Part 6: Milikku

1.3K 107 2
                                    


⚠️ Konten dewasa ⚠️
21+
Harap bijak dalam membaca.















Sam Phraya menyadari apa yang terjadi. Istrinya mulai mengalami heat setelah ciuman mereka yang masih canggung itu. Sam tidak tahu harus bagaimana menghadapi seorang omega yang tiba-tiba heat. Dia sendiri mulai tidak bisa mengendalikan diri.

Mengapa dia terlihat lebih cantik daripada yang ada di dalam mimpiku?

"Istri... Apa kamu sedang heat?", Sam masih bertanya padahal sudah jelas.

"Aku berhenti minum supresan* yang sudah ku minum selama 10 tahun...", jawab Artit dengan napas yang bertambah berat.

*supresan adalah obat penekan hormon pada alfa/omega untuk mencegah terjadinya rut/heat. Efek samping mengonsumsi supresan terlalu lama dapat membuat siklus rut/heat berantakan.

Artit melangkah untuk mencium suaminya itu. Sam memeluk Artit, namun ia masih mencoba melepaskan bibirnya dari lumatan bibir Artit.

"Kamu mau lakukan sekarang?", tanya Sam.

"Kapan lagi? Cepatlah suamiku... Rasanya sudah gatal."

Sam melihat ekspresi wajah Artit yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Artit menggeliat, menggoyangkan pinggulnya, dan wajahnya terlihat memelas. Memang heat mengambil alih akal sehatnya. Ia juga tak henti meminta pada Sam dengan wajah memohonnya yang menggemaskan.

Sam menjadi tidak dapat mengatur hasratnya jika dihadapkan dengan wajah yang seperti itu. Ditambah lagi dengan aroma feromon yang menusuk karena semakin lama semakin kuat.

Sam pun akhirnya menyerah. Ia tenggelam dalam napsu dan membiarkan tubuhnya bergerak secara alami mengikuti nalurinya. Bibirnya melumat bibir seksi istrinya itu. Ia mengeluarkan lidahnya dan memasuki rongga mulut pasangannya untuk mengacak-acak yang ada di dalam sana. Lidah keduanya saling menyambut dan bertaut.

"Hmmhh...", desahan dan bunyi kecipak bibir mereka dapat terdengar hingga menembus tembok yang tidak kedap suara. Untungnya ruangan mereka jauh dari ruangan lainnya, sehingga mereka memiliki kebebasan untuk bersuara sepuasnya.

Matahari baru saja terbenam dan ruangan yang semakin gelap itu menambah ritme agresi mereka. Kini tangan Sam yang menarik tengkuk Artit mulai meraba leher, lalu turun hingga ke dada Artit yang masih terbalut oleh pakaian.

Tangan Sam secara terburu-buru berusaha membuka pakaian Artit sementara bibirnya masih belum melepaskan ciuman yang semakin liar itu.

Artit menggigit bibir bagian bawah Sam agar ia melepaskan ciumannya sejenak.

"Biar aku saja.", ucap Artit yang kemudian membantu Sam untuk menanggalkan pakaiannya sendiri.

Artit membuka lapisan luar jubah putih yang ia kenakan sehingga menyisakan pakaian bagian dalam. Lalu ia melepaskan ikatan pakaiannya dan menanggalkan pakaian dalamnya. Ia sembarang melemparnya ke lantai.

Sam Phraya dapat melihat lekuk tubuh indah istrinya, serta kedua tonjolan di dada yang berwarna merah muda hingga membuatnya menelan ludah. Ia tak sabar dan langsung menyusu.

"Ahh Sam...", Artit menerima rangsangan sehingga desahan terlepas dari mulutnya. Sementara tangannya masih sibuk membuka tali pengikat celananya dan kini celananya telah merosot turun, menampakkan seluruh bagian tubuhnya tanpa terkecuali.

Sam Phraya mulai mengarahkan tangannya ke bagian privat milik pasangannya. Baru ia sentuh sedikit, barang itu semakin mengeras hingga berdiri.

"Hnghhh..."

The ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang