💍KlaRez-18💍

23.2K 2.6K 237
                                    

Tekan vote dan tembuskan 100 komen🖐

~~~~~~

Java memandang penuh kasihan pada Arez, 2 hari 2 malam Arez tak tidur karena mencari bukti yang syukurnya sudah dapatkan.

Arez meminta pada Java, untuk membantunya menyelidiki Cctv di klub malam itu, tentu saja dengan bantuan kekasih Java.

"Rez, tidur aja dulu, badan lo panas banget." tegur Java saat melihat Arez sibuk mengetikan sesuatu di laptopnya.

Java menginap di rumah Arez guna menyelesaikan permasalahan ini, baru 2 hari loh Arez gak bersama Klara, tapi berat badannya langsung turun drastis.

Karena apa? Stress dan dia gak makan apapun selama 2 hari ini.

Dari 80 kg, berat badan Arez turun jadi 69 kg, sangat drastis, pengaruh stress membuat beratnya tak mau lagi bertahan ditubuh Arez.

"Gue harus ketemu kak Klara, gue harus ngasih bukti ini sama dia." Arez hendak berdiri setelah apa yang dia kerjakan di laptop selesai.

Flashdisck ada ditangannya saat ini, tapi baru saja Arez hendak bangun, dia terhuyung pelan karena rasa pusing yang mendera kepalanya.

Dia menunduk pelan, merasakan ada sesuatu turun dari hidungnya. "REZ LO MIMISAN!" jerit Java panik.

Arez menggeleng, dia menyeka darah itu kasar lalu berjalan cepat menuju pintu, tapi saat baru saja dia mencapai pintu.

Brugh!

Dia sudah pingsan dengan darah yang mengalir semakin deras. "ALLAHU AKBAR, AREZ!!" napas Arez melemah, rasanya sesak sekali dadanya.

Yang ada dipikirannya saat ini adalah, bagaimana caranya dia memberikan flashdisck ini agar sampai ke tangan Klara.

Klara harus tau, kalau semua ini adalah rencana Micel, karena Arez menghajar Tirta sampai dia masuk rumah sakit.

Klara tau kok, Klara tau kalau Micel yang merencanakan semua ini, Tirta yang mengadukannya dan Klara juga sudah membuat perhitungan pada Micel.

Sudut bibir yang pecah, memar dipipi dan pelipis menjadi bukti jika Klara sudah berhasil menghajar Micel habis-habisan.

"Nampaknya cukup ya sayang, kamu udah nunjukin bukti kalau kamu serius sama aku." gumam Klara sembari bertopang dagu melihat rekaman cctv dimana Arez tengah dilarikan ke rumah sakit.

Senyum tipis terulas diwajahnya, dia memandang cincin yang dia siapkan untuk melamar Arez.

Klara gamau menunggu terlalu lama, orang tuanya juga sudah setuju kembali, Klara berhasil meyakinkan orang tuanya.

"Aw! Eiden pelan-pelan." Eiden terkekeh pelan, dia tengah mengompres pipi Klara.

Saat ini mereka masih di kantor, Klara sengaja meminta Eiden ke ruangannya guna mengobatinya.

"Maaf kak, lagian kakak kenapa sampai berkelahi sih?"

"Bukan urusan kamu."

"Iih, jutek banget." Eiden menekan bagian memar Klara.

"AW SAKIT! KURANG AJAR KAMU YA!"

"Hehe, bercanda kakak cantik."

Klara mendengus pelan, sementara Eiden ingin sekali memeluk Klara dan berpangku dipahanya, tapi Eiden sadar diri posisinya itu apa.

Tatapan mata yang terlihat sendu nampak dimata Eiden, helaan napas kembali dia berikan.

"Kak.."

"Hm?"

"Kalau suatu hari kakak dan Arez tidak berjodoh..saya boleh jadi pengganti Arez?" lirih Eiden serius, matanya menatap tepat dikedua bola mata Klara.

Klara sendiri diam, dia tak tau jawabannya karena Klara tak pernah membayangkan jika Arez tak jadi miliknya.

Tapi semua ini masih rahasia alam, apa saja bisa terjadi.

"Tentu, kenapa tidak?" jawaban itu meluncur begitu saja.

Eiden mengembangkan senyum manis diwajahnya, setidaknya walau dia menjadi pengganti, Eiden tetap bisa menjadi milik Klara.

"Terima kasih Kak."

Klara berpikir, untuka apa dia berterima kasih untuk hal yang tak pasti?

....

Tipes Arez kambuh, dia harus diopname karena tipes dan asam lanbungnya kumat.

Hello, 2 hari gak makan dan gak tidur, untuk gak mati Arez.

Arez tertidur lelap setelah diinfus dan minum obat, Klara datang tentu saja, dia harus menjenguk bayi kesayangannya.

"Gak bawa buah tangan Ra?" tanya Nanda begitu Klara masuk.

Klara menunjuk ke belakang, 2 bodyguard masuk dengan puluhan bingkisan ditangan mereka.

"Sip! Kamu lolos jadi calon mantu Tante."

"Hehe, Alhamdullillah kalau gitu. Btw Om mana Tante? Kok gak kelihatan?"

Nanda mengibas pelan. "Dia sibuk cari cuan, biar aja, yang penting rekening saya penuh terus sama uang."

Klara terkekeh pelan, camer nya kok kayak gini amat ya.

®^^®

Bersambung😾

Klara's Baby [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang