The Throne

Part 1: Mahar

Artitthaya tengah berada di kantor kepolisian yang berada di ibukota. Belum lama ini, Raja menobatkannya sebagai kepala Biro Kepolisian setelah berhasil mengungkap kasus korupsi yang dilakukan oleh seorang menteri keuangan di dalam istana.

Banyak bawahan Artitthaya dalam kepolisian yang sempat meragukan kemampuannya untuk memimpin, hanya karena dirinya adalah seorang omega.

Meskipun statusnya sebagai bangsawan dan putra pertama dari seorang penasihat Raja, tetapi gender keduanya yang adalah omega menempatkannya di kasta paling bawah dalam hirarki sosial. Bagaimana mungkin Biro Kepolisian yang mayoritas berisi alfa-alfa dipimpin oleh seorang omega? Tentu saja hal itu menentang hukum alam.

Namun Artit tak ambil pusing. Siapapun yang meragukan kemampuannya dan hendak menantangnya untuk bertarung akan ia layani. Beberapa alfa yang terluka harga dirinya mencoba untuk menantang Artit, tetapi semuanya kalah. Tidak ada yang dapat melawan kemampuan pedang Artit.

Tentu saja karena Artit pernah menghabiskan 6 tahun hidupnya untuk tinggal di atas gunung dan berguru pada seorang ahli pedang yang hidup selibat.

Kali ini Artit mendapat kasus menghilangnya seorang pejabat tingkat dua dalam istana. Pejabat tersebut bekerja di kantor catatan yang bertugas untuk memelihara catatan-catatan sejarah dan mencatat hal-hal penting untuk sejarah kerajaan.

Artit menduga bahwa hilangnya pejabat itu bukan tanpa sebab. Ia tidak menemukan jejak pejabat itu meninggalkan kota, tetapi tidak dapat menemukannya dimanapun. Keluarganya juga tidak tahu dimana keberadaannya. Sehingga hal itu membuat Artit memunculkan satu dugaan. Kemungkinan pejabat itu disekap di suatu tempat atau telah dibunuh. Orang yang membunuhnya pasti bukan orang sembarangan karena dapat menghilangkan jejak dan barang bukti.

Selain berusaha memecahkan kasus besar tanpa petunjuk itu, Artit juga kerap berpatroli di sekitar ibukota dan membantu apabila ada permasalahan yang terjadi di tengah rakyat. Seharusnya itu adalah pekerjaan anak buahnya, namun Artit tentu saja selalu ingin ikut turun langsung ke lapangan.

Meskipun seorang omega, tetapi Artit memiliki aura yang bahkan ditakuti oleh seorang alfa. Selain karena kemampuan bela dirinya, tentu saja karena faktor keluarganya. Tidak peduli meski seorang alfa sekalipun, jika berani macam-macam dengan Artit maka tamat sudah riwayatnya.

Artit sangat terkenal di kalangan para pejabat dan bangsawan. Banyak yang mengagumi pesona Artit, ditambah lagi dengan wajahnya yang menawan. Wajahnya dikatakan orang-orang sebagai wajah yang muncul sekali di tengah bulan biru, yang berarti tak banyak anak yang terlahir dengan wajah seperti Artit.

Tak sedikit pula alfa-alfa dari keturunan bangsawan maupun pejabat istana yang mencoba mendekati Artit. Meskipun belum ada satupun yang mampu menaklukannya.

Banyak kapal-kapal berisi mahar yang dikirim untuk Artit telah mengantri di dermaga depan kediaman keluarganya yang berada di Danau Lotus—nama kediaman keluarga Thirat. Namun, kapal-kapal tersebut hanya didiamkan di pintu dermaga tanpa diizinkan masuk. Kapal-kapal itu tetap setia menunggu disana hingga salah satu kapal diizinkan masuk yang berarti Artit telah memilih seseorang untuk menjadi pasangannya. Namun, hingga berbulan-bulan tidak ada satupun kapal yang diizinkan masuk.

Tiga kapal besar yang berisi mahar dengan jumlah sangat banyak datang ke depan pintu dermaga Danau Lotus. Ketiganya adalah kapal yang dikirim oleh Putra Mahkota. Kapal-kapal itu berisi berbagai perhiasan, pakaian mewah, serta barang-barang berharga lainnya yang sangat langka dan tidak mungkin ada orang yang dapat mengalahkan mahar pemberiannya.

Seketika kapal-kapal para bangsawan yang ingin meminang Artitthaya pun mundur karena mereka tahu bahwa pesaing mereka mustahil untuk dikalahkan.