Tekan vote dan tembuskan 60 komen.
~~~~
"My pumpkin,"
Java hanya melengos tak perduli, dia membawa tasnya sendiri sementara kekasihnya sibuk membawa tas yang lain.
Arez dan Klara lagi adem ayem banget, tangan yang saling bertautan dan barang yang dibawakan bodyguard.
Klara gamau Arez capek. "Mau aku gendong?" bisik Klara.
Arez spontan menepuk tangan Klara karena malu, ini ada teman-temannya kok bisa banget Klara se frontal itu.
"Nanti kakak capek."
"Enggak kok."
"Arez gendut kaaak."
"Hehe.."
"Apa hehe-hehe!?"
"Gak papa, hehe."
Arez menepuk bahu Klara pelan, malu dianya.
"Sini aku bawa aja." Revina mengambil alih tas dan bawaan milik Minjun, cowok gembul itu langsung merengut.
Bibirnya menekuk seketika. "Aku kan cowok, masa yang bawa ceweknya sih." keluhnya sedikit merengek.
Revina gemas, dia memeluk bahu kekasihnya itu dan menggigit pipi chubby nya. "Aaaa shakit Vinaaaa aaaaa." rengekannya semakin kuat.
"Kamu gemesin banget sih, gak tahan aku jadinya. Kamu kan gak boleh bawa barang berat, nanti jantung kamu kambuh." ujar Revina memberikan pengertian.
Minjun menunduk pelan, tangannya memilin ujung baju training yang dia pakai. "Maaf karena aku lemah.." lirihnya.
"Hey, jangan bilang gitu ah. Aku gak suka."
"Tapi-"
"Mau aku hukum?"
Gelengan langsung Minjun berikan.
"Ndak mau.."
Akhirnya Minjun pasrah saja tas nya dibawakan Revina.
River berganti dengan Winter, sebenarnya Embun tak tau jika keduanya bertukar karena Winter bergelagat seperti River.
"Mbun, sini aku bawain tas nya."
"Gak usah sayang."
"Iih, siniin deh. Nanti kamu capek." Winter mengambil alis tas dan paper bag bawaan Embun.
Dengan mudahnya, karena yang saat ini di tubuh River adalah Winter.
Biarkan Winter egois sekali ini saja, dia juga mau berlibur, bukan keluar hanya untuk marah dan menerima luka.
Dengan tangan yang satu lagi, Winter menggenggam tangan Embun erat.
Embun sempat heran, kenapa River se gentle ini, biasanya tidak.
"Ah? Winter?"
Mendengar itu, Winter menghela napas. "Kamu emang gak bisa dibohongi." cicitnya.
Embun tertawa geli mendengarnya "Aku tau, kalian itu beda. Tumben kamu keluar, mau liburan juga ya?"
"Iya, River capek jadi dia mau istirahat. Aku menggantikannya."
Sebenarnya itu bohong, River bahkan sudah berteriak dan meronta di dalam sana. Dia mau keluar, tapi Winter berhasil memblokir jalannya.
Embun ber oh ria, kemudian mengangguk. "Yaudah, yuk lah jalan."
Senyum lebar penuh kebahagiaan terlihat diwajah Winter, dia amat bahagia dan bersemangat.
Ini liburan pertama yang dia dapat setelah 2 tahun selalu mendekam di dalam pikiran River.
Keluar hanya jika dalam keadaan mendesak saja.
....
Mereka berjalan cukup lama, sudah 1 jam berjalan di jalanan cukup terjal dan menanjak, mereka tak kunjung sampai.
"Pumpkin, kamu lelah?" Java mengangguk, persetan dengan gengsi.
Dia memeluk lengan kekasihnya dan mengeluskan hidungnya disana.
"Capek, kak."
"Aw My Pumpkin. Sini, biar aku cup dulu bibir kamu, biar semangat."
Java mendelik, dengan manjanya dia menepuk bahu sang kekasih. "Apaan sih, gak boleh gitu kalau di alam bebas." kesalnya.
Halah, bilang aja malu.
Teman-temannya pura-pura gak denger aja.
"Capek? Duduk dulu yuk. Minum vitamin dulu." Embun menghentikan langkahnya dan Winter, lalu dia mendudukan Winter disebuah batu yang lumayan besar.
"Mau ditunggu?" tanya Revina.
Embun menggeleng. "Duluan aja, itu udah ada tanda ke pemandian, tinggal beberapa meter lagi. Ntar kami nyusul." jawabnya.
Mereka mengangguk saja, dan berjalan meninggalkan Winter bersama Embun disana.
"Nanti, gausah mandi disungai ya, kita makan ikan aja dipinggirnya." cetus Klara.
Arez merengut sebal. "Mau main aiiirrr." rengeknya.
"Nanti kamu sakit.."
"Enggak! Aku kan kuat."
"Halah, nonton Medium aja demam lo." Arez mendelik tajam pada Java yang tadi nyeletuk aja, gabisa apa ya Java diam aja.
"Berisik lo!"
"Dih, sewot."
"Kak lihat Java tuh, ngejekin Arez terus!"
"Dih, cepu."
"KAAAK LIHAT TUUH."
Klara mendesah pelan. "Bebi, urus pacarmu itu." cetusnya.
Bebi terkekeh pelan, dia menyapit bibir Java. "Eump!"
"Bibir kamu mau aku hukum?"
Java langsung menggeleng kuat, gila bro hukuman bibir yang Bebi berikan, Java takuuut.
®^^®
Bersambung😾
KAMU SEDANG MEMBACA
Klara's Baby [End]
Teen FictionCoolboy in publick, baby boy in private. Ekonomi keluarga yang mulai melarat membuat Arez mau tak mau harus mencari cara cepat untuk mendapatkan uang, terlebih untuk menebus hutang orang tuanya. Umur yang masih beranjak 17 tahun membuat Arez bingung...