Hola, tekan vote dan tembuskan 100 komen baru aku bakalan up🖐 jadi selagi komen selalu tembus 100 tanpa spam next, semangat, atau lanjut, maka aku akan terus up🖐
~~~~~
Remaja 17 tahun berambut hitam lebat berponi itu menghela napas lesu, surat tagihan kembali datang ke rumahnya.
Dalam seminggu, sudah ada 25 surat tagihan mendatangi rumah orang tuanya ini, ekonomi yang sedang tak stabil membuat orang tuanya terpaksa berhutang.
Bisnis ayahnya yang jatuh karena ulah orang dalam, membuat remaja bernama panggilan Arez itu pusing.
Jika semua hutang tak terbayarkan, mereka bakalan jadi gelandangan, rumah mereka bakalan disita.
"Cari kerjaan apa lagi ya.." gumamnya lesu, dia sudah mencoba berbagai perkejaan namun hasilnya, dia malah sakit.
Memang susah kalau punya penyakit bawaan, Arez punya penyakit Tipes, hanya saja itu kambuh kalau Arez kecapean.
"Ke rumah River ajalah, eh tapi dia lagi berduaan sama Embun pagi yang indah.." nampaknya, tujuan Arez adalah rumah Java.
Arez berjalan keluar rumah, dia hanya mengenakan hodie dan celana pendek selutut.
Remaja setinggi 175 cm itu berjalan mendekati sepeda lamanya yang sudah usang, kemudian menaiki dan mengayuhnya.
Rumah Java yang termasuk jajaran rumah orang kaya, berada di 1 komplek yang sama dengan River.
Tapi hanya beda Blok saja.
Arez termasuk remaja yang tampan, wajahnya yang oriental dengan alis lumayan tebal, serta hidung yang tak terlalu mancung.
Bibir mungilnya selalu indah jika benda itu merekahkan senyuman, tapi sayang Arez terlalu kaku untuk terus tersenyum.
Wajah tampannya lebih suka ber ekspresi datar dan dingin, alisnya selalu tertaut seakan dia sedang berpikir.
Helaan napas kembali Arez berikan.
Cowok berkulit putih itu gusar sekali, dia harus cari kerjaan dimana lagi, nasib badan yang gampang capek membuat semuanya jadi rumit.
"Apa gue nge jalang aja?" ngawurnya, ya kali lo mau nge jalang Rez.
Arez menggeleng pelan. "Enggak lah, kasihan nanti lubang ayam gue gak perawan lagi." racaunya sendiri.
Untung saja, gak ada yang perduli pada racauan Arez, kalau ada pasti dia dikira gila.
"Tapi nge jalang uangnya banyak, tapi nge jalang sama cewek lah njir yakali sama batang.."
"Tapi gue gak berpengalaman.."
"Gue gapande goyang.."
"Nonton porno, entar dosa gue makin banyak."
"Aish, pusing pala gue."
Arez terus mengoceh, angin yang menjadi lawan bicara hanya lewat saja, nampaknya angin juga enggan meladeni Arez.
Mengayuh selama 30 menit akhirnya selesai, Arez sampai di depan rumah 3 tingkat yang mewah milik keluarga Java.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klara's Baby [End]
Teen FictionCoolboy in publick, baby boy in private. Ekonomi keluarga yang mulai melarat membuat Arez mau tak mau harus mencari cara cepat untuk mendapatkan uang, terlebih untuk menebus hutang orang tuanya. Umur yang masih beranjak 17 tahun membuat Arez bingung...