Part 32: Penobatan

567 77 4
                                    




Beberapa bulan setelah kembalinya Ramcha ke Kerajaan Utara, Sam Phraya ingin mengadakan acara yang belum sempat ia lakukan. Acara penobatan Ramcha sebagai Putra Mahkota.

Kabar kembalinya pangeran Kerajaan Utara telah tersebar di seluruh daerah. Namun, Ramcha belum secara resmi dinobatkan sebagai Putra Mahkota.

Sam Phraya belum mengadakan acara penobatan tersebut karena menunggu Panglima Asnee yang sedang pergi ke Barat bersama kekasihnya, Ramesuan. Pria omega yang merupakan murid Kaki Langit itu pergi ke Barat bersama Panglima Asnee untuk meminta restu pada sang Guru. Sam mengundur acara penobatan demi menunggu hingga pamannya kembali ke Utara.

Ramesuan mendapat izin dari sang Guru untuk pergi meninggalkan Kaki Langit dan menikah, tetapi Gurunya menitipkan sebuah pesan pada muridnya itu. Huang Fang Yin berpesan agar Ramcha kembali ke Kaki Langit ketika menginjak usia 12 tahun.

Artitthaya melihat Ramcha setiap harinya melakukan latihan secara mandiri di halaman pavilion. Artit mengenali gerakan yang dilakukan oleh putranya sebagai latihan yang disebut 'Qigong' atau 'Chi kung'. Itu merupakan latihan yang berfokus untuk mengoordinasikan postur tubuh, gerakan tubuh, pernapasan, dan meditasi. Tujuan dari latihan ini adalah untuk kesehatan, spiritualitas, dan pelatihan bela diri. Latihan ini dilakukan untuk menstabilkan aliran 'qi' dalam tubuh, menenangkan pikiran dengan meditasi, sehingga memerlukan keadaan lingkungan yang tenang. Seluruh murid di Kaki Langit wajib melakukan latihan ini. Oleh karena itu, di Kaki Langit terdapat peraturan paling utama, yaitu 'Dilarang Berisik'.

Artitthaya mengamati gerakan putranya, lalu ia sedikit membenarkan gerakan yang terlihat keliru. Artit masih sangat menguasai latihan itu, karena ia masih melakukannya hingga saat ini. Latihan itu pula yang membantu pemulihan Artit hingga dapat berjalan lagi dan juga menjaga agar dirinya tidak kehilangan akal sehat. Itu juga alasan mengapa Artit meminta suaminya untuk mundur dari peperangan, karena ia membutuhkan ketenangan.

"Ramcha... Kaki nya dibuka lebih lebar sedikit. Lengannya santai saja, nak jangan diberi tekanan.", Artit mengarahkan gerakan putranya sambil ikut berlatih bersama. "Guru menyuruhmu latihan setiap hari ya?"

"Iya, ibu. Guru bilang, Ramcha harus tetap berlatih sebelum nanti kembali ke Kaki Langit."

"Ramcha tahu mengapa Guru menyuruhmu kembali ke Kaki Langit?"

"Kata Guru ada satu ilmu yang cuma bisa diajarkan pada Ramcha."

Artitthaya penasaran ilmu apa itu. Mengapa hanya bisa diajarkan pada putranya? Mungkin nanti ia akan bertanya langsung pada Gurunya ketika mengantar putranya ke Barat.

Setelah Panglima Asnee dan Ramesuan menikah, barulah Sam Phraya mengumumkan acara penobatan bagi Ramcha. Sam menunggu pamannya kembali ke Utara agar dapat menyaksikan penobatan Ramcha karena Panglima Asnee masih merupakan anggota keluarga Sam yang tersisa.

Upacara penobatan itu diadakan di halaman tengah istana. Para pejabat telah berpakaian resmi khusus untuk acara-acara penobatan, seperti acara penobatan Raja baru, Ratu baru, maupun Putra Mahkota.

Artitthaya membantu Ramcha untuk mengenakan pakaian resmi sebagai Putra Mahkota. Kini Ramcha akan mengenakan pakaian berwarna biru tua dengan motif berwarna perak ketika berada di dalam istana—pakaian yang menandakan kedudukannya sebagai Putra Mahkota.

"Hidup Putra Mahkota Ramchara Phraya! Hidup Kerajaan Utara!", slogan itu diteriakkan oleh para pejabat ketika penobatan Ramcha telah resmi dilakukan oleh ayahnya selaku Raja.

"Putraku, Ramchara. Ayah meletakkan tanggung jawab ini di pundakmu untuk kelak meneruskan apa yang telah dibangun oleh leluhurmu. Ayah percaya padamu.", ucap Sam sembari menepuk bahu putranya itu.

The ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang