Sam Phraya telah berada di pintu depan kediaman Artitthaya. Seorang pelayan keluarga Thirat telah membawa kuda hitam milik Sam ke depan pintu. Sam telah bersiap untuk naik ke atas kudanya meski dengan berat hati, karena kali itu mungkin menjadi kesempatan terakhirnya untuk dapat berbicara bebas dengan Artit."Kalau begitu aku pergi dulu. Kamu masuklah. Sudah malam.", ucap Sam pada Artit.
"Prachaya...", Artit menahan lengan baju Sam.
"Iya Aioon?"
"Apa kita akan bertemu lagi?", tanya Artit.
"Mengapa aku merasa deja vu? 10 tahun yang lalu kamu juga bertanya seperti ini. Tapi kali ini aku takut untuk berjanji."
"Mengapa?"
"Karena jika kamu telah menjadi pasangan Putra Mahkota maka aku hanya akan bisa melihatmu dari kejauhan atau mungkin tidak akan bisa melihatmu lagi. Terima kasih untuk waktu satu hari yang telah kamu luangkan untukku. Aku telah menepati janjiku 10 tahun yang lalu."
"Benarkah kamu Prachaya yang kukenal? Sejak kapan seorang Prachaya merasa takut?"
"Aku takut tidak dapat menepati janjiku padamu. Aku pun takut untuk mencium mu seperti saat 10 tahun yang lalu, karena pantang seorang alfa mencium omega yang bukan miliknya."
Kedua bola mata Artit terasa panas. Tidak ada kata-kata yang dapat keluar dari mulutnya. Sam langsung melompat naik ke atas kudanya karena jika ia berlama-lama di tempat itu, ia takut akan menunjukkan sisi lemahnya di hadapan Artit.
"Aku pergi, Aioon.", ucap Sam sebelum memacu kudanya untuk berlari.
Kedua bola mata Artitthaya yang terasa panas itu meneteskan air mata hingga menghalangi pandangannya yang sedang melihat Sam pergi menjauh darinya.
Artitthaya mengepalkan kedua tangannya. Ia masuk ke dalam rumahnya dan seperti dugaannya, kedua orang tuanya telah menunggu di ruang tengah. Tentu saja untuk menginterogasinya.
"Artit... Kamu menangis? Apa yang Adipati itu lakukan padamu?", tanya ibunya.
"Ayahanda dengar dari Menteri Phraya bahwa Jenderal Militer yang sekarang pernah berguru di Kaki Langit. Apakah dia teman seperguruanmu?", tanya ayahnya pada Artit.
"Iya. Artit pertama kali bertemu dengannya di Kaki Langit. Kami adalah sahabat dekat. Ayahanda... Ibunda... Apa ada yang pernah menolak lamaran seorang putra mahkota?", tanya Artit.
"Artit.. Kau.. Jangan bilang kau ingin menolak Yang Mulia?", seru ibunya.
"Ayahanda tidak pernah melihat dalam sejarah ada seseorang menolak lamaran Putra Mahkota. Lagipula siapa yang tidak ingin berada di posisi sebagai pasangan Putra Mahkota yang akan menjadi Raja?"
"Kalau begitu aku akan menjadi yang pertama dalam sejarah untuk menolak seorang Putra Mahkota. Esok pagi ketika fajar menyingsing, Artit meminta agar ayahanda mengizinkan kapal milik Sam Phraya untuk masuk. Artit akan menerimanya menjadi suamiku."
"Artit!! Apa maksudmu?!", bentak ibunya.
"Ibunda tidak akan mengizinkanmu menikah dengan Adipati dari utara itu. Kau pernah dengar kan tentang kekejaman penduduk di utara sana? Keluarga Phraya terkenal dengan sebutan serigala dari utara. Bagaimana mungkin ibunda akan mengizinkanmu masuk ke dalam goa serigala?"
"Tapi bagaimana jika seekor rusa telah jatuh cinta pada sang serigala?", ucap Artit. Rusa adalah lambang dari keluarga Thirat.
"Artitthaya Thirat! Tidak pernah ada orang sebodoh kau yang menolak menikah dengan calon Raja dari enam kerajaan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Throne
Historische Romane[SingKit] ⚠️OMEGAVERSE (A/B/O), 21+⚠️ Pada suatu benua yang berada di belahan Bumi bagian utara, terdapat 6 pulau yang memiliki 6 kerajaan dengan wilayahnya masing-masing. Hingga seseorang berhasil menyatukan keenam kerajaan menjadi satu kerajaan ya...