31

146 15 0
                                    

Sepanjang lorong rumah sakit Nana terlihat sangat bahagia. Senyum di wajah nya tak berhenti.
"Yaakkkk Na Jaema, bisakah Kau berhenti tersenyum ? Kau membuat ku merinding !" Chanie mengedikan bahunya.

"Ada apa Chanie~yaaa ?" Nana mendekatkan wajah nya pada Chanie.

"YAK.... HENTIKAN NA !" Chanie dengan sigap menahan wajah Nana yang hampir mencium nya.

"Apa yang membuatmu begini ?" Chanie mendudukkan Nana di bangku yang dekat dengan ruangan magang mereka.

"Aku bahagia... Jue-Ni Eonni mengajak ku makan malam bersama" Nana mengedipkan kedua matanya membuat Chanie menarik nafas panjang.

"Apa itu sangat membahagiakan ? Ku pikir Lucas Oppa sudah menyatakan cintanya padamu" Chanie merotasikan bola matanya.

"Ini lebih baik dari kencan, Chanie~ya... Kau kan tau, sejak dulu aku sangat ingin memiliki kakak atau adik" Nana masih dengan senyum nya.

"Apa kau, tak takut pada Eonni mu itu jadi tiba tiba baik ?" Chanie menatap tajam wajah Nana.

"Takut ? Kenapa ?" Nana bertanya dengan polosnya.

"Mungkin saja Dia memiliki niat jahat padamu" Chanie mendramatisir ucapannya.

"Maksud mu ? Chanie~yaa jangan menakuti ku" Senyum Nana menghilang.

"Kau kan tau Dia bahkan tak memiliki teman. Siapa tau Dia adalah orang jahat" Ucap Chanie semakin membuat Nana takut.

"Yak... Kenapa kau berkata begitu. Aku jadi takut" Nana menatap Chanie dengan sedih.

"Hahahaa... Ya Tuhan Nana.. Kau ini masih saja bisa ditipu. Jangan biarkan orang lain menipumu" Ucap Chanie mengusak surai Nana dengan gemas.

"Aku akan mengadukan mu pada Eonni ku. Kau akan di terkam" Ucap Nana seraya berdiri dari duduk nya.

Chanie hanya tertawa melihat tingkah konyol Nana. Chanie sangat mengenal Nana. Ia tau sahabatnya ini sangat ingin memiliki saudara. Tapi ada rasa takut dihati Chanie. Ia tak ingin Nana terluka dengan sikap Jue-Ni.
Chanie hanya tak ingin Nana menjadi bahan balas dendam dari masa lalu Jue-Ni.

'Na Jaema ya ?' Lirih seorang pria dengan wajah sinis.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kau yakin sudah menyampaikan pesan pada Siyeon Eonni ?" Ucap Nana kepada Jisung.

"Tentu saja. Aku bahkan menempelkan Memo di depan layar Laptopnya" Jisung menatap ke arah pintu, berharap Jue-Ni datang.

1 jam sudah mereka berdua duduk di restaurant ini. Namun sang Kakak belum juga datang.

"Apa Dia membohongi kita ?" Nana mulai pesimis.

Jisung menarik nafas panjang nya. Ia pun merasakan apa yang Nana rasakan.

"Apa kita pulang saja ?" Ucap Nana putus asa.

"Aku akan menunggu nya. " Ucap Jisung, walaupun wajah nya sudah menampilkan kesedihannya.

15 Menit berlalu, keduanya semakin yakin bahwa Jue-Ni tak akan datang.

"Noona... Pulanglah. Aku akan....." Ucapan Jisung terhenti ketika melihat seseorang yang Ia kenal memasuki restaurant.

"Nana~ya.. Jisungie..." Pria itu menarik atensi Nana dan Jisung.

"Lucas Hyung ?"

"Lucas Oppa ?"

Ucap Nana dan Jisung serempak.

"Aku akan mengantar kalian pulang. Nona Jue-Ni masih ada rapat" Ucap Lucas sambil tersenyum

Park Jue-Ni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang