💍KlaRez-2💍

52.8K 4.6K 188
                                    

Tekan vote dan tembuskan 100 komen🖐💍

~~~~~

"River!"

Cowok yang dipanggil River itu menoleh. "Apaan?" ketusnya tak suka.

Arez, Java dan Minjun mendelik pada sahabat bulol mereka itu, mukanya asam banget keliatannya, pasti lagi berantem sama Embun pagi yant indah.

"Berantem lo sama Embun?" tanya Arez.

River mengangguk pelan, tatapan matanya menyendu. "Jangan nangis lo, lakik dong masa nangis mulu." ejek Java.

"Sialan!"

"Hehh gaboleh ngumpat, nanti kami aduin Embun pagi yang indah." ancam Minjun, River mah bodo amat.

Ke 3 nya berjalan menuju kantin, jam istirahat kedua emang biasanya mereka habiskan di kantin.

Kalau istirahat pertama, mereka mencar gitu cari kesibukan lain.

"Kata Arez, semalam lo pake daster ya Jav?" Java langsung menatap Arez tajam, kayak mau ngerobek muka Arez dianya.

Arez hanya mengabaikan tatapan Java, dia masih tak percaya jika label baby boy ada pada dirinya saat ini.

Arez tak mengatakan pada orang tuanya perihal pekerjaanya, Arez hanya mengatakan jika dia akan nge kost di dekat tempat kerja nya.

"Makan lah cepetan, laper banget gue gila."

"Lo mah makan mulu, ingat berat badan lo udah 75." cibir Arez pada Minjun.

Minjun mendelik tak terima. "Kata Revina, badan gue montok!" kesalnya.

"Dih, gendut dibilang montok."

"Iri bilang, badan lo kurus kek lidi yang sekali tekuk patah!"

"Daripada lo! Gendut kayak babi!"

"GUE GAK GENDUT YA AREZ!"

"LO GENDUT MINJUN!"

"ANJING LO!"

BUAGH!

Arez tersungkur mendapat bogem mentah dari cowok montok di depannya. "Anjing, sabar Minjun! Gila ni orang pms kayaknya!" seru River kaget.

Napas Minjun memburu, dia menunjuk ke wajah Arez. "Gue sumpahin nanti lo lebih gendut daripada gue!" kutuknya keras.

Arez memegang dadanya. "Ibunda, jangan kutuk malin kundang." mohonnya.

Seketika tawa Java dan River pecah, beginilah mereka jika perkelahian hampir terjadi, pasti salah satu diantara mereka akan melawak walau garing.

Minjun melengos malas, dia ngambek.

Bertepatan dengan munculnya Embun dan Revina dari arah ruang kepala sekolah.

Senyum Minjun langsung merekah.

"REVINA! MASA KATA AREZ AKU GENDUUUT." jeritnya mengadu.

"Dih, cepu banget." cibir Arez.

Revina memeluk Minjun erat, tangannya sedikit nakal turun ke pantat montok Minjun. "Emang gend-"

"ENGGAK!"

"Iya enggak kok, kamu montok sayang."

Minjun tersenyum penuh kemenangan, dia menoleh kearah Arez dan menatapnya remeh. "Kata Revina gue montok!" ejeknya.

"Bego, montok itu bahasa halus dari gendut!"

"Ih, ndak percaya tuh. Vina aku gak gendut kan?"

Revina malah asik mendangi paha Minjun yang lumayan montok. "Iih, Vina!"

"Eh? Iya bener kamu gendut."

Raut wajah Minjun makin kesal, air mata siap tumpah kapan saja.

"Gak gitu-"

"HUAAAAAAAAAAA AKU GAK GENDUUUT HUAAAAAA." Minjun lari meninggalkan mereka ber lima.

Dengan secepat kilat Revina menyusul kekasihnya sementara River dan Embun hanya curi-curi pandang.

Tak lama Embun pergi tanpa mengatakan apapun.

"Btw, tahun depan kita kelas 3 kan?"

Mereka masih berusia 17 tahun dan duduk dibangku kelas 2 SMA.

Java mengangguk pelan. "Java nih, ciri-ciri orang yang begitu tamat langsung nikah." ceplos Arez tanpa rasa bersalah.

BUAGH!

Good, dia dapet pukulan baru.

®^^®

Bersambung😾

Klara's Baby [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang