Kiet ditugaskan kembali untuk menjadi pelayan di pavilion Ratu. Kiet sendiri kebingungan. Siapa pula yang akan ia layani di pavilion Ratu? Apakah Rajanya akan mengangkat seorang Ratu baru yang menurutnya tidak mungkin terjadi.Ketika Kiet melangkahkan kakinya untuk memberi hormat pada siapapun pemilik pavilion itu, Kiet langsung terkejut hingga terjatuh, karena kakinya terlalu lemas dan gemetaran.
"Ya... Ya... Yang Mulia...", Kiet mengusap-usap matanya tidak percaya atas apa yang dilihatnya. Tidak mungkin Ratunya bangkit dari kubur.
"Ini aku, Kiet.", ucap Artitthaya.
"YANG MULIA!!", Kiet langsung bersujud. "Apakah yang saya lihat bukan hanya ilusi yang dibuat oleh kepala saya?"
"Aku bukan ilusi. Aku juga bukan hantu.", Artit tersenyum pada Kiet.
Kiet langsung bersujud-sujud sembari mentikkan air mata. Ia tak memahami bagaimana bisa Artitthaya berpura-pura mati dan membiarkan keluarganya mengalami penderitaan. Tetapi setelah Artitthaya menceritakan semuanya pada Kiet, ia langsung memahami alasan dari Artit melakukan semua ini.
"Mengapa Yang Mulia tidak mengatakan pada saya terlebih dahulu?"
"Jika kau mengetahui rencanaku, semuanya akan gagal. Aku tahu kau tidak bisa berbohong dan tidak bisa berpura-pura. Kau pasti tidak akan membiarkan tabib memberikan minuman untuk menghentikan jantungku."
Kiet hanya bisa terdiam. Benar apa yang dikatakan oleh Artitthaya. Dirinya tentu tidak akan berdiam diri ketika mengetahui tabib akan memberikan ramuan yang akan membunuh Ratunya.
"Terima kasih kau sudah mengurus anak-anakku selama aku tidak ada.", ucap Artit.
"Saya tidak akan bisa mengurus sendirian jika tidak dibantu oleh Panglima Asnee dan istrinya."
Artitthaya hanya tersenyum sembari menghela napas.
Benarkah Sam Phraya selama tanpa Artitthaya tidak peduli pada anak-anaknya? Itulah yang dilihat oleh seluruh orang. Namun, tidak ada yang mengetahui apa yang dilakukan oleh Sam Phraya ketika sendirian.
Alasan Sam tidak sanggup melihat putra-putranya adalah karena kedua putranya akan mengingatkannya pada Artitthaya dan Sam akan kembali dilingkupi oleh rasa bersalah pada kedua putranya. Seandainya ia dapat melakukan sesuatu untuk melindungi Artitthaya, maka kedua putranya tidak akan kehilangan ibu. Sam juga takut apabila ia kembali dikuasai oleh amarah. Ia takut tidak dapat menahan emosi dan melampiaskan ke putranya. Ia takut apabila kedua putranya menyalahkannya atau bahkan membencinya, karena ia pasti tidak akan sanggup hidup lagi jika benar hal itu terjadi.
Sehingga Sam membangun dinding yang memisahkan dirinya dengan kedua anaknya. Ia tidak ingin terus teringat akan kesedihan dan tidak ingin jika kedua putranya berubah menjadi membencinya karena ia tak sanggup menjadi ayah yang baik. Oleh karena itu, Sam Phraya memilih menjauh dari anak-anaknya dan pergi mencari peperangan untuk menenggelamkan dirinya dengan urusan lain.
Tak ada yang tahu bahwa Sam setiap malam melihat kedua putranya meskipun dari kejauhan. Hanya melihat mereka tumbuh sehat sudah cukup baginya. Di setiap hari ulang tahun Ramcha dan Ramkham, Sam akan memberikan hadiah ulang tahun meskipun dititipkan pada Panglima Asnee. Kedua putranya tidak tahu bahwa hadiah-hadiah ulang tahun mereka selama ini berasal dari ayahnya.
Sam tidak pernah melupakan ulang tahun kedua putranya. Perayaan lentera langit yang diadakan untuk memperingati ultah Ramcha tetap terus diselenggarakan sebagai peringatan akan kelahiran sang Putra Mahkota. Sam juga tidak pernah melupakan hari ulang tahun Ramkham meskipun bertepatan dengan hari kematian istrinya. Sam akan mengirim hadiah besar ke kediaman Panglima Asnee untuk diberikan pada Ramkham. Sam menyaksikan dari kejauhan dan melihat anaknya itu melompat kegirangan ketika mendapat mainan yang ia inginkan. Ramkham langsung memeluk Panglima Asnee dan Ramesuan yang sudah bagaikan orang tua asuh baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Throne
Historical Fiction[SingKit] ⚠️OMEGAVERSE (A/B/O), 21+⚠️ Pada suatu benua yang berada di belahan Bumi bagian utara, terdapat 6 pulau yang memiliki 6 kerajaan dengan wilayahnya masing-masing. Hingga seseorang berhasil menyatukan keenam kerajaan menjadi satu kerajaan ya...