Tekan vote dan ramaikan komentar🖐
~~~~~
Hari kedua dimana Arez dihukum tak boleh keluar rumah, membuat sisi waras Arez hampir lenyap.
Dia benar-benar menggila, saking capeknya nangis dan teriak, suara Arez sampai serak, hampir habis juga.
"Makan dulu Rez." Arez dengan tatapan kosongnya, hanya diam.
Dia duduk bersandar dikepala ranjang, dengan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. "Rez, ini makan." panggil Nanda lagi.
Arez menggeleng pelan. "Gak laper.." bisiknya serak, sakit tenggorokannya.
Nanda menghela napas panjang, baru 2 hari dihukum udah kayak gini, gimana seandainya hukuman Arez lebih dari ini.
Wah, makin gila kayaknya dia.
"Mommy kapan jemput Arez.." bisiknya dengan tatapan kosong menyedihkan.
Nanda menggeleng pelan. "Minggu depan." jawab Nanda tenang.
Jawaban itu kembali membuat Arez menangis. "Hiks..masih lama.." isaknya dan kembali menangis pilu.
Arez menekuk kakinya dan memeluknya erat, menangis lagi disana menumpahkan sesak di dadanya. "Udah deh, mending kamu makan aja, daripada galau terus."
"Hiks..mau Mommy Klara..hiks.."
"Klara lagi cari pacar bar-"
"HUAAAAAAAAAAAAAAAAA."
"Salah ngomong kayaknya.." ya memang salah ngomong ibuknya astaga.
Arez kembali menggila, kali ini rambutnya jadi korban lagi, Arez kembali menjambak rambutnya disertai pukulan kuat dikepala.
"Arez udah!"
"MAU MOMMY!!..hiks..PANGGIL MOMMY AKU MAU MOMMYY!!..hiks..HUAAAAAAAAAA."
Nanda menghela napas panjang, dia berdiri dan berjalan keluar kamar, baru 2 hari loh, belum ada seminggu udah begini aja.
Seperti biasa, Klara juga tau keadaan Arez bagaimana karena dia memantau dari Cctv, tapi dia berusaha abai karena saat ini dia ada di Luar Negeri.
Ada urusan mendadak, menggantikan Michel yang kembali ke Indonesia karena Tirta, jadi Klara harus menggantikannya disana.
"Kasihan sekali baby aku.." gumam Klara, nelpon aja gapapa kali yak.
Klara meraih ponselnya, memilih untuk menelepon Nanda, karena Klara gabisa hubungin Arez, dia lupa belikan Arez hp.
Ini saja Klara neleponnya dari telepon rumah.
Setelah nada dering ke 4, akhirnya diangkat.
"Halo, dengan siapa disana?"
"Bu, ini Klara."
"Oh astaga, ternyata kamu. Kenapa Nak?"
"Berikan pada Arez bu, biar Klara bicara sama dia sebentar."
"Gak papa nih?"
"Gapapa kok Bu."
Nanda mengangguk, dia melangkah menuju kamar Arez, anaknya masih berteriak seperti orang kerasukan reog ponorogo.
"Rez, ini Klara."
Tangisan Arez langsung berhenti, dia menatap Nanda dengan tatapan tak percaya. "Manaaa..hiks..sini Arez mau ngomong...hiks.." Nanda mencibir tanpa suara.
Dia segera memberikan telepon itu pada Arez.
"Hiks..Mommyyyy i am sorryyyyy..hiks..huaaaaaa i miss you Mommyyy..hiks..hug me..hiks..i wanna you to hug me tight..hiks.."
"I am not your Mommy, badboy."
Sudut mata Arez berkedut, dia hampir menangis lagi. "Hiks.."
"Bercanda, berhenti nangis dan makanlah sekarang. Saya tak suka bayi ku kurus."
"Kenapa bahasanya formal lagi..hiks
..lagian mau disuapin Mommy..hiks..""Makan! Saya tak di Indonesia saat ini, Jepang dan Indonesia butuh waktu yang lama."
"Hiks..huhuuu...hiks..Mommyy..hiks.."
"Makan Arez, jangan nangis terus."
"Hiks..Buuu suapin Arez..hiks.."
"Dih dasar!"
Akhirnya mau tak mau Nanda menyuapi anak semata wayangnya ini dengan telepon yang masih tersambung dengan Klara.
"Mommyy..hiks..kangen.."
"Oh saya tidak kangen kamu."
"HUAAAAAAAAAAA JAHAAAT!!"
"Ck, shut up! Sudah saya tak punya waktu lebih lama lagi. Selamat menjalani masa hukuman!"
"JANGAN DIMATI-"
TIT!
Tangan Arez gemetar hebat, dia menatap telepon itu dengan tatapan nanar penuh kepedihan.
"Rez-"
Brugh!
"AREZ!?"
Arez pingsan, kena tekanan batin pula.
®^^®
Bersambung😾
KAMU SEDANG MEMBACA
Klara's Baby [End]
JugendliteraturCoolboy in publick, baby boy in private. Ekonomi keluarga yang mulai melarat membuat Arez mau tak mau harus mencari cara cepat untuk mendapatkan uang, terlebih untuk menebus hutang orang tuanya. Umur yang masih beranjak 17 tahun membuat Arez bingung...