💍KlaRez-28💍

16.6K 1.9K 187
                                    

Kalian pikir aku gak bakal unpub kalau vote jimplang? Yeu jangan mancing emosi ya, mikir aja yang baca 11 yg paham untuk neken vote cuma 2 orang, walah hahahahahhahaa.

Aku lagi sensitif, maaf-maaf kalau nyebelin suka unpub-unpub ya.

Tekan vote dan tembuskan 70 komen🖐

~~~~~

"Gue mau bundir aja lah."

Perkataan Arez membuat ke 3 temannya kaget, saat ini mereka ada di kantin Sekolah, 1 minggu setelah Arez keluar dari Rumah Sakit.

Begitu juga dengan yang lainnya, tapi hanya Embun saja yang belum masuk sekolah. Kakinya masih dalam pemulihan.

"Istighfar Arez!" seru Minjun seraya menggeplak kepala belakang Arez.

"Ck, gue pengen ketemu perempuan itu lagi.." keluhnya sedih kemudian menumpukan wajahnya dilipatan tangan.

Baik Java, Minjun dan River saling pandang, seolah memberi pesan tersirat.

"Yaudah, lo temuin aja lah." celetuk Java.

"Enak banget bibir lo ngomong, gue aja gatau alamatnya dimana."

"Makannya, jangan amnesia."

"Bacot!"

Arez galau, dia merasa sangat merindukan perempuan bernama Klara itu, dia sangat ingin bertemu perempuan itu.

Tapi apa alasannya? Dia bahkan gak kenal dan gak ingat siapa perempuan itu dihidupnya.

"Udah lah. Nanti gue tanyain Kak Bebi." ceplos Java.

"Tapi, Kak Bebi kan juga lupa." sahut Minjun.

Perkataan Minjun membuat Java terdiam, dia kembali lupa kalau Bebi itu amnesia.

Dan tak ada perkembangan yang sesuai dalam hubungan mereka. Bebi seolah menarik garis pembatas antara Java dan dirinya.

Seperti Java dulu, yang selalu menarik garis saat bertemu Bebi.

Karma yang menyakitkan bagi Java saat ini.

River yang tadinya sedang asik makan bekal kiriman Embun terdiam, dia langsung meorogoh ponselnya yang tadi bergetar.

Ternyata itu dari kantor polisi dimana Bundanya ditahan.

"Halo, selamat siang Pak."

"Selamat siang, Dek River. Kami ingin melaporkan bahwa ibu anda melarikan diri dari sel tahanan. Dimohonkan untuk berjaga-jaga agar anda tidak bertemu dengannya."

River menegang, tiba-tiba perasaannya menjadi tak enak, dia meneguk ludahnya kasar.

"B-baik, terima kasih atas laporannya Pak."

River mematikan sambungan tersebut, wajahnya pucat pasi, ditambah keringat dingin yang mengalir dipelipisnya.

"Kenapa Riv?" tanya Minjun khawatir.

River menunduk perlahan. "Bunda gue kabur dari penjara." lirihan itu menyentak kesadaran ke 3 teman River.

Mereka shock, jika bunda River kabur, pasti yang dijadiin target balas dendam adalah Embun.

Tapi semoga saja itu tak terjadi, semoga Bundanya tobat dan hanya ingin melarikan diri.

Bukan menargetkan siapapun.

"Udah, berdoa aja semoga bunda lo gak aneh-aneh." tegur Java.

River mengangguk. Ya semoga saja seperti itu.

....

Klara mendongak begitu Eiden masuk ke kamarnya dan meletakan obat di nakas, Eiden masih bekerja di apartemennya.

"Makasih." gumam Klara, dia sibuk mengerjakan pekerjaannya di laptop.

Besok Klara baru bisa masuk ke kantor lagi, beberapa hari ini Klara harus bed rest total.

Eiden mengangguk, dia memasukan sesuatu ke dalan gelas berisi air hangat untuk Klara, sesuatu yang akan membuat Klara menjadi miliknya.

"Minum dulu kak."

Klara menerima gelas itu perlahan, lalu meminumnya dalam sekali teguk.

"Ini obatnya, pelan-pelan." Klara mengangguk, dia menelan 2 pil obat itu dengan mudahnya.

Tatapan matanya sempat kosong dalam beberapa detik, kemudian dia mendongak menatap Eiden dengan tatapan berbinar.

"Eiden, duduk disini." pinta Klara sembari menarik Eiden agar duduk dipahanya.

Edien tersenyum tipis, dia duduk dipaha Klara dan memeluk lehernya erat, menyandarkan kepalanya disana.

"Eumh..hangatnya.." gumam Eiden.

"Eiden, kamu manis sekali." puji Klara.

Eiden terkekeh pelan, dia menciumi pipi Klara berulang kali. "Kak, ingat siapa itu Arez?" tanya Eiden.

Klara diam, kemudian matanya terpejam perlahan dan dia tertidur.

Eiden segera turun dari pangkuan Klara lalu menidurkannga di kasur, Eiden mengecup kening Klara lembut.

"Tenang kak, efeknya bakalan permanen kalau aku memberikan minuman itu terus padamu..sampai kamu melupakan siapa itu Arez." bisiknya licik.

Eiden ini, asalnya dari kampung kan? Ilmu guna-guna, dan segala macam hal ghaib masih kental disana, Eiden meminta bantuan neneknya yang ada di kampung.

Untuk membuatkan sesuatu yang bisa membuat Klara melupakan Arez dan jatuh cinta pada Eiden.

Walau efeknya hanya beberapa detik karena Eiden memberikan bubuk itu tak banyak, namun lama kelamaan akan semakin kuat.

Dan setelahnya, Klara akan menjadi miliknya seutuhnya.

®^^®

Bersambung😾

Btw ini bukan pelet.

Klara's Baby [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang