54

84 9 0
                                    

"Appa... kau akan menyesal dengan pilihan mu. Akulah yang berhak atas perusahaan dan semua aset mu"

"Kau bahkan tak pantas mendapatkan marga ku. Jika kau berani menyentuh cucu ku, kau akan mati !"

"KAU YANG AKAN MATI TERLEBIH DAHULU TUA BANGKA !!!!"

/// Brakkk.... ///

Bantingan pintu membuat suara gelegar dari lantai 2 mansion keluarga Jung.

Sosok tegap keluar dari arah pintu gerbang keluarga Jung. Dengan mengendarai mobil sport nya membelah jalan dengan kecepatan tinggi.

"Kau lupa tua bangka, kau tak hanya memiliki 1 cucu. Akan ku buat kau menyesal dengan pilihan mu"

Mata penuh dendam dan amarah itu benar-benar terlihat sangat seram. Tak ada yang bisa menahan pria tampan ini atas tragedi yang akan terjadi.

Kejadian itu teringat lekat di ingatkan Max Changmin. Ia benar² melihat semuanya dengan mata kepala nya sendiri.

"Jung Jue-Ni, maaf atas apa yang akan kau dengar nanti" lirih Changmin seraya menatap nanar jalanan yang berada di luar kantor megah nya.

Disisi lain, seorang gadis terlihat merenung seraya menatap sebuah bingkai foto lainnya yang berada di sudut Mansion besar yang terasa sangat dingin tanpa kehangatan.

"Sangat cantik" Gadis itu tersenyum lirih
"Maaf, apakah Nona sudah ada janji dengan Nn. Juni?" Suara lirih seorang Maid membuat gadis cantik tersebut tersentak.
"Aaa... Maaf bibi, aku Na Jaema.. Aku ingin bertemu Eonn.. Aaa nona Juni. Tapi aku belum membuat janji. Apakah aku harus? " Bibir Jaema terdiam menatap sosok yang Ia tunggu berada di ambang pintu Mansion diikuti 2 orang pria yang terlihat sangat melindungi sosok gadis tegar di hadapannya.

Juni melirik ke arah Yangyang dan Xiaojun utk meninggalkan mereka berdua.

"Aaaaa... Eonni, maaf aku mengganggu waktu mu, Aku hanya ingin mengundang mu ke acara ulang tahun ku" Jaema begitu gugup di hadapan Juni dengan mata senju namun tajam tersebut.

Jaema mengeluarkan sebuah undangan cantik dg pita pink dari tas nya. Dengan malu Ia menyerahkan kepada Juni dan bergegas pergi.

"Aku ingin kau datang, Eonni" teriakan kecil Jaema membuat Juni menoleh ke arah pintu ulang dimana Jaema keluar dengan berlari kecil.

Juni menatap pandang ke arah Xiaojun yang berdiri dari jauh dan memberi kode untuk mengantarkan Jaema dengan selamat yang di setujui dan di pahami oleh Xiaojun dengan cepat.

Juni membuka undangan yang di berikan oleh Jaema. Dengan teliti Ia membaca tanggal Ulang Tahun Jaema, kemudian menoleh ke arah tanggalan yang tergantung di dinding mansion.

"Ku harap kado ulang tahun dari ku bisa mengobati semua yang terjadi besok" Lirih Juni.

Juni berjalan menyusuri setiap ruangan diikuti oleh maid dengan membawa troli untuk menyimpan barang.

Sesekali jemari Juni mengambil beberapa barang dan memasukan nya ke dalam troli.

Hingga pandangannya terhenti di salah satu bingkai foto besar yang di pajang di ruang kerja nya.

Juni terpaku melihat gambaran wajah semua orang di foto tersebut dengan teliti ia dapat menatap mata dan senyum tulus semua yang ada disana.

Tanpa Juni sadari, matanya memanas ada rasa sakit menjalar di hati nya.

" Aku merindukan kalian, Opa, Oma, Paman Shindong, Bibi Su-A, Bibi Ru-na, apa kalian bahagia disana? Apa kalian bisa melihat bagaimana aku sekarang? Aku ingin bertemu kalian"  Ucapan lirih Juni dalam hati nya.

"Tolong bawakan ini juga" Juni meminta Maid untuk menurunkan bingkai foto yang satu-satu nya menjadi tempat Ia berkeluh kesah..

Maid dan beberapa bodyguard mulai membantu Juni mengepack beberapa barang yang memang akan Ia bawa ke Jilin.

"Nona... Apakah ini semua dikirim malam ini? " Salah seorang Bodyguard meminta perintah selanjutnya

"Hmmm.... Dan ku minta, Lusa kalian sudah bisa bekerja dengan Keluarga Na. " Juni menyelesaikan semua titah nya dan pergi menuju kamar nya.

Juni merebahkan tubuh nya ke ranjang besar yang selama ini menjadi saksi atas tangis nya.

Tak terasa air mata mulai jatuh seakan semua tak terbendung. Juni mulai terisak, pedih, kecewa, sakit semua terasa bercampur jadi satu dalam hati Juni.

Bahkan menangis pun ia tak sanggup, semua tercekat di tenggorokannya.
Juni bahkan tak tau apa yang akan terjadi besok. Semua orang akan menertawakan kehancurannya, tidak, Juni sudah hancur sejak lama.

Malam semakin larut, diselingi tangisan Juni yang selalu Ia redam....

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi tiba, terlihat Juni sudah menyiapkan  semua berkas dan rencana nya.
Ia masih terpaku menatap wajah pucat yang selalu ia tutupi dengan make up..

Tok
Tok
Tok

"Nona... Kau Siap? " Suara Yang yang membuat Juni berdiri dan segera bergegas pergi menuju JJ Company...

Selama Perjalanan bahkan tak ada yang terucap dari bibir Juni.
Terlihat Yang yang dan Xiaojun cemas terhadap apa yang akan terjadi.

Namun mereka sama sekali tak bs menerka apa yang ada dipikiran dan hati Juni. Wajah nya terlihat lebih menyeramkan, tatapan kosong dengan makna penuh tersirat.

"Kita sampai" Xiaojun menginterupsi pikiran mereka.

Terlihat bangunan megah yang menjadi kebanggaan Jung Family. Perusahaan mewah yang merupakan pusat dari semua perusahan Ekspor, Import, berbagai jenis bidang perdagangan akan benar-benar terlihat sangat kokoh berdiri.

Juni berjalan dengan penuh pesona menuju ruangan Jung Jaehyun...
Semua mata tertuju pada pesona gadis muda penuh ambisi itu.

"Selamat Pagi Appa? " Juni masuk keruangan Jaehyun tanpa aba² membuat Jaehyun terperajat dengan kedatangan Juni yang mendadak.

"Ju..ni.. hey anak ku, apa yang membawa mu kesini hingga tak mengabari Appa mu ini sayang ?" Jung Jaehyun menutupi kegugupannya dan berjalan menyambut Juni.

"Ada hal yang akan ku lakukan Appa, dan ini kejutan" Juni menatap tajam manik kelam Jaehyun, dimana dapat terlihat jelas kegugupan Jaehyun.

"Apa itu sayang. Kau datang sudah membuat Appa terkejut" Jaehyun berusaha menutupi kegugupannya.

"Siang ini akan ada acara penyerahan ahli waris JJ Company Appa" Jawab Juni datar dan dingin

"Hahahahahaa.. Kau tak perlu repot menyiapkan acara itu sayang, semua orang sudah tau siapa ahli warisnya" Jaehyun merasa kegugupannya reda, karna ia sangat yakin Juni sudah masuk dalam perangkap nya.

"Tentu Appa..." Juni tersenyum tipis memberikan tatapan mematikan dan senyum penuh arti.

Disisi lain Yang yang dan Xiaojun mulai melaksanakan semua perintah Juni, untuk menyiapkan semua rencana yang sudah mereka susun.

Jhonny dan Donghae terlihat sudah berada di perusahaan tersebut.
Semua mulai mengatur apa yang sudah Juni siapkan..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Park Jue-Ni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang