Sam memeluk erat Artitthaya yang masih tak sadarkan diri. Luka-luka di tubuh Artit dirawat oleh tabib istana. Sang tabib berkata pada Sam bahwa ia harus bersiap apabila Artitthaya tak dapat diselamatkan, karena lukanya kemungkinan tak nampak dari luar saja. Sudah berhari-hari Artitthaya tidak terbangun.Hidup Sam runtuh seluruhnya. Ia kehilangan arah dan tujuan hidupnya. Lupakan dendam-dendamnya yang telah tertutup oleh kesedihannya. Utusan yang ia kirim ke Timur memberikan kabar bahwa ibu mertuanya telah dibunuh, adiknya dan putranya menghilang entah kemana. Apabila Artit juga meninggalkan dirinya, mungkin ia akan lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya saja.
Jika terjadi sesuatu pada Artitthaya maka benar aku akan mati dan arwahku akan menghantuimu seumur hidupmu hingga kau mati, Prasat!
Adipati Chai Muang yang mendapati bahwa yang mengatakan keberadaan rumah istirahat di tengah hutan itu adalah istrinya sendiri langsung mengamuk pada sang istri.
"Ternyata selama ini aku memelihara seekor serigala berbulu domba. Kau bukan manusia.", ucap Chai Muang pada istrinya dengan penuh amarah.
"Lalu apa aku harus diam saja membiarkanmu melangkah menjadi pengkhianat? Apa kau lupa bahwa Kerajaan Timur selalu setia pada Raja Kerajaan Keenam. Jika bukan karena aku, kini putrimu Suttida tidak akan menjadi Ratu. Ia hanya akan mendapat gunjingan dan dipermalukan karena kehamilannya. Memangnya kau mau itu terjadi pada putrimu, HAH?!", Permaisuri Muang berkata-kata dengan nada tinggi seperti seorang wanita yang kerasukan roh jahat.
Adipati Chai Muang menampar wajah istrinya. "Aku menyelamatkan seorang wanita rendahan dari sebuah rumah yang hina. Aku mengangkat derajatmu menjadi setara dengan bangsawan, bahkan mengangkatmu menjadi Permaisuriku. Dan ini balasanmu padaku?"
"Kau ingin melindungi kakakmu dan aku hanya ingin melindungi putriku.", jawab wanita itu.
"Kau bukan lagi istriku. Tinggalkan Kerajaan Timur dan mengemislah pada menantu yang kau agung-agungkan itu. Tak kusangka kau sampai hati membunuh kakak iparmu sendiri dan menyerang seorang bayi yang tak punya dosa."
"Bukan aku yang membunuhnya."
Adipati Chai Muang menarik rambut wanita itu dengan kasar. Seumur hidup, Chai Muang tidak pernah berbuat kasar pada istrinya jika tidak merasa terlalu sakit dikhianati seperti saat itu. "Jika kau menutup mulutmu maka mereka akan aman hingga sekarang. Kau adalah pembunuh, Srivana anak dari seorang lacur. Kembalilah pada kehidupanmu yang seharusnya karena kini tak ada lagi Permaisuri Muang."
Wanita bernama Srivana itu dilepas dari jabatannya sebagai Permaisuri di Timur dan diusir oleh suaminya sendiri keluar dari Kerajaan Timur. Ia pergi ke Selatan dan meminta pertolongan pada Raja Prasat. Karena statusnya sebagai ibu dari Ratu Suttida, maka ia pun diberi tempat di istana Kerajaan Keenam.
***
Artitthaya telah kembali tersadar, tapi ia kini terbangun menjadi orang yang berbeda. Setelah mendapati bahwa kedua kakinya tidak dapat digerakkan, Artitthaya tidak lagi mengatakan apapun. Ia selalu menolak makanan yang dibawakan oleh kasim maupun pelayannya. Terkadang ia mengamuk apabila dipaksa untuk makan. Ia akan marah dan melempar makanannya hingga berserakan di lantai. Tak jarang pula, Artitthaya menangis pilu hingga tangisannya terdengar sampai ke luar pavilion Permaisuri.
Berbagai tabib telah didatangkan untuk mengobati Artit, tetapi semuanya tidak sanggup menangani Artit dan mengatakan bahwa Artit telah kehilangan akal sehat. Sam berpikir apakah benar raga istrinya itu masih berada disana tapi jiwanya sudah tidak ada lagi disana?
Sam Phraya pun sering mencoba berbicara pada Artit, meski hanya didiamkan. Namun, ia tak pernah menyerah untuk berbicara pada Artit.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Throne
Ficção Histórica[SingKit] ⚠️OMEGAVERSE (A/B/O), 21+⚠️ Pada suatu benua yang berada di belahan Bumi bagian utara, terdapat 6 pulau yang memiliki 6 kerajaan dengan wilayahnya masing-masing. Hingga seseorang berhasil menyatukan keenam kerajaan menjadi satu kerajaan ya...