Part 21: Hiduplah Raja!

480 76 6
                                    



Sam Phraya menarik pergelangan tangan Artitthaya dan Suda. Ia membawa kedua anggota keluarganya itu menuju ruang kerjanya dan meninggalkan para menteri yang masih tercengang atas kabar yang baru saja mereka dengar.

Ketika Sam telah mendapat ruang privasi, ia menyentuh bahu adiknya. "Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi."

Suda pun menceritakan apa yang terjadi di Selatan dalam jangka waktu beberapa bulan terakhir.

Ceritanya bermula dari Thong Phraya yang membawa seorang anak pemilik mata biru ke kediamannya. Benar, anak itu adalah putra kandung Raja yang bahkan tidak diketahui oleh sang Raja sendiri. Thong Phraya berniat untuk mengamankan anak itu, karena penerus Kerajaan Keenam yang seharusnya adalah anak laki-laki berusia 10 tahun itu.

Ternyata diam-diam sang Ratu telah mengetahui keberadaan putra kandung Raja yang terlahir dari seorang wanita penghibur. Namun, Thong Phraya tidak mengetahui bahwa sang Ratu telah lama mengintai anak itu.

Ketika Ratu menyuruh orang untuk membunuh Pejabat Mong, orang suruhannya membawakan Ratu sebuah buku catatan yang tersimpan di dalam pakaian Mong. Buku itu merupakan catatan Mong mengenai suku Ratsada dan keunikan yang dimiliki suku tersebut. Ratu menyadari bahwa catatan tersebut sangat berbahaya dan dapat membongkar rahasianya apabila diketahui oleh Raja. Ratu harus menghilangkan segala hal yang dapat memicu rasa curiga Raja terhadap Putra Mahkota yang memang bukan putra kandungnya.

Ratu telah lama memiliki hubungan dengan sudara angkatnya sendiri yang kini menjadi pengawal pribadinya. Ketika dinikahkan dengan Raja, ia telah mengandung.

Ayah sang Ratu, yaitu Penasihat Lan dari golongan kiri mengetahui kebenarannya, tapi ia menutupi kehamilan putrinya. Ayah Ratu memang sejak lama memiliki keinginan untuk menguasai Kerajaan Keenam, karena dendamnya pada Raja terdahulu. Penasihat Lan seharusnya berada dalam jalur sebagai penerus tahta Kerajaan Keenam, tetapi tahtanya dirampas oleh pamannya sendiri. Akhirnya Penasihat Lan memanfaatkan jiwa patriotisme Don Ratsadathirat untuk mengkudeta Raja terdahulu yang merupakan pamannya sendiri dan menikahkan putrinya dengan Raja Don. Tetapi Penasihat Lan tetap menginginkan agar keluarga Lan lah yang berkuasa atas 6 wilayah dalam Kerajaan Keenam. Keinginannya akan terwujud jika nanti cucunya menjadi Raja. Karena Putra Mahkota Prasat adalah keturunan dari keluarga Lan sepenuhnya.

Ratu Ayut Lan menugaskan pengintai untuk mengikuti Raja setiap Raja keluar dari istana, sehingga ia mengetahui tentang perselingkuhan Raja di luar istana. Begitu menemukan catatan mengenai suku Ratsada, sang Ratu langsung mencari apakah Raja memiliki anak di luar istana. Dan benar saja ia menemukan seorang anak dengan mata biru yang tinggal di sebuah rumah bordil.

"Yang Mulia Ratu. Anak itu telah diambil.", ucap pengintai yang dikirim oleh Ratu untuk mengikuti anak kandung Raja.

"Siapa yang mengambilnya?", ucap Ratu yang mulai merasa khawatir karena takut Raja akan menemukan anak itu.

"Anak itu dibawa ke kediaman Tuan Menteri Thong Phraya."

"Thong Phraya?", gumam Ratu.

Sejak saat itu, Ratu menjadi waspada terhadap Thong Phraya. Ia berusaha tidak menunjukkan pergerakan yang mencurigakan di hadapan Thong Phraya. Hingga suatu hari, Suda Phraya yang telah membatalkan pernikahan dengan Putra Mahkota membuat sang Ratu sedikit berdebat dengan Thong Phraya.

"Aku tidak tahu apa yang diinginkan oleh keluargamu. Pertama, putramu merebut orang yang telah dilamar oleh putraku. Kedua, putrimu mempermainkan pernikahannya dengan putraku. Sebenarnya bagaimana caramu mendidik anak-anakmu? Jangan mentang-mentang kau adalah sahabat dari suamiku sehingga keluargamu bisa berbuat semena-mena pada keluarga kerajaan.", ucap Ratu saat tidak sengaja bertemu dengan Thong Phraya di halaman istana.

The ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang