27

135 16 0
                                    

Seminggu sejak pertemuan Jeno dan Jue-Ni. Jue-Ni masih dengan kondisinya yang dingin. Namun setiap pagi akan tersedia sebuah kotak bekal di mejanya.

Sudah seminggu juga Jue-Ni tau siapa oknum yang menaruh bekal tersebut.

"Siyeon~sii... Mulai sekarang jangan biarkan siapapun masuk ke ruangan ku !" Jue-Ni meletakkan kotak bekal tersebut di hadapan Siyeon.

"Maafkan Aku Nona. Tapi..." Siyeon ragu melanjutkan ucapannya.

"Sudahlah... Siapkan bahan persentase keuangan bulan ini." Jue-Ni kembali ke ruangannya.

Namun kali ini Jue-Ni merasa perut nya sangat sakit.
'Kenapa ini sangat sakit' Jue-Ni mengerang tertahan di dalam ruangannya...

Sedangkan Siyeon merasa tak nyaman melihat wajah masam Pria yang sudah selama seminggu ini menyiapkan makanan tersebut untuk Bos cantik nya.

"Noona... makan saja. Besok Aku akan membuatkan yang baru" Jisung tersenyum manis pada Siyeon. Walaupun perasaannya sedih.

"Jisung~sii... Sebaiknya berhenti membuat Nona Muda marah" Siyeon mencoba memperingatkan Jisung.

"Tak apa Noona.. Aku yakin Dia tak akan menyakiti ku" Ucap Jisung mantap dan melangkahkan kakinya kembali bekerja.

Seminggu ini Jisung sengaja bangun pagi untuk memasak bekal untuk sang Noona yang entah kapan akan melihatnya sebagai seorang Adik.

Seminggu ini pula bekal tersebut tertolak dan berakhir di makan oleh Siyeon atau Lee Know. Alasan Jisung membuat bekal karena Ia selalu memerhatikan sang Noona yang selalu lembur dan jarang makan.

Jue-Ni merasakan keringat dingin membasahi tubuh nya. Sungguh rasa sakit ini membuat nya lelah. Dengan sigap Ia mencari obat pereda nyeri yang memang sering Ia konsumsi ketika perutnya sakit seperti ini.

"Permisi Nona..." Siyeon masuk dengan membawa map laporan di tangannya dan menyerahkannya pada Jue-Ni.

"Terima Kasih Siyeon~sii" Jue-Ni masih mengatur nafasnya dan memegangi perut nya.

"Anda sakit Nona ?" Siyeon terlihat panik.

"Aku baik Siyeon~sii.. Siapkan ruang rapat. 5 Menit lagi aku akan kesana" Jue-Ni sudah merasa baikan, dan memilih memajukan rapat.

Siyeon pergi setelah memastikan kondisi sang Nona Muda yang terlihat pucat.

Tak lama Siyeon kembali dan memberitahukan bahwa ruang rapat dan para staf hadir disana.

Jue-Ni bergegas menuju ruang rapat. Walaupun sakitnya masih terasa. Dengan sigap Jue-Ni memimpin rapat dengan profesional. Ia menahan rasa sakitnya dengan sempurna.

"Nona... Apa Anda baik-baik saja ?" Suara Tuan Kim menginterupsi penjelasan Jue-Ni.

"Tentu Tuan Kim" Jue-Ni melanjutkan rapat nya dengan sempurna. Hingga rapat selesai tepat pukul 6 sore.

"Noona... Apa Noona sakit ? Lebih baik Noona istirahat ya. Atau mau ke rumah sakit ?" Jisung yang sedari tadi melihat kesakitan sang Noona tak bisa menutupi rasa khawatirnya.

Jue-Ni yang baru menyadari bahwa Jisung belum keluar dari ruangan menatap datar wajah pria muda tersebut.

"Yang lain sudah kembali bekerja. Rapat selesai. Kembali ke ruangan mu" Jue-Ni hendak melangkahkan kakinya keluar ruangan namun Jisung menahan tubuh Jue-Ni yang tertatih memegangi perutnya.

"Noona tolonglah dengarkan aku. Kau sakit" Jisung memohon menatap sang Noona.

"Jisung~sii... Silakan ke ruangan mu" Jue-Ni membenarkan tubuh nya dan menyentak lengan Jisung kemudian pergi ke ruangannya.

'Noona... mengapa Kau membenci ku ?' Jisung merasa sedih dan sakit atas perlakuan Jue-Ni.

"Jisungiee... Mengapa kau disini ?" Suara Chanyeol menyadarkan lamunan Jisung.

"Appa... mengapa Noona membenciku ?" Jisung menatap sedih sang Appa.

"Dia bukan membenci mu, Jisungiee. Dia hanya belum terbiasa" Chanyeol mengusap lembut kepala Jisung dengan sayang.

"Hmmm.. Aku akan kembali bekerja Appa. Terima Kasih." Jisung kembali tersenyum dan berlalu dari hadapan Chanyeol.

Chanyeol hanya bisa menghela nafas panjangnya. Ia melihat semua yang terjadi. Disisi lain Chanyeol merasa sangat khawatir yang melihat kondisi Jue-Ni yang terlihat kesakitan. Namun Ia tau putrinya pasti akan menolak kehadirannya.

Jue-Ni di dalam ruangannya kembali merasa kesakitan. Dengan tangan bergetar Ia mengambil kunci mobil dan pergi dari kantornya.

Ia memacu mobilnya dengan tak beraturan. Rasa sakit kembali menyerangnya. Hingga Jue-Ni tak bisa merasakan kakinya dan memberhentikannya mobilnya di pinggir jalan.

'Shit... Mengapa sangat sakit' berkali kali Jue-Ni memukuli perut nya. Ia merebahkan kepalanya ke setiran. Tangannya meremas kuat perutnya yang semakin sakit.

Air mata dan keringat Jue-Ni meleleh. Ia merasakan sakit luar biasa. Baju yang Ia kenakan basah. Kepalanya sakit.

Tok
Tok
Tok

"Nona ... Kau baik baik saja ?"

"Nona........."

Sebuah suara samar terdengar dari luar mobil Jue-Ni. Jue-Ni tak kuat lagi mengangkat wajah nya. Dengan susah payah Ia menekan tombol membuka kaca mobilnya.

"YA TUHAN !! NONA JUNG" Suara Pria tersebut terdengar sangat panik.

Kesadaran Jue-Ni benar benar hampir hilang. Sungguh Ia tak kuat sekedar mengenali suara Pria tersebut.

"Bawa ke mobil ku. Kita ke rumah sakit sekarang. Aku akan meminta anak buah ku membawa mobilnya" Pria itu mengangkat tubuh Jue-Ni dan memindahkannya ke Mobil Pria yang lain.

Dengan sigap keduanya membawa Jue-Ni kerumah sakit.

Selama perjalanan keduanya sibuk menghubungi Siyeon sang sekretaris Jue-Ni.

Hingga sampai di rumah sakit Jue-Ni benar benar tak bisa merasakan hal lain selain sakit yang luar biasa.

"Hyung.... Sebentar lagi Tuan Park akan datang" Ucap Mark yang sudah kembali setelah menelpon Kakek dari Nona Muda tersebut.

Benar saja tak lama Tuan Park dan Nyonya Sora datang dengan wajah cemas dan khawatir yang tak bisa disembunyikan.

"Bagaimana keadaan cucu ku ?" Tuan Park menatap kedua pemuda tersebut bergantian.

"Masih dalam pemeriksaan Tuan" Ucap Lucas yang ikut cemas.

"Kenapa Ia bisa mengemudi sendiri ?" Tuan Park terlihat frustasi.

"Tenanglah...." Nyonya Sora mengelus pundak tegap suaminya yang bergetar.

"Kami menemukan Nona Muda berada di dalam mobilnya yang terparkir dipinggir jalan Tuan." Lucas mencoba memberikan info pada Kakek dari Nona Mudanya tersebut.

Tak berapa lama Chanyeol dan Irine datang bersamaan. Membuat Lucas dan Mark terkejut.

'Untuk apa Tante Irine disini ?' Pertanyaan yang muncul di benak Lucas dan Mark.

"Bagaimana keadaannya Ibu ?" Irine menghampiri kedua mantan mertuanya.

"Kami belum tau Rin~aa" Ucap Sora dengan cemas.

Semua terlihat sangat gelisah dan cemas. Hingga seorang dokter keluar dari ruang IGD.

Park Jue-Ni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang