KlaRez sepi🖐 tapi ya ini kudu di end kan terus tapi gak ada bonus chapter❤
Tekan vote dan tembuskan 70 komen cepat! Mau end besok ni.
~~~~~~~
Arez membanting tas kuliahnya ke lantai begitu pulang dari Cafe, dia mencari keberadaan Ibunya yang entah dimana.
Pasti ibu nya tau sesuatu tentang Klara tapi tak mau mengatakan apapun padanya.
"IBU!!" Jeritnya kesal.
Nanda yang tadinya sedang sibuk makan malam sontak kaget, dia menatap Arez yang jalannya dihentak-hentak begitu.
"Apasih!? Gak sopan banget."
Arez menghentakan kakinya kesal, lalu menangis kuat tak tertahankan lagi.
"IBU JAHAT! IBU JAHAT! IBU JAHAT!..hiks..HUAAAAAAAA KENAPA IBU GAK BILANG KALAU KAK KLARA DI PELET SAMA EIDEN BANGSAT SAMPE MEREKA TUNANGAN!?..hiks..HUAAAAAA KLARA NYA AREZ DIAMBIIILLLL AAAAAAAAAAAAAAAAAA!"
Tangisan itu menyakitkan telinga Nanda, dia menatap aneh putra tunggalnya itu.
"Ibu kasih tau juga, kamu gak ingat." celetuknya santai.
Arez makin kejer nangisnya.
"AYAH MANA AYAH!?..hiks..AAAAAAAAAAAAAAAA AYAAAAAAAAAAAH..hiks..AREZ MAU KERJA JADI OB DI KANTOR KAK KLARAAAAAAAAA!"
"Tuhan...dulu hamba ngidam apa sampai anak hamba se toak ini.."
Piter yang baru selesai mandiin motor kesayangannya masuk ke dalam. "Apa sih? Berisik banget." cetus Piter heran.
"Anak kamu mau jadi Ob katanya."
"Oh, dimana?"
"Di kantor Klara, dia mau dapetin Klara lagi."
Piter mangut-mangut pelan. "Ngokey, gampang itu mah. Besok kamu ke kantor Klara yang baru, langsung masuk aja. Nanti ayah bicara sama orang tua Klara."
Arez menghentikan tangisannya seketika, dia menyeka air matanya lalu berdiri. "Oke, makasih Ayah. Arez mau perawatan dulu bisa Kak Klara cepetan ingat sama Arez." ceplosnya sembari berlari ke arah kamarnya.
Piter dan Nanda hanya mampu menggeleng pelan, aneh sekali anak mereka itu.
Entah kesambet setan dari pohon mana, biasanya Arez itu kalem, stay cool, pendiam kayak patung, jarang ngomong.
Eh setelah ingatannya balik, sifat bayi dugongnya ikutan balik lagi aigu.
...
Klara menatap aneh sosok laki-laki yang semalam sudah buat kerusuhan di Cafe, Klara baru tau kalau lelaki itu seorang Ob.
Pagi-pagi sekali Ob itu sudah ada di ruangannya dengan susu teh hangat kesukaan Klara.
"Saya baru tau kamu Ob." cetus Klara seraya meminum susu teh itu tenang.
Arez melebarkan senyum manisnya yang sudah lama tidak dia keluarkan, sesaat Klara terpaku bersamaan dengan susu teh itu yang sudah dia minum setengah.
Desiran aneh Klara rasakan, dia meletakan cangkir itu ke meja dan memegang dadanya pelan.
Kenapa jantungnya berdegup cepat seperti ini. "Nyonya butuh sesuatu lagi?" tanya Arez sopan.
Masih dengan senyum yang terulas diwajahnya. Rencana Arez adalah, dia bekerja di kantor Klara sebagai Ob agar Arez bisa memasukan air yang ibu Eiden berikan.
Dan juga Klara bisa minum sambil memandang wajahnya.
Klara meringis pelan, kepalanya terasa sakit.
Seolah ada sesuatu yang menghantam isi kepalanya, seakan ada 2 sisi saling berbenturan.
"Tuan..Arez? Benar nama mu bukan?" tanya Klara pelan.
Arez mengangguk semangat, Klara mendongak pelan. Tatapan matanya kini nampak sedikit lebih hidup, tak seperti biasanya.
Senyum manis Klara berikan.
"Saya suka susu teh buatan kamu, besok buatkan lagi." puji nya lembut.
Senyum Arez semakin lebar, dia mengangguk riang seketika. "Terima kasih Nyonya." ujar Arez riang.
Klara terkekeh pelan, entah kenapa..dia merindukan suasana seperti ini.
Dan untuk kejadian semalam, Klara lupa apa yang Arez katakan, karena..sepulang mereka dari Cafe.
Eiden langsung memberikannya 1 botol minuman yang biasa Klara minum.
Tatapan Klara tertuju pada pipi Arez, entah perasaan darimana kini Klara merasa ingin mengigit pipi chubby lelaki itu.
Tapi..ah tidak. Dia sudah gila.
®^^©
Bersambung😾
Kalau udah penuh 70 komen tanpa spam next dan sejenisnya, kalian chat atau dm aku ya🖐
Biar aku langsung gerjeb update lagi hehe. Dm aja ig aku, kan udah dibuat dibio namanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Klara's Baby [End]
Teen FictionCoolboy in publick, baby boy in private. Ekonomi keluarga yang mulai melarat membuat Arez mau tak mau harus mencari cara cepat untuk mendapatkan uang, terlebih untuk menebus hutang orang tuanya. Umur yang masih beranjak 17 tahun membuat Arez bingung...