⚠️Konten Dewasa⚠️
21+
Harap bijak dalam membaca.Kasim Artit memanggil-manggil Artit dari luar pavilion Raja. Saat itu sudah tengah hari, tetapi Raja dan Ratunya tak kunjung keluar dari pavilion sejak semalam. Pelayan yang ingin membawa makanan pun masih menunggu di luar dan tak dapat masuk karena belum mendapat izin. Kasim Artit yang bernama Kiet mulai merasa khawatir jika terjadi sesuatu di dalam pavilion.
"Yang Mulia. Yang Mulia.", panggil Kiet dari halaman pavilion, namun tetap tak mendengar jawaban apapun.
Kiet merasa ada sesuatu yang tidak beres, karena tak seperti biasanya. Sehingga ia memberanikan diri untuk masuk ke dalam pavilion karena khawatir terjadi sesuatu.
"Mohon maaf Yang Mulia, saya izin masuk."
Begitu memasuki ruangan depan pavilion, Kiet langsung menghirup aroma yang menusuk. Ia adalah seorang alfa meskipun sudah tak memiliki penis. Aroma yang memenuhi seluruh ruangan masih dapat tercium oleh Kiet. Aroma feromon. Aroma itu sangat kuat bahkan dapat tercium hingga dari luar. Pantas saja ia merasa ada sesuatu aroma aneh sejak berdiri di luar pavilion. Begitu masuk ke dalam sangat jelas tercium semerbak gabungan aroma feromon alfa dan omega.
Oh tidak.
"Hnghhh Sam!! Pelan-pelan—"
Terdengar suara dari kejauhan, sepertinya berasal dari kamar utama. Kiet langsung keluar dari pavilion dan tidak jadi melangkah lebih jauh. Ketika sampai di luar, para pelayan langsung melihat ke arah Kiet.
"Bagaimana? Apa terjadi sesuatu dengan Yang Mulia?", tanya seorang pelayan yang masih membawa nampan makanan.
"Kau kembalilah saja. Yang Mulia Raja dan Ratu sedang tidak ingin diganggu."
Pelayan itu pun mematuhi ucapan Kiet. Sedangkan para pelayan yang lain masih menatap ke arah Kiet, seolah-olah mempertanyakan apa yang mereka pikirkan benar. Kebanyakan para pelayan adalah beta yang tidak dapat mencium feromon, sehingga mereka tidak tahu.
Kiet hanya mengangguk, lalu para pelayan langsung paham. Mereka kembali berbaris di posisi mereka di depan halaman pavilion dan menunggu hingga Raja dan Ratunya selesai. Sebagai pelayan pribadi, mereka boleh mendengar apa yang terjadi, namun mulutnya akan tetap tertutup rapat. Segala hal yang menjadi privasi majikannya hanya disimpan untuk diri sendiri.
Tak lama kemudian, Putra Mahkota Ramcha bersama dengan para pelayan yang mengikuti di belakangnya berjalan ke arah pavilion Raja.
"Apa ibuku ada di dalam?", tanya anak laki-laki itu.
"Iya, Yang Mulia.", jawab Kiet.
"Sampaikan kedatanganku pada ayah.", ucap Ramcha. Tetapi Kiet enggan mengatakannya. Sungguh aneh karena biasanya Ramcha selalu diperbolehkan masuk.
Ramcha ingin melangkah masuk ke dalam pavilion, tetapi langsung dihalangi oleh Kiet. "Mohon maaf Putra Mahkota, tetapi Yang Mulia Raja tidak mengizinkan siapapun untuk masuk."
"Ibuku ada di dalam kan? Aku ingin bertemu ibu. Aku ingin menunjukkan gambaranku."
"Iya, Putra Mahkota. Saya mohon kembali lagi besok, karena Yang Mulia Ratu sedang sibuk."
Ramcha memiringkan kepalanya. Kesibukan apa yang dimiliki oleh ibunya di dalam pavilion. Anak itu tidak semudah itu untuk dibohongi.
"Aneh. Apa yang terjadi?", tanya Ramcha.
"Mohon ampuni saya, Putra Mahkota. Tidak terjadi apa-apa. Hanya saja Yang Mulia Raja dan Ratu sedang tidak bisa diganggu. Nanti saya akan sampaikan kedatangan anda."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Throne
Fiksi Sejarah[SingKit] ⚠️OMEGAVERSE (A/B/O), 21+⚠️ Pada suatu benua yang berada di belahan Bumi bagian utara, terdapat 6 pulau yang memiliki 6 kerajaan dengan wilayahnya masing-masing. Hingga seseorang berhasil menyatukan keenam kerajaan menjadi satu kerajaan ya...