41

135 16 0
                                    

"Selamat siang Jue-Ni~ya... Maaf membuat mu menunggu" Senyum manis Yoona mengembang saat memasuki ruangan khusus terapi Jue-Ni seraya menatap hangat pada gadis cantik yang sedang menatap luar jendela.

"Selamat Siang Bibi.." Jue-Ni membungkuk kan sedikit tubuh nya sebagai salam.

"Duduklah.. Bagaimana harimu sayang ?" Yoona menangkap sebuah kekhawatiran di wajah Jue-Ni.

"Masih sama. Bibi, Mungkin mulai minggu depan aku tidak bisa datang. Aku akan menjalankan perusahaan di Jilin." Jue-Ni mengutarakan maksud kedatangannya dengan wajah datar.

"Maksud mu ? Kau akan pergi sementara waktu ?" Yoona mencoba memperjelas maksud ucapan gadis muda di hadapannya.

"Aku akan pindah ke Jilin. Boleh aku minta rekomendasi Psikiater disana untuk ku ?" Jue-Ni masih dengan wajah datar nya.

"Tunggu..... Maksud mu ? Kau akan pindah ? Bagaimana dengan perusahaan disini ?" Yoona seakan tak rela Jue-Ni pergi.

"Aku akan berkunjung sesekali. Dan akan ada wali ku disini. Aku juga ingin meminta bantuan Paman Donghae" Jue-Ni mencoba melanjutkan ucapannya.

"Wali mu ? Siapa Dia ? Apa yang bisa kami bantu ?" Yoona mencoba menelisik setiap detail wajah dingin itu.

"Aku akan menunggu Bibi dan Paman malam ini" Jue-Ni memberikan sebuah kertas bertuliskan alamat restaurant mahal.

"Tapi hari ini kau ada jadwal kan ?" Yoona mencoba menahan kepergian Jue-Ni.

"Bibi... Aku sedang tidak ingin menceritakan apapun. Hanya saja, Aku mulai merasa lelah" Ucap Jue-Ni sendu.

"Apakah rasanya semakin menyiksa mu ?" Yoona khawatir.

"Hmmm... Aku tak tau awalnya. Hanya saja sekarang Aku lebih mudah lelah" Jue-Ni menunduk.

"Apa kau meminum obat dan Vitamin mu ? Yoona cemas.

"Hmmm.. Aku meminum nya dengan teratur. Aku rasa ini hanya sebuah rasa lelah akibat bekerja. Bibi Aku permisi. Ku harap hanya Bibi dan Paman yang datang malam ini. Trima Kasih" Sebuah keajaiban Jue-Ni berkata panjang.

"Akan kami usahakan sayang. Istirahat lah. Kau perlu itu." Yoona tersenyum manis pada Jue-Ni.

"Trima Kasih Bibi. emm... Mulai sekarang panggil aku Jung Juni saja. Aku permisi" Juni melangkahkan kakinya keluar dari ruangan dan menyusuri lorong rumah sakit menuju parkiran.

Ia berjalan sendiri, dengan wajah datar. Juni mengatakan hal sebenarnya bahwa Ia lelah. Ada rasa yang Ia sendiri bingung.

Juni merasa kosong. Dengan kedatangan Wali nya Juni merasa semakin khawatir akan hidup nya dan semua orang di sekitar nya.

"Eonni......!!" Suara seorang gadis menghentikan langkah Juni.

"Huh... huh... Eonni, mengapa kau menghindari ku terus ?" Gadis cantik itu berdiri di hadapan Juni dan menahan langkah kaki Juni.

"Aku sibuk" Juni berusaha menjauhi gadis yang seakan merengek untuk diajak bermain.

"Eonni.. Apa salah ku ? Kenapa Kau menghindari ku" Gadis itu menahan air mata nya yang hampir jatuh.

"Nana~ya......" Suara gadis lainnya menghampiri keduanya.

"Chanie~ya..." Nana mengusap air mata yang jatuh.

"Bisakah Kau berhenti membuat Adik mu menangis ? Apa dia memiliki dosa padamu ? Apa dia menyakiti mu ? Bukankah Ia yang selalu tertimpa masalah saat disekitarmu..." Chanie menghentikan ucapannya saat menyadari kata kata yang keluar dari mulutnya.

"Aa... Eonni.... Chanie tak bermaksud" Nana terbata mencoba menjelaskan ucapannya Chanie yang frontal.

"Kalian tau alasannya. Aku permisi" Juni melangkahkan kakinya pergi meninggalkan area parkir bersama mobil nya.

Ia sadar betul, semua yang di ucapkan Chanie benar. Ia pun tak ingin menjadi alasan siapapun terluka.

Juni melajukan mobilnya menuju perusahaan. Ia benar benar akan memastikan semua nya aman sebelum Ia pergi meninggalkan negara ini.

Jujur saja Juni tak pernah membenci Nana ataupun Jisung. Ia hanya iri, mereka berdua bisa mendapatkan kasih sayang utuh dari orangtua nya.

Ada luka yang sangat membuat Juni merasa sakit setiap berada di sekitar Nana dan Jisung.

Sesampainya di kantor Juni meminta Siyeon untuk menemui nya. Ia juga meminta semua data rahasia perusahaan.

"Siyeon~sii... Mulai besok Aku akan kembali ke Jilin. Aku akan tetap meminta mu mengirimkan semua data perusahaan." Juni menatap tajam Sang Sekretaris.

"Baik Nona. Tapi... Apa semua akan baik baik saja ?" Siyeon menunduk merasa khawatir.

"Selama Kau tak berkhianat pada ku. Semua akan baik baik saja." Juni menanamkan doktrin nya pada Siyeon. Membuat Siyeon benar benar terpesona dengan pikiran Juni.

"Baik Nona. Apakah besok pagi Mereka akan datang ?" Siyeon mencoba menggambarkan kecemasannya.

"Ku harap mereka datang. Oya... Aku juga minta apapun yang terjadi di perusahaan laporkan pada ku. Aku pergi" Juni berdiri dari duduk nya dan keluar dari ruangannya.

Ia ingin menenangkan diri sekarang. Entah lah, Juni merasa sangat lelah. Pikiran nya kacau. Namun Ia benar benar harus mengambil keputusan ini.

...............

Tepat pukul 19.00. Donghae dan Yoona pergi menemui Juni di restaurant yang sudah Juni siapkan .

"Kau sudah lama menunggu ?" Yoona yang memasuki ruangan tersebut menarik atensi Juni dari lamunannya.

"Eoh... Kalian sampai. Silakan duduk" Juni memersilakan Yoona dan Donghae untuk duduk.

"Juni~yaa... Apa Kau yakin akan kembali ke Jilin ?" Donghae menatap wajah gadis yang terlihat lelah di hadapannya.

"Setidaknya Aku tak berada di sekitar Mereka." Ucap Juni santai dan terlihat tenang.

"Siapa wali yang kau maksud ?" Donghae penasaran.

"Jung Jaehyun.... Aku membawanya kembali" Juni menatap wajah terkejut Yoona dan Donghae.

Keduanya terdiam dengan raut wajah cemas dan syok.

"Bagaimana ?" Donghae menarik nafas panjang nya.

"Itulah sebab nya aku meminta bantuan Paman ....."

"Maaf aku terlambat" Jhonny terlihat memasuki ruangan.

"Masuklah paman." Juni memersilkan Jhonny untuk bergabung.

"Maafkan Aku. Aku hanya memercayai kalian. Aku harap kalian bisa membantu ku untuk memantau Jung Jaehyun" Juni menatap ketiga orang di hadapannya bergantian.

"Jung..... Jaehyun ?" Jhonny terbata dan syok mendengar ucapan Juni.

"Dia akan menjadi wali ku dan memimpin perusahaan ku. Bantu Aku agar Ia tak mendekati Keluarga Park dan Keluarga Na, Paman" Ucap Juni menatap dalam pada Jhonny.

"Kau tau kan, Jaehyun itu siapa ?" Jhonny mencoba memastikan sampai dimana info yang Juni dapat tentang Jaehyun.

"Hmm.... Aku sudah tau semuanya. Besok akan ada rapat untuk memperkenalkan nya sebagai wali ku dan pemimpin baru perusahaan Opa" Juni menjelaskan pada ketiga orang dewasa yang memiliki banyak kekhawatiran dengan keputusan Juni.

"Juni~ya... Kau bisa berhenti sekarang sebelum Ia mengambil semuanya" Donghae mencoba membujuk keputusan Juni.

"Aku bahkan bukan pemilik semuanya Paman. Aku hanya ingin menjauh dari semuanya. Ku harap Ia tak kan berulah saat mendapatkan tanggung jawab ini" Juni masih dengan wajah datar nya.

"Kami harap begitu" Jhonny dan Donghae berucap bersamaan. Yoona melihat ketakutan di mata Juni. Ia tau Juni tidak dalam kondisi baik baik saja.

Namun Ia tak bisa menahan keputusan Juni. Ia hanya bisa berharap semuanya akan baik baik saja.

Park Jue-Ni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang