22

141 16 0
                                    

Seminggu sejak kejadian akuisisi tersebut, seminggu pula Jue-Ni sama sekali tak menerima tamu. Ia bahkan lembur dan pulang hanya untuk mandi dan mengganti pakaiannya.

Siyeon sang sekretaris berkali kali diminta berbohong pada Sang Kakek. Bahwa Jue-Ni sedang pergi untuk urusan bisnis.

Sejak kejadian Akuisisi tersebut, sang kakek bersikeras akan menanam kan saham 50% nya di perusahaan yang kini di kelola Jue-Ni, Namun dengan keras pula Jue-Ni menolak.

Bukan tak ingin menerima bantuan atau merasa hebat, Jue-Ni hanya belum siap jika rapat harus bertemu Chanyeol. Karena biar bagaimana pun, penanam saham besar akan masuk pada jejeran dewan direksi dan itu mengakibatkan mereka akan sering bertemu saat rapat besar dan rapat bulanan.

Di dalam ruangan ini Jue-Ni berusaha keras untuk mengembalikan semua kerugian akibat akuisisi tersebut. Jue-Ni mempelajari semua nya dengan teliti.

Hari mulai gelap. Jue-Ni melangkah kan kakinya keluar ruangan. kantor terlihat sepi. Beberapa Bodyguard dan sekretarisnya terlihat sudah pulang.

Hanya ada seorang bodyguard dan sopirnya yang terlihat menunggunya di mobil. Dengan langkah tenang namun pasti Ia berjalan menuju cafe di samping perusahaan nya yang buka 24 Jam.

Memasuki cafe yang tampak lengang. Menuju rooftop mengambil ruangan VIP. yang menghadap ke arah kota Seoul.

Setelah memesan secangkir Coffe late kembali mendudukkan diri di sudut ruangan.

Berkali kali Jue-Ni menghela nafas panjang nya.

"Apa kabar mu ?" Suara pria menarik atensi Jue-Ni.

"Kau masih suka menyendiri ternyata" Pria itu duduk tepat di kursi yang berhadapan dengan Jue-Ni.

"Apa Kau sudah makan ?" Pria itu terus mencoba membuat Jue-Ni berbicara.

"Kau sebaiknya jangan banyak minum kopi. Nanti lambung mu sakit" Pria jangkung nan tampan itu mencoba menasehati gadis cantik di hadapannya.

"Aku merindukan mu Guan" Suara lirih gadis cantik itu terdengar pilu.

"Aku juga sangat merindukan mu Jue-Ni. Kau hilang tanpa kabar dan tak mengatakan apapun padaku. Aku menunggu mu seperti orang gila." Pria itu menundukkan kepalanya.

"Maafkan Aku" Lirih Jue-Ni

"Sudahlah Jue-Ni. Aku tak marah padamu. Keadaan yang membuat kita harus terpisah." Guanlin tersenyum.

"Aku mencintaimu Guan" Jue-Ni masih dengan suara lirih nya.

"Aku mencintai mu. Tapi sekarang ada orang lain yang ku cintai. Jue-Ni~ya... Kau harus bahagia. Aku ingin Kau menjalani hidup mu dengan baik" Guanlin menatap intens manik rubah yang terlihat menyedihkan dan lelah itu.

"Aku akan kembali ke Shanghai. Ku harap kita akan bertemu lagi. Dengan kondisi Kau bahagia" Guanlin menatap Jue-Ni penuh harap. Kemudian pergi.

Jue-Ni merasakan sesak di dadanya. Ia mengatur nafasnya dengan susah payah. Hingga air mata kembali jatuh di pipinya. Dengan cepat Jue-Ni mengalihkan pandangannya kembali pada gedung bertingkat di luar sana.

Tanpa Jue-Ni sadari ada beberapa pasang mata yang memerhatikannya.

"Jie jie... Aku ingin memeluknya" Chellyn terlihat mengusap air matanya.

Park Jue-Ni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang