 20
                                    


HAPPY READING

||||


—Ji Ran Pov—

Ketika aku memutuskan untuk kembali ke Korea bersama Namjoon, aku tahu bahwa aku akan baik-baik saja. Aku percaya Namjoon akan menjagaku dengan baik, bahkan dia juga memastikan keamanan ibuku. Aku yakin akan hal itu—tapi meski demikian, aku tetap merasa ada yang mengganjal di hati dan masih membuat aku kuatir untuk kembali ke Korea, yaitu bertemu dengan ibu Namjoon.

Dan hari ini. . . tidak terduga ibunya datang menemuiku di agensi Yoongi oppa. Dia tahu aku bekerja di sini dan dia ingin menemuiku, tentu dengan seizin Yoongi oppa. Tadinya aku berpikir untuk menghindar—tapi setelah di pikir-pikir, lebih baik aku menemuinya dan berbicara dengan baik.

Kini kami berdua duduk berhadapan dengan meja sebagai penghalang di antara kami. Tadi Yoongi oppa mengizinkan kami menggunakan satu ruangan agar kami bisa mengobrol dengan bebas.

“Bagaimana kabarmu?” tanya nyonya Kim usai meneguk teh dengan anggun—khas ahjumma-ahjumma kaya raya.

“Baik.” jawabku.

Nyonya Kim tersenyum tipis sejenak, lalu ia meletakkan cangkir teh ke atas meja kemudian menoleh kepadaku.

“Ternyata ancamanku waktu itu tidak mempan untukmu dan aku tahu—hal ini pasti akan terjadi.” katanya dengan angkuh. Aku memilih tidak memberi tanggapan apa-apa. Kali ini aku akan membiarkan dia menyampaikan semua hal yang ingin dia sampaikan, nanti aku mencari timing yang tepat untuk menyahutinya.

“Apa yang kau perbuat pada putraku sehingga dia begitu tergila-gila padamu?” tanyanya lagi. Kali ini aku mencoba menjawab pertanyaannya, “Ku pikir karena Namjoon menemukan sesuatu dalam diriku yang membuat dia ingin bersamaku.”

Nyonya Kim tertawa mendengar jawabanku—tepatnya dia tertawa remeh, seakan-akan meledek jawabanku barusan.

“Jadi kau berpikir bahwa kau lebih baik dari Wendy?”

Aku tersenyum sekilas lalu menyahut, “Aku tidak berpikir seperti itu—hanya saja. . Wendy tidak memiliki sesuatu yang aku miliki. Aku dan Wendy jelas berbeda. Dan bagiku  Wendy memang jauh lebih baik dariku sendiri. Namun—terkadang yang terbaik belum tentu yang terpilih, nyonya Kim.”

Nyonya Kim kembali tertawa remeh padaku bahkan tatapannya terlihat jelas makin membenci diriku.

“Ya, Kau benar. Kadang kala seseorang di butakan oleh sesuatu dan memilih mengambil sampah tidak berguna dibandingkan memilih mengambil berlian yang berharga.” kata nyonya Kim. Ucapannya itu berhasil membuat jantungku berdegup dengan kencang—rasanya ingin sekali ku layangkan satu tamparan keras di wajahnya namun mengingat dia seseorang yang lebih tua dariku, maka aku memilih bungkam.

“Aku sedikit bersyukur karena kau rupanya menyadari bahwa dirimu berada jauh di bawah kaki Wendy. Aku hanya berharap supaya dengan kesadaran yang kau miliki itu—kau boleh meninggalkan putraku. Kalian benar-benar tidak cocok!”

Aku perlahan-lahan mengepalkan kedua tanganku di sisi tubuhku. Ibu Namjoon benar-benar wanita yang jahat.

“Aku tidak akan mengganggumu lagi karena beberapa waktu yang lalu Namjoon sudah memperingatiku agar tidak mengganggumu—tapi satu hal pasti yang harus selalu kau ingat adalah. . . sampai kapanpun aku tidak akan pernah merestui hubungan kalian. Aku tidak akan pernah menerimamu sebagai menantuku.”

Usai berkata seperti itu nyonya Kim berdiri dari tempatnya lalu melangkah keluar dengan angkuh. Sedangkan aku. . . aku masih membeku di dalam ruangan ini sambil menetralkan diriku dari rasa sakit yang ku terima karena ucapan nyonya Kim tadi.

Love Me Like You Do ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang