💍Klarez-Exchap 3💍

20.8K 1.7K 190
                                    

Tekan vote dan mariii tembuskan 100 komen ayeeeyyy⛲

~~~~~~

Seperti biasa dipagi hari, Klara sibuk memasakan sarapan untuk suami dan anaknya, Arez masih tidur nanti aja Klara bangunkan.

Terdengar langkah kaki dari arah tangga lantai 2, Klara sempat mendengar suara gedebuk sebentar.

"Pasti bentar lagi Klarez nangis." gumam Klara.

Benar saja. "HUAAAAAAA MAMIIII KLA DATUUHH HUAAAAAA." Klara langsung mematikan kompor dan berlari cepat menuju lantai 2.

Kebiasaan, bangun tidur suka banget jatuh. "Sini nak." Klares langsung bangun dan memeluk Klara erat.

Klara dengan sigap menggendong bocah 5 tahun itu. "Makannya, jalan yang bener." tegur Klara.

Klarez mengangguk patuh, dia sudah mandi loh, dia hanya pakai singlet dan celana pendek diatas lutut.

Jadwalnya setelah sarapan adalah main ke rumah Ila, wajah Klarez sudah penuh dengan bedak, harum minyak telon dan minyak kayu putih tercium sekali.

"Wangi banget sih anak mami."

"Hehe, kan mau dumpa tama Ila, halus wangi dong, ntal Ila nda cuka cama Klales hehehe."

Klara hanya mampu tertawa pelan saja, dia mendudukan putranya itu dikursi perlahan. "Mam, Kla mau nanyak."

"Tanya apa nak?"

"Cemayam dempa ya? Kok kacul kita doyang-doyang cih, mana belicik cuala aduh-aduh ditu."

Klara berhenti melangkah, dia berbalik menatap Klarez yang juga menatapnya polos, dalam hari merutuki Arez yang kalau main suka desah kuat-kuat.

"Iya nak, semalam gempa kayaknya. Mami juga kurang tau, kan semalam mami bobok." jawab Klara lembut.

Padahal dalam hati sudah menyumpahi bayi dugongnya itu, lain kali Klara harus menyumpal mulut Arez pakai sesuatu.

Setelah pertanyaan menegangkan dari Klarez, kini Klara melanjutkan acara memasaknya.

Selesai sarapan, Arez berangkat kerja dan Klarez bertamu ke rumah Ila.

Klara sendiri mengurus perusahaan dari rumah, dari laptopnya.

"Ilaaaaaaa, ceyamat padiiiii." sapa Klarez semangat begitu melihat Ila sedang rumah-rumahan sama Lilo.

Lilo begitu melihat kedatangan Klarez langsung badmood, biasanya kalau Klarez datang nanti perhatian adek nya bakalan beralih.

"Padi abang ndemes." sapa Ila lembut, bagus nih mood Ila pagi ini.

"Abang itutan dong, mau main duda."

Klarez duduk disebelah kanan Ila, sementara Lilo duduk dikiri, Ila ditengah.

"Yaudah, abang ndemes dadi tetanda tami ya."

"Telus Lilo?"

"Abang Lilo, dadi tuami Ila."

Klarez langsung memberontak. "DABOYEH DITU DONG! YAN DADI CUAMI ILA ITU KLALES!!" jeritnya tak terima.

Lilo mendelik, dia berdiri dan langsung mendorong Klarez. "AKU YAN JADI CUAMI ILA!!" balasnya keras.

Klarez gamau terima, dia menerjang Lilo dan akhirnya peperangan kembali terjadi.

"AKU CUAMI ILAAAA!!"

"NDAK! AKUUU!!"

Ila mah santai. "Ila, ladi apa?" Ila menoleh begitu mendengar suara Deva, tetangga kanan mereka.

"Ladi main Deva, Deva mau itut?"

"Mau dong, Deva dadi apa nih?"

"Dadi cuami na Ila aja yuk Dev."

Deva mengangguk senang, sementara Lilo dan Klarez makin tak terima, apa yang terjadi?

Deva kena keroyok.

....

"Huaaaaa mami maapin Klalez mamiiii..hiks..cakit tuping Klaleeeeez huaaaaa papi tolongin Klalez papiii huaaaa."

Arez menatap Klarez puas, syukurin kena jewer Klara, siapa suruh nakal.

Btw jam makan siang Arez selalu pulang ke rumah.

Klara menarik Klarez masuk ke kamar, guna menghukum Klarez karena berani ngeroyok Deva sampai anak itu masuk rumah sakit.

Lilo juga kena hukum kok, dia dikurung dikamarnya juga.

"Mamii maapin Klalez mamiii huaaaaaa."

Klara diam. "Mami gak pernah ajarin Klarez jadi orang yang ringan tangan, jangan jadi kayak papi, kalau marah Mami kena jambak terus."

Arez tersedak ludahnya sendiri setelah mendengar sindiran Klara.

"Siang ini, tidurnya gak mami puk-puk, terus juga gak mami peluk, tidur siangnya sendirian karena tadi Klarez udah buat salah."

Klarez menunduk. "Hiks..iya maapin Klalez mami..hiks.."

"Sekarang, Klarez ke kamar mandi, sikat gigi, cuci muka lalu ambil wudhu lalu tidur siang."

"Hiks..iya mami.."

Klara menutup pintu kamar Klarez perlahan, lalu menatap Arez yang terdiam.

"Apa!?" sewot Klara.

Arez tersentak kaget, lah dia kena marah juga?

"G-gapapa sayang."

Klara menarik Arez masuk ke kamar mereka, lalu dia mendorong tubuh Arez sampai jatuh ke kasur.

"Aduh, kamu kenapa sih!?"

Klara abai, dia mengambil sesuatu dari laci nakas, tatapan mata Arez langsung takut. "Sayang? Kok pakai itu?" Klara mendelik tajam.

"Diam, kamu kalau lagi main desahnya ngeri banget, harus disumpel!"

"Tapi gak gitu juga-"

"Ngelawan!?"

"Enggak, ampun nyai ampun."

Klara memasangkan dasi hitam ke mata Arez, lalu memasukan sebuah bola berukuran tak terlalu besar ke mulut Arez.

Dan setelah ini, permainan mereka gak akan mengusik Klarez lagi.

®^^®

Bersambung😾

Klara's Baby [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang