Happy Reading
||||
“Namjoon.”
Lamunan Namjoon buyar saat Wendy tiba-tiba memanggil namanya. Segera Namjoon mematikan rokok di tangannya ke atas asbak lalu menoleh pada Wendy yang sedang berdiri menatapnya dari pintu.
“Oh, Wen. Kau bangun?” tanya Namjoon karena pada waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Wendy pun perlahan menghampiri Namjoon dengan dua tangannya yang terlipat di dada.
“Sejak kapan kau merokok?” tanya Wendy sembari matanya melihat ke puntung rokok yang sudah mati di dalam asbak. Namjoon membasahi sejenak bibirnya yang kering lalu menyahut, “Sudah lama tapi aku hanya merokok di saat-saat tertentu.”
Wendy mengangguk-angguk kepalanya lalu satu tangannya mengusap rambut Namjoon dengan lembut, “Kau insom lagi?”
Namjoon mendesah berat lalu mengangguk, “Begitulah.” katanya. Lantas Wendy menggenggam tangan Namjoon dan mengajaknya berdiri, “Kau harus istirahat. Dua hari lagi pernikahan kita.”
Namjoon mengulas senyuman di bibirnya lalu mengangguk. Setelah itu mereka masuk ke dalam kamar dan berbaring bersama. Wendy memeluk Namjoon dengan erat sembari tangannya mengusap lembut punggung Namjoon untuk membuatnya tenang.
“Namjoon.”
“Hm?”
“Aku mencintaimu.”
“Aku tahu. Aku juga mencintaimu.” balas Namjoon. Wendy tersenyum lega. Ia pun mengecup kening Namjoon cukup lama sebelum perlahan-lahan rasa kantuk kembali menguasainya hingga ia jatuh terlelap. Sedangkan Namjoon tetap tidak bisa memejamkan matanya.
Dua hari lagi ia akan menikah dengan Wendy. Entah bagaimana Namjoon menjelaskan perasaannya yang pasti rasa gelisah cukup mendominasi dirinya hingga membuatnya insomnia lagi.
Akhirnya Namjoon perlahan-lahan melepaskan dirinya lagi dari dekapan Wendy lalu ia keluar dari kamar sambil membawa ponselnya.
Namjoon memilih duduk di sofa ruang tengah sembari menatap satu contoh undangan pernikahannya dengan Wendy yang ada di atas meja.Di sana terlihat namanya dan nama Wendy serta foto mereka yang menjadi cover undangan tersebut. Namjoon menatap cukup lama undangan itu sebelum akhirnya ia beranjak dari tempatnya lalu pergi ke dapur untuk meneguk sekaleng bir.
Setelah dari itu—Namjoon kembali ke kamar. Ia menatap Wendy yang sedang tertidur pulas. Meskipun sedang tidur, Wendy tetap terlihat cantik. Namjoon tidak menyangkal bahwa ia memang bahagia bisa memiliki seorang gadis cantik seperti Wendy yang akan menjadi calon istrinya.
“Apa yg harus kulakukan?” gumam Namjoon.
Setelah menatap Wendy cukup lama—Namjoon beralih menatap tangannya yang terdapat tato black rose di sana. Ia mengusap tato itu sejenak setelah itu ia menoleh lagi pada Wendy.
“Aku harus menyelesaikan kegilaan ini, Wen.” ucapnya dengan suara rendah.
Setelah itu Namjoon mengambil topi dan jaketnya. Lalu ia pergi dari sana dengan cepat—tidak peduli lagi meskipun sekarang sudah dini hari. Namjoon hanya ingin menyelesaikan kegundahannya. Namjoon masuk ke dalam mobilnya lalu melajukannya dengan cepat.
|||
Namjoon menghentikan mobilnya di halaman sebuah rumah. Rumah yang dahulu pernah ia datangi karena mencari seorang gadis yang tiba-tiba hilang dalam semalam.
Namjoon memperhatikan sejenak rumah tersebut sambil ia menimbang-nimbang di dalam hatinya, apa yang harus ia lakukan di subuh seperti ini?
Cukup lama Namjoon bergelut dengan pikirannya hingga akhirnya ia memutuskan untuk turun dari mobil. Baru saja ia akan melangkah masuk ke halaman rumah tersebut tiba-tiba seseorang muncul dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Like You Do ✔️
FanfictionBermula hanya teman tidur berakhir dengan teman seumur hidup