Tekan vote dan tembuskan 70 komen ya semuaaa❤
~~~~~
"BAYI DUGONGKU SAYANG!? KAMU DIMANA BAYI DUGONGKU SAYAAAAAAANG." Klara panik, pagi hari saat dia bangun bayi dugong tersayangnya tak ada dikasur.
Klara langsung turun dari kasur dan berlari keluar kamar, dia kan takut Arez entah pergi kemana tanpa pamit padanya.
"BAYI DUGONGKUUUU." teriaknya lagi.
Arez yang tadinya sedang menjemur pakaian di rooftop langsung turun dengan cepat. "Apaan sih teriak-teriak." gumam Arez heran.
Dia sampai di lantai 2, melihat Klara yang sudah kelimpungan mencari keberadaan Arez.
"Ada apaan sayang? Kenapa sih?" tanya nya langsung begitu sampai.
Klara menoleh cepat, dia berlari kearah Arez dan langsung memeluknya erat. "Ya Allah bayi dugongku, aku kirain kamu pergi kemana." bisik Klara panik.
Arez mendelik tak terima dikatai bayi dugong, walau dia tau kalau dia kini sudah gendut, tapi kan dia gendut demi Klara.
Biar pas malam tidur enak dipeluk.
"Udalah, ayo sarapan. Aku udah masakin nasi goreng kampung buat mommy."
"Aw, bayi dugongku rajin banget."
"Stop panggil aku bayi dugong!"
Klara terdiam, padahal itu panggilan sayang Klara untuk Arez, tatapan matanya menyendu disertai senyum getirnya.
"Maaf..aku gatau kalau kamu gak suka dipanggil kayak gitu, padahal itu panggilan sayang dari aku tapi gapapa, maaf ya Arez maaf.."
Arez terhenyak sejenak, terlebih melihat senyum Klara yang dipaksakan sekali. "Mom-"
"Gak usah dibahas, ayo sarapan." Klara berjalan mendahului Arez, meninggalkan Arez yang termenung ditempatnya.
Arez egois, padahal selama ini Klara selalu menuruti keinginannya, mengalah demi dirinya, tapi kenapa Arez harus marah hanya karena 1 panggilan sayang dari Klara.
"Mom gak gitu, Mommy gak papa panggil aku bayi dugong kok, gak papa Mom." ujar Arez berusaha membujuk dan menaikan mood Klara lagi.
Tapi Klara hanya tersenyum tam sampai mata dan menggeleng.
"Aku gamau kamu marah, lebih baik panggilan itu gak usah aku pakai lagi, maafin aku ya." lirih Klara pelan.
Dia fokus pada sarapannya, tak perduli pada Arez yang udah ketar ketir karena mood Klara hancur pagi ini.
Dan semua itu karena dirinya.
"B-bayi dugong gak masalah kok mom, gak papa dipanggil kayak gitu, serius deh." bujuknya lagi.
Klara menggeleng tanpa jawaban, membuat Arez semakin lemas dan kalut dibuatnya, kalau udah gini pasti Klara akan diam seharian.
Karena moodnya hancur, ditambah dia memasuki tanggal dimana dia PMS, itu mengerikan bagi Arez.
Klara pms gak marah-marah, tapi dia jadi sensitive, mudah meras bersalah, mudah sedih, mudah murung, dan mudah menangis.
Ini yang membuat Arez selalu was-was ditanggal haidnya Klara.
"M-mau aku buatin sesuatu?" tanya Arez gugup.
Klara menggeleng, masih diam bahkan sampai nasi gorengnya habis, Klara bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ruang kerjanya.
Arez menatap Klara yang nampak murung sekali, sial ini semua gara-gara mulut Arez!
"Mampus lo Rez.." gumamnya panik.
...
Dari pagi sampai malam dini hari, Klara gak keluar ruang kerja sama sekali, bahkan saat Arez mengantarkan makan siang untuk Klara, gadis itu tak membukakan pintu.
Dia meminta pada Arez untuk meletakan makanan itu dipintu kamar.
Arez sendiri udah nangis terus, overthingking memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini.
"Hiks..Arez lo emang gabisa baca situasi..hiks..mampus lo gak dapat panggilan kesayangan lagi lo..hiks.."
Cklek.
"Loh? Arez kok belum tidur?"
Arez mendongak menatap Klara yang baru masuk ke kamar mereka, Arez semakin histeris.
"Huaaaaa mommyy hug me-hug me mommyyy..hiks..i am sowwyyyyy huaaaaaa."
Klara bingung, ada apa lagi calon suaminya ini. Tapi tak elak Klara tetap memeluk Arez erat.
Yang pms kan Klara, kenapa yang nangis Arez sih? Aneh banget kesayangannya ini.
Klara tak mau bertanya, palingan karena masalah bayi dugong tadi pagi, Klara mendengar jeritan kesal Arez seharian ini.
Dia menjeritkan kata bayi dugong itu panggilan yang bagus! Terus seperti itu sampai Klara takut untuk keluar kamar.
Takut Arez menggila tepatnya.
®^^®
Bersambung😾
KAMU SEDANG MEMBACA
Klara's Baby [End]
Dla nastolatkówCoolboy in publick, baby boy in private. Ekonomi keluarga yang mulai melarat membuat Arez mau tak mau harus mencari cara cepat untuk mendapatkan uang, terlebih untuk menebus hutang orang tuanya. Umur yang masih beranjak 17 tahun membuat Arez bingung...