💍KlaRez-11💍

33.6K 3.5K 352
                                    

Jadi gini, karena BIHW udah end, aku kan mau rajin disini, tapi bisa gak kalian kalau komen tuh jangan nunggu sampai 1 harian baru rame:)

I mean, ayolah kenapa kalian gak mau aktif cepet biar aku makin menggila dan boom update, kalian aja kayak lemes banget, gak ada antusiasnya:(

Jadi, mulai besok pagi pas aku bangun, bisa ya chapter ini rame vote dan komennya. Really guys, sisa 2 book lagi loh sebelum genap 60 novel, kalau kalian tetap se pasif ini, aku jadi makin yakin untuk berhenti nulis saat novel genap 60^_^

Yah, semua tergantung kalian, yang baca kalian, kalau kalian saja sudah gak antusias, buat apa aku juga aku semangat sendirian, aku lanjut nulis karena kalian, karena banyak yang suka cerita aku.

Jadi, mohon kerja samanya ya kali ini😊

Tekan vote dan tembus 100 komen tanpa spam Next ya, udah berulang kali aku ingatin soal spam next yang gak ada gunanya sama sekali.

~~~~~

Hari ke 4 masa hukuman, Arez benar-benar mirip orang gila yang ada di RSJ.

Panik Attack yang entah kapan selalu datang menyerangnya, membuat banyak helaian rambut rontok karena dia menjambak rambutnya terus.

Nanda sudah membujuk Klara untuk kembali, tapi Klara saja tak bisa dihubungi sama sekali.

Nanda tak tega melihat keadaan putranya yang mirip orgil itu.

"Hiks.." nangis terus, matanya bahkan udah tenggelam karena nangis yang tak ada berhentinya sama sekali.

Pelukannya pada guling mengerat, dia kesepian..tak boleh keluar rumah, tak bertemu teman-temannya.

Baru segini aja rasanya Arez udah gila dan stress berat, untuk dia gak buat barcode alias sayatan dipergelangan tangannya.

"Mommyyy..hiks..kangen Arez mommyy..hiks.." tangisnya lirih nan pilu.

Dia merindukan Klara, bahkan rasanya dia sudah tak tau ini hari keberapa dia dihukum.

"I am sorryy..hiks..i am bad..hiks..i am sorry mommy..hiks..sorry.." isaknya lirih, suaranya hampir habis karena nangis terus.

Kemarin dia diinfus karena kekurangan banyak cairan, Arez kira Klara akan datang menjenguknya, nyatanya tidak.

Meneleponnya saja tidak.

"Hiks..Buuuuu..hiks..telepon Mommy Klaraaaa..hiks..huaaaaa..hiks..huuuuhuuu.." Nanda yang tadinya sedang memungut cucian kotor sontak berhenti.

"Gak bisa, Klara gak bisa dihubungi."

Jawaban itu membuat tangisan Arez semakin panjang durasinya, mirip iklan tengah malam yang gak ada habisnya.

"Mommyyyyyyy..hiks..i miss youuuu huaaaaaaaaaaa.."

Nanda menggeleng pelan, dulu saja Arez sok gamau sama Klara, sekarang begitu bertemu lagi dengan ingatan yang gak Arez punya tentang Klara dulu, Arez begitu bulol.

Heum, kasihan sekali. Mana masih mudah.

"Ah elah, anak gue itu bego." racau Nanda sembari mengelus dadanya pelan, ngadi-ngadi nih otaknya.

Klara's Baby [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang