Part 29: Lentera Langit

487 80 9
                                    



Selama beberapa tahun terakhir hidup dalam kedamaian, akhirnya Artitthaya menemukan kembali kebahagiannya. Selama bertahun-tahun, Sam Phraya tidak pernah meninggalkan Artit di dalam kesusahannya. Tiap harinya Sam akan membantu menuntun Artit, membiarkan kakinya diinjak oleh Artit sembari memegang erat tangannya. Sam menatih istrinya itu selama beberapa tahun hingga Artitthaya dapat berjalan kembali.

Ketika terjatuh dari tebing, Artitthaya mengalami cidera sehingga kehilangan kemampuan untuk berjalan. Namun, berkat kesabaran suaminya yang setia merawatnya, kini Artit berhasil berjalan normal kembali.

Artitthaya pun menyadari kebahagiaan apa yang masih ia miliki di tengah kemalangan yang menimpanya, yaitu seorang suami yang senantiasa mencintainya tak peduli bagaimanapun keadaannya. Ia terlalu sibuk merasakan kesedihan yang besar hingga lupa akan kebahagian kecil yang masih tersisa. Artit menyesal pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Jika tidak disadarkan oleh Sam, mungkin Artit tak akan ingat pada apa yang masih ia miliki.

"Selamat pagi, matahariku.", sapa Sam ketika Artitthaya terbangun di pagi hari dan berada dalam dekapannya.

"Selamat pagi, suamiku...", Artit memberi kecupan pagi di bibir suaminya. "Kamu gak lupa kan hari apa ini?"

"Tentu aku gak akan lupa. Aku sudah mempersiapkan semuanya untuk acara nanti malam."

Meskipun kehidupan Sam dan Artit telah tertata kembali, tetapi kenangan masa lalu tak semudah itu untuk dilupakan. Hari itu adalah hari yang selalu dikenang oleh Artit dan Sam setiap tahunnya. Hari yang tidak akan pernah dilupakan oleh Sam dan Artit, yaitu hari kelahiran putranya, Ramchara Phraya.

Tetapi hari kelahiran Ramcha bukan dikenang sebagai hari yang menyedihkan, melainkan sebagai hari penuh kebahagiaan, seperti kebahagiaan ketika Kerajaan Utara menyambut kelahiran bayi Ramcha. Setiap tahun, di saat hari kelahiran Ramcha, Sam membuat sebuah perayaan besar untuk rakyat Kerajaan Utara. Sebuah perayaan yang disebut Pesta Lentera Langit.

Tiap tahun, di malam hari kelahiran Ramcha akan diselenggarakan Pesta Lentera Langit dimana seluruh rakyat Kerajaan Utara akan melepaskan lentera ke atas langit yang jumlahnya mencapai ribuan.

Sam telah menyalakan api di dalam lenteranya agar dapat terbang, lalu ia menggandeng tangan Artit menuju balkon istana yang menghadap ke halaman luar istana. Di bawah, rakyat telah berkumpul sembari membawa lentera yang mereka bawa masing-masing. Mereka menunggu hingga Raja dan Ratu mereka melepaskan lentera pertama.

Sam dan Artit memegang sebuah lentera bersama-sama.

"Kita lepaskan sekarang?", tanya Sam pada istrinya.

Artitthaya mengangguk. Lalu mereka melepaskan lentera yang mereka pegang dan diikuti oleh seluruh rakyat Kerajaan Utara yang turut melepaskan lentera ke atas langit, sehingga di atas langit nampak sangat terang dengan ribuan lentera yang terbang ke atas langit.

"Selamat ulang tahun, putraku Ramchara, dimanapun kamu berada. Semoga kamu bisa melihat lentera yang kami terbangkan untukmu. Semoga bisa menerangi jalanmu, anakku."

Sam memeluk Artit. Artit menitikkan air mata di dalam dekapan suaminya. Bukan air mata kesedihan, hanya air mata kerinduan orang tua terhadap anaknya. Artitthaya masih berharap suatu hari dapat bertemu dengan putranya kembali. Meskipun tidak akan bertemu kembali, ia akan tetap menerbangkan lentera untuk putranya itu setiap tahun.

Ketika ribuan lentera terbang ke langit, kini di atas langit menjadi terang benderang. Lalu rakyat mulai bernyanyi,

Dan akhirnya kulihat cahaya

Dan seakan kabut telah pergi

Dan akhirnya kulihat cahaya

Dan seakan langit menjadi baru

The ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang