Part 28: Pertemuan

466 72 7
                                    



Telah hampir tiga tahun lamanya sejak kematian Ratu Suttida. Raja Prasat pada hari itu menikahi seorang omega wanita untuk menjadi ratunya yang baru. Hanya seorang wanita dari kalangan bangsawan di Selatan, tetapi masih bersaudara dengan Keluarga Lan. Setelah kejatuhan Tuan Thirat, kini golongan kanan dikuasai oleh keluarga Vajira. Ratu barunya berasal dari keluarga Vajira.

Kematian Tuan Thirat lebih dari tiga tahun yang lalu disebabkan karena Raja Prasat menemukan bahwa Tuan Thirat menyembunyikan anak kandung dari Raja Don di rumahnya. Anak bermata biru itu dibunuh oleh Prasat, lalu ia pun membunuh Tuan Thirat dengan alasan pengkhianatan. Prasat memalsukan bukti-bukti agar tuan Thirat diyakini bersekongkol dengan Thong Phraya untuk merebut tahta Kerajaan Keenam dan merupakan dalang yang menyebabkan kematian Raja Don Ratsadathirat.

Raja Prasat telah mengetahui bahwa ia bukanlah putra kandung dari Raja Don setelah ibunya mengakui segalanya. Maka dari itu, Raja Prasat langsung memberi perintah pada kelompok pembunuhnya untuk membunuh seluruh anak bermata biru yang ada di Selatan, entah itu benar anak Raja Don atau bukan.

Raja Prasat tidak menyukai ratunya, ia hanya menikah demi mendapat keturunan dan penerus tahta saja. Selagi ayah Ratu barunya itu kini telah menjadi pemimpin dari golongan kanan. Sementara golongan kiri tetap dipimpin oleh kakek Raja Prasat yang berasal dari keluarga Lan.

Ratu yang baru kini telah mengandung anak dari Raja Prasat.

Suda Phraya diam-diam menjadi mata-mata di Selatan. Ia menyamar menjadi kelompok asasin agar wajahnya terus tertutup dan identitasnya tidak dapat diketahui. Suda Phraya tidak dapat kembali ke Utara sebelum menemukan keponakannya, karena ia tak sanggup menghadapi kakaknya dan kakak iparnya.

Suda meyakini bahwa Ramcha diambil oleh salah satu orang suruhan Raja Prasat. Pastinya Ramcha disembunyikan di suatu tempat agar kelak dapat digunakan untuk melawan Sam Phraya jika berani menyerang Selatan. Karena itulah watak dari Prasat. Ia tega untuk memanfaatkan anak kecil sekalipun demi mendapatkan keinginannya.

Lalu apa yang terjadi pada ibu Suttida? Tentu saja ia diusir dari istana. Mantan suaminya juga tidak ingin menerimanya kembali di Kerajaan Timur. Ia tidak ada tempat untuk pulang. Ia telah kehilangan segala jabatan dan martabatnya. Hal itu membuat wanita bernama Srivana itu menjadi gila. Ia terobsesi dan gila akan kekuasaan. Kini semuanya itu direnggut darinya. Itulah balasan atas ketamakan. Wanita itu kini hidup di jalanan wilayah Selatan dan mengharap belas kasihan orang.

***

Ratu Somhua sedang berjalan-jalan di sebuah pasar yang ada di ibukota Kerajaan Barat. Ia menyamar seperti wanita bangsawan biasa, sehingga tidak ada yang mengenali bahwa ia seorang Ratu. Di tengah pasar ada sejumlah orang yang berteriak-teriak. Mereka melingkar dan mengelilingi suatu tempat. Sang Ratu pun penasaran apa yang sedang mereka ributkan.

Ternyata, sejumlah orang itu sedang menonton adu ayam. Biasa salah satu hiburan untuk rakyat jelata, dua ayam ditandingkan dan dibuat taruhan mana yang akan menang.

Ratu Somhua terkejut ketika melihat seorang anak kecil berpakaian putih ikut berteriak-teriak di antara para orang dewasa.

"Yahhh....", ucap para orang dewasa yang menghela napas kesal karena kalah taruhan, sementara sang anak kecil berpakaian putih itu tertawa-tawa.

"Hahaha sini sini bayar.", ucap anak itu.

"Gak mau. Ngapain aku bayar ke anak kecil? Ngapain sih anak kecil ikutan nyabung ayam? Mana orang tuamu?"

"Bayar dong! Gak mau tahu. Ayam paman kalah sama ayamku. Paman harus bayar!!"

"Memangnya kamu mau ngapain kalo aku gak mau bayar?"

The ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang