09

161 20 0
                                    

Derap langkah Tuan Park Andy menyeruak di lantai Rumah Sakit ini. Semua mata menatap penuh rasa sungkan dan takut. Tatapan mata tajam yang terbalut liquid bening yang siap tumpah kapan pun terlihat semakin dingin.

Park So-Ra, Nyonya besar keluarga Park berusaha menyamai langkah besar sang Suami. Kecemasan terlihat jelas di wajah cantiknya.

"Jung... Bagaimana keadaannya ?" Tuan Park segera mendudukkan diri nya di samping Tuan Jung yang masih menenangkan sang istri.

"Dia masih kritis Park" Tuan Jung menatap penuh arti pada Tuan Park.

Nyonya So-Ra yang melihat keadaan istri sahabat suami nya pun segera memeluk tubuh Nyonya Yena.

"Dia akan baik baik saja Yena~ya" Tanpa terasa air mata jatuh di pipi Ny. So-Ra

"Aku takut So-Ra~yaa... Sangat takut" Ucap Ny. Yena merespon pelukan dari Ny. So-Ra.

"Dia gadis yang kuat. Dia akan baik baik saja" So-Ra meluapkan Doa nya sekaligus menenangkan Ny. Yena.

"Hubungi Chanyeol dan Irine" Perintah Tuan Park pada seorang asisten nya.

Asisten bernama Kim itu pun menghubungi Oknum yang perintah Tuan Park.

"Tuan bisa kita bicara ?" Dokter Moon menghadap Tuan Jung penuh hati hati.

"Aku akan kembali" Ucap Yunho seraya mengelus lembut pipi Ny.Yena dan berpamitan pada Tuan dan Ny. Park.

Tuan Lee Donghae dan Shindong pun mendekatkan diri ke arah Ru-Na dan Su-a yang bahkan belum berhenti menangis.

"Ru-Na~yaa..." Shindong memeluk tubuh istrinya. Memberikan kehangatan disana.

"Su-a.. Kau bisa kembali dan beristirahat. Aku akan menemani Nona Jue-Ni" Shindong mencoba menenangkan Su-a.

"Tidak Tuan. Aku akan menunggu Nona terbangun." Su-a bersikukuh.

"Bukankah harusnya Ia ke Kampus hari ini ?" Shindong mengusap lembut punggung tangan Ru-Na seraya mencoba mencari info.

"Dia - hiks -pergi setelah sarapan bersama Tuan dan Nyonya Jung di Mansion. Jang mengirimi ku pesan. Namun setelah sampai di kampus - Hiks - Dia meminta kembali ke rumah -hiks- Dan -Hiks-" Ru-Na tak bisa melanjutkan ucapannya.

"Hmm... Tenanglah. Mari kita berdoa untuk keselamatan Nona." Shindong berdiri dan mengantarkan Tuan Lee untuk pulang.

Sepanjang lorong Rumah Sakit Shindong terdiam.

"Hyung... Apa yang Kau pikirkan ?" Lee Donghae penasaran dengan diam nya Shindong yang terkenal periang.

"Aku takut apa yang ku pikirkan terjadi Lee" Ucap Shindong seraya mengusak kasar wajah nya.

"Apa ini tentang Yoda dan Irine ?" Donghae paham betul pikiran Shindong.

"Ku harap ini tak benar Lee. Terima Kasih Kau mau menemani ku. Sampaikan salam ku pada Yoona dan Lee Bersaudara" Shindong tersenyum simpul seraya melangkahkan kakinya menuju Istri dan Bos nya.

Donghae mengerti pikiran Shindong.
'Semoga Kau baik baik saja, Jue-Ni~ya' Lirih Donghae seraya memasuki mobil nya dan bergegas kembali ke rumah.

Pikiran Donghae ikut penasaran dengan keadaan Nona Muda keluarga Jung.

Wajah dingin yang hampir tak pernah tersenyum. Bahkan tak pernah Donghae mendengar rengekan dan kata kata manja dari Cucu Keluarga Jung tersebut.

Bahkan beberapa kali bertemu, Donghae tau tatapan dingin penuh luka itu selalu terlihat tegar.

"Daddy !!!" Suara berat Lee Jeno membuyarkan lamunan Donghae yang sejak memasuki istananya masih terfokus pada keadaan Nona Muda Jung.

"Lee Jeno. Hoho... Anak Daddy yang tampan sudah tiba" Donghae segera memeluk hangat putra bungsu nya.

"Aku juga tampan Dad" Lee Mark yang datang bersama Mommy nya pun tak ingin kalah.

"Tentu saja. Anak Daddy adalah yang paling Tampan" Donghae merangkul kedua putra tersayang nya.

Donghae dan Yoona selalu menyayangi dan mendidik Lee Brother dengan penuh kasih sayang. Tak salah jika keduanya terdidik menjadi Menantu Idaman para Orang Tua.

"Mandilah. Aku dan Anak Anak akan menunggu di meja makan" Yoona menepuk pundak tegap suami nya.

Donghae tersenyum dan mengikuti perintah sang istri. Kedua kakak beradik dan Mommynya pun menuju ruang makan.

Seraya saling menggoda kedua kakak beradik ini sangat memusingkan Yoona
"Yak... Hyung, Kau terus memasang foto si gendut ya ?" Jeno merebut ponsel sang kakak yang menampilkan wajah cantik gadis tan -Chan-Nie-

"LEE JENOOOOO KEMBALIKAN PONSEL KU !!" Teriakan Mark membuat Yoona dan beberapa Maid di dapur menutup telinga nya.

"Hei... hentikan. Jeno kembalikan ponsel Hyung mu. Berhentilah mengganggunya" Yoona mencoba melerai kelakuan kedua putranya.

"Jeno~ya.. Ayo kita makan. Kembalikan ponsel Hyung mu" Kini Donghae yang sudah berdiri dengan pakaian santai nya mencoba menengahi kedua Lee yang berbeda usia tersebut.

Jeno dengan patuh mengembalikan ponsel Mark. Ia berjalan dan mendudukkan diri di samping sang Mommy diikuti Mark yang mendudukkan diri di samping sang Daddy.

"Kenapa Kau baru pulang ?" Yoona bertanya seraya menyiapkan makanan untuk suami dan kedua anak nya .

Pasalnya Donghae tak pernah terlambat untuk pulang. Terlebih lagi sekarang hampir semua urusan perusahaan di kuasai oleh Mark.

"Aku mengantarkan Shindong ke Rumah Sakit" Donghae menyuap kan makanan buatan sang istri dengan tenang.

Begitu pula kedua Lee yang terlihat penasaran dengan percakapan kedua orang tuanya.

"Apa Shindong Oppa sakit ?" Yoona khawatir.

"Bukan. Tapi Cucu Tuan Jung" Donghae kembali teringat wajah cemas Ru-Na dan Su-a.

"Kenapa dengan Cucu Tuan Jung, Dad ?" Kali ini Mark yang bertanya karena Ia mengenal Jue-Ni sebagai rekan bisnis dan kolega perusahaan mereka.

"Daddy belum tau kondisinya. Mark, Daddy harap jangan beritahukan pada siapapun mengenai Nona Jue-Ni" Donghae mewanti wanti Putra Sulungnya.

"Kenapa Dad ?" Kali ini Jeno yang terlihat sangat penasaran.

"Kalian cukup ikuti perintah Daddy. Kalian akan tau suatu saat nanti" Donghae tersenyum seraya menyelesaikan acara makan nya bersama putra dan istrinya.

Keluarga bahagia itu bercanda dan membagi kehangatan satu sama lain.
Membuat siapapun yang melihatnya akan iri.

Disisi lain ada seorang gadis yang selalu berdoa mendapatkan tempat indah di tengah hangat nya keluarga.

Berharap bisa merasakan pelukan hangat dan penuh cinta dari kedua orang tuanya.

Park Jue-Ni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang