Tekan vote dan tembuskan 100 komen🖐
~~~~~~
Eiden masuk dengan tergesa ke dalam kamar inap Klara, dia mendapat kabar kalau Klara pingsan dan masuk ke rumah sakit.
"Kak, kamu baik-baik saja!?" serunya panik, dia berlari mendekati Klara yang saat itu tengah duduk diranjang dengan laptop dipangkuannya.
Klara menoleh, tatapan matanya datar sekali. "Ya." jawabnya dingin.
Eiden mulai berpikiran buruk "Kak, minum du-"
"Eiden."
"Ya? Ada apa Kak?"
Klara menatap Eiden lekat, dia menyayangkan tindakan Eiden yang menggunakan pelet sejenis semar mesem padanya.
Padahal Klara tak pernah beranggapan buruk seperti itu, Klara pikir Eiden ini anak baik nyatanya tidak.
"Kenapa kamu kasih aku minum itu? Kenapa kamu hapus Arez dari ingatan aku, kenapa kamu manipulasi ingatan aku Eiden kenapa!? AKU ADA SALAH APA SAMA KAMU HAH!?"
Brak!
Klara melempar laptop itu dengan kasar ke lantai, dia turun dari ranjang dan mencabut infusnya kuat.
"Kak! Infusnya-"
"Berhenti berpura-pura! BERHENTI BERLAGAK SEOLAH KAMU ADALAH KEKASIHKU!" bentak Klara emosi sembari mencengkram bahu Eiden.
Eiden memejamkan matanya takut, tubuhnya gemetar hebat, dia sudah ketahuan sekarang.
"M-maaf..hiks.." isaknya lirih.
Klara mendecih seketika. "Pergi dari hadapanku, pergi dari hidupku dan pergi dari rumahku! Jangan pernah tampakan wajahmu lagi dihadapanku!"
Eiden menggeleng ribut, dia hendak menyentuh Klara tapi gadis itu langsung menepisnya kuat.
"PERGI SEBELUM AKU KEHILANGAN KESABARAN!"
"Aku cinta sama kakak..hiks..kenapa kakak gak bisa cinta aku! Bahkan cinta aku lebih besar dari Arez! AKU GAK SEJAHAT AREZ YANG CINTANYA MASIH DIRAGUKAN!"
"GAUSAH SOK TAU!"
"AKU TAU KAK! AREZ SELALU BERDUAAN SAMA PEREMPUAN DISAAT DIA GAK INGAT KAKAK SIAPA!"
"BOHONG!"
"ENGGAK KAK! AKU ADA BUKTINYA!"
Arez yang tadinya sedang bersembunyi di kamar mandi langsung keluar, dia panik saat ingat dulu dia pernah dekat dengan gadis lain disaat dia melupakan Klara.
Bahkan dia-
"DIA BAHKAN SERING MENCIUM GADIS ITU!"
Arez memejamkan matanya seketika, apalagi saat Eiden menunjukan foto itu pada Klara.
Wajah Klara pucat pasi, apalagi saat melihat foto dimana Arez tengah mencium dahi dan pipi gadis asing itu.
Dada Klara nyeri, seharusnya dia tau kalau dikala Arez melupakannya, hal itu bisa terjadi. Tandanya memang cinta Arez mulai diragukan.
"Mommy aku bisa jelasin-"
Klara tertawa menyela ucapan Arez, tawa pilu yang membuat siapa saja sedih mendengarnya.
"Segitu bodohnya aku dalam cinta, gampang dilupakan, perjuanganku sia-sia, dibutakan cinta palsu, hahaha sudahlah. Aku muak dengan kalian berdua, keluar dari sini!"
Arez menggeleng ribut. "Mom biar aku jelasin Mom, foto itu bisa aku jelasin Mom!"
Klara terkekeh pelan, tatapan matanya menunjukan kekecewaan yang besar, dia tak menyalahkan Arez karena saat itu Arez sendiri lupa siapa Klara.
Lantas kenapa Klara harus kecewa, bukankah itu sudah dia bayangkan bisa saja terjadi.
"Kita bukan mommy dan baby lagi Arez, aku muak denganmu. Aku capek, perjuanganku sia-sia, aku menyerah Rez..aku gamau melihatmu lagi, pergi kalian dari sini.." ucap Klara pelan.
Dia tak menangis, tapi dia terlihat menyedihkan sekali.
"Enggak! Biar aku jelasin dulu!"
"Penjelasanmu, tidak mengubah apapun Arez." bisik Klara dingin.
Tatapan matanya menyimpan banyak emosi, Arez sampai takut. "Kak..Arez mohon.." lirihnya pilu, Arez hanya tak mau kehilangan Klara lagi.
Arez mengaku, disaat dia melupakan Klara dia sempat pacaran sama gadis lain, tapi saat Arez mengingat Klara lagi, dia langsung memutuskan gadis itu.
Bahkan mereka baru pacaran selama 5 bulan.
Klara menggeleng. "Aku mau kita menjadi orang asing kembali, aku tak mau berurusan denganmu Arez Angkasa Purnama." ucapan itu menohok hati Arez.
Eiden tersenyum puas, jika Eiden tak bisa memiliki Klara, maka Arez juga tak boleh.
"Kak..hiks..Kak Klara jangan gini kak..hiks..Arez cinta sama kakak..hiks..Arez gamau hidup kalau kakak jauhin Arez..mending Arez mati aja.." isaknya pilu.
Klara tersenyum sinis. "Mau mati atau tidaknya kau Arez, aku tak perduli." telak sekali rasanya.
Sakit, sekali dadanya mendengar ucapan Klara. "Hiks..kak..kakak serius sama omongan kakak?..hiks..kakak gak masalah kalau Arez mati?"
Klara diam. "Kau bodoh kalau mati hanya karena perempuan sepertiku." ujarnya tenang.
"Aku gak perduli..hiks..yang aku mau hanya kamu Klara..hiks.."
Hati Klara berdesir mendengar ucapan Arez, tapi dia masih terlalu kecewa untuk berubah pikiran.
Klara naik ke kasurnya dan tidur membelakangi mereka. "Keluar sekarang." titahnya tak terbantahkan.
Eiden menghela napas lesu, mungkin sudah cukup cinta yang Klara berikan untuknya, Eiden sudah cukup menerima itu untuk dikenang selamanya.
"Terima kasih untuk 2 tahun ini Kak, Eiden pamit. Kakak harus tau kalau Eiden akan terus cinta sama kakak selamanya, kakak sangat berharga untuk Eiden. Sampai jumpa Kak, Eiden pulang ya, Assalamualaikum."
Klara membalas salam Eiden pelan, setelah mendengar suara pintu yang tertutup, Klara merasakan kecupan dipelipisnya lembut.
"Aku mencintaimu Klara..hanya dirimu dan tak ada yang lain, gadis itu menjadi pacarku karena taruhan..aku mencintaimu..aku mencintaimu...maafkan aku kalau selama ini aku terus melukaimu..maafkan aku.."
"Aku pamit Klara..jaga diri baik-baik."
Klara merasa hatinya diremas mendengar lirihan Arez, tapi kembali lagi dia masih kecewa dan tak mau perduli apapun lagi.
®^^®
Bersambung😾
Tekan vote dan tembuskan 100 komen🖐
KAMU SEDANG MEMBACA
Klara's Baby [End]
Teen FictionCoolboy in publick, baby boy in private. Ekonomi keluarga yang mulai melarat membuat Arez mau tak mau harus mencari cara cepat untuk mendapatkan uang, terlebih untuk menebus hutang orang tuanya. Umur yang masih beranjak 17 tahun membuat Arez bingung...