Happy Reading.
Gak ada chapter bonus🖐 males karena kalian susah banget untuk disuruh vote apalagi komen, komen ramai hanya karena beberapa orang yang niat komen agar cerita ini rajin up.
Kebanyakan CUMA TAU BACA DOANG. Masih mending baca tapi vote, ini banyak loh yang baca tapi gak vote, apalagi komen, meh mana ada.
~~~~~
Hari ini Klara dan Arez mendatangi toko emas, mereka harus membeli cincin pernikahan nantinya, dan kali ini Arez mengikuti apapun keinginan Klara.
"Mau yang mana sayang?" tanya Arez sembari mengelus rambut Klara pelan, Klara sendiri asik memilih cincin yang sekiranya bagus.
Klara masih PMS, dia masih mendiamkan Arez dan berbicara hanya sekedarnya saja.
"Mbak, coba ambil yang ini." pinta Klara pada salah satu anggota di toko Emas itu.
Dengan sigap mbak-mbak berkerudung hitam itu mengambil cincin yang ditunjuk Klara. "Ini bagus Rez, ini aja deh mbak. Saya mau ini diukir nama Arez dan Klara ya, nama Arez di cincin perempuan sementara Klara di cincin laki-laki."
Mbak-mbak tadi mengangguk, sementara Arez sibuk menciumi pelipis Klara.
Tinggi mereka sudah beda, Arez 180 cm sementara Klara masih 175cm. Mudah bagi Arez untuk peluk dan cium dahi Klara hehe.
"Udah kan? Kapan bisa diambil mbak?" tanya Arez.
"2 hari lagi Mas."
"Oke, ini dp nya ya mbak." Arez mengeluarkan 1 dari 10 kartu didompetnya, lalu memberikannya pada mbak itu.
Selesai dengan cincin, kini mereka pergi ke tempat lain. "Mau kemana lagi?" tanya Arez.
Klara diam, dia memikirkan banyak hal. Baju pengantin dan baju untuk keluarga juga sudah selesai, WO juga sudah dihubungi.
Pesta dilakukan di gedung milik keluarga Klara, nampaknya sudah selesai semua.
"Pulang aja." cetus Klara sembari masuk ke dalam mobil duluan.
Meninggalkan Arez yang menghela napas lesu, Klara masih marah padanya ternyata.
"Klara bener-bener badmood sama lo Rez.." gumamnya sedih.
Bibir melengkung kebawah, sedih sekali karena dia gabisa manja-manjaan sama Klara, Klara nya masih marah sama dia.
....
Klara langsung masuk ke ruang kerjanya begitu sampai di rumah, meninggalkan Arez yang lemas banget karena Klara hanya diam padanya.
Tanpa sadar, air mata menggenang dipelupuk mata Arez, napasnya memberat ditambah kerongkongan yang terasa sakit.
"Hiks..Mommy..hiks..JANGAN CUEKIN AREZ LAGIIII HUAAAAAA MOMMYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY."
Klara terkejut, dia turun lagi lantai 1 guna menemui Arez yang sudah nangis kejer gak karuan disana. Dia membanting dirinya ke lantai dengan kaki yang menendang angin.
"Arez kenapa!?" serunya panik.
Arez membanting tubuhnya dan meringkuk dalam.
"Hiks..DONT CALL ME AREZ!! I DONT LIKE THAT!..hiks..HUAAAAAA DONT CALL ME AREEEEZZ I HATE THAAAAAT..hiks.." raungnya tak karuan.
Klara bingung harus apa, dipanggil bayi dugong gak suka, dipanggil nama dia marah, terus maunya apa.
"Jadi mau dipanggil apa?" tanya Klara bingung.
Arez gak jawab, dia masih meringkuk menangisi nasibnya, malang sekali rasanya jadi dirinya ini.
"Huuhuu...hiks..huhuuuu..hiks.."
Klara menggaruk pelan rambutnya yang tak gatal, dia pergi meninggalkan Arez sendirian di ruang tv, kerjaan Klara masih banyak.
Arez yang tak mendengar suara Klara sontak berbalik, tangisannya kembali pecah saat sadar bahwa Klara pergi ninggalin dia disini.
"MOMMYYYY YOU ARE A BAD WOMAN HUAAAAAAAAAAA..hiks..I HATE YOU SO MUCH!! HUAAAAAAAAAAAAA."
Klara mengabaikan tangisan Arez, nanti juga dia diam sendiri, biarkan sajalah.
®^^®
Bersambung😾
KAMU SEDANG MEMBACA
Klara's Baby [End]
أدب المراهقينCoolboy in publick, baby boy in private. Ekonomi keluarga yang mulai melarat membuat Arez mau tak mau harus mencari cara cepat untuk mendapatkan uang, terlebih untuk menebus hutang orang tuanya. Umur yang masih beranjak 17 tahun membuat Arez bingung...