40

142 18 0
                                    

Waktu terus berlalu... Sudah beberapa bulan sejak keluar dari rumah sakit, Jue-Ni terlihat semakin dingin, kini wajah cantik itu terlihat kejam dan tak berperasaan.

Ia menjalani hidupnya dengan bekerja sangat keras. Menghidupkan kembali perusahaan yang hampir bangkrut.

Sebelumnya Jue-Ni memutus kerja sama dengan Perusahaan yang di pimpin oleh Chanyeol dan Jisung. Jue-Ni menutup semua akses yang berkaitan dengan Keluarga Chanyeol dan Irine.

Jue-Ni memutuskan dengan membagi Perusahaan Tuan Jung menjadi dua. Perusahaan satunya akan Ia kelola dan satunya Ia serahkan pada Irine. Jue-Ni mengerti hak Irine dalam keluarga Jung.

Disinilah Jue-Ni, Irine, dan beberapa dewan direksi. Mereka berkumpul dalam penandatanganan dan pemecahan Perusahaan.

Jue-Ni bisa melihat bagaimana Irine menjaga jarak dengan nya. Sampai acara selesai.

Selesai Acara peresmian tersebut Jue-Ni melajukan mobilnya menuju area pemakaman sang Opa dan Oma.

Jue-Ni menghampiri makam keduanya yang bersebelahan dan meletakkan bunga lili disana.

"Opa... Maafkan keputusan ku." Jue-Ni menatap nanar 5 makam yang berjejer rapi di hadapannya. Banyak hal yang ingin Ia sampaikan, namun semuanya tercekat di tenggorokannya.

Jue-Ni sangat lelah untuk sekedar menangis. Bahkan terkadang Ia sangat bingung harus bagaimana dengan tubuhnya dan hati nya terasa sakit.

"Kau hebat Jue-Ni~ya..." Sebuah suara menyapu pendengaran Jue-Ni.

"Bagaimana dengan keberangkatan ku ?" Jue-Ni mengenali suara tersebut.

"Semuanya beres. Kau bisa lebih mudah memantau dua perusahaan di satu negara" Ucap Pria tersebut.

"Trima Kasih Paman... Aku akan bersiap malam ini. Aku percayakan perusahaan Opa padamu." Jue-Ni kembali terdiam.

"Jue-Ni~ya... terima kasih membawa ku kembali. Aku akan benar benar menjaga kepercayaan mu. Kau tak perlu takut jika tak memiliki tempat kembali. Aku dan istri ku akan dengan senang hati menyambut mu" Pria dengan wajah tampan berlesung pipi itu mengikuti arah pandang Jue-Ni.

'Ayah... Aku kembali. Aku akan menjaga semuanya. Maafkan kesalahan masa laluku' Batin Pria Jung tersebut.

"Aku akan pergi. Ku harap Paman dan Bibi bisa bahagia disini. Tak perlu mendekati keluarga Na dan Keluarga Park. Mereka bukan bagian dari kita" Tatapan tajam Jue-Ni menusuk tajam mata Sang Paman.

"Mulai sekarang kau adalah Jung Juni. Panggil aku Appa. Panggil bibi mu Eomma... Setiap kali kembali kau harus ke mansion. Oke ?" Pria itu tersenyum manis pada gadis cantik dihadapannya.

Juni hanya mengangguk dan berjalan meninggalkan Pria bermarga Jung tersebut.

Juni memasuki mobil sportnya. Ia kembali ke mansion untuk menyiapkan pakaiannya.

"Jue-Ni~ya... Kau benar benar akan meninggalkan ku ?" Rengek wanita dewasa ini seakan kehilangan Sesuatu yang sangat berharga baginya.

"Aku harus bekerja. Dan mulai sekarang Aku Juni bukan Jue-Ni" Juni terus memilah pakaiannya tanpa menatap wanita cantik yang menatap nya dengan mata berbinar.

"Berati... Kau adalah putriku" Wanita cantik itu memeluk penuh sayang pada gadis cantik yang sibuk beberes tersebut.

"Hmmm....." Juni membalik tubuhnya dan memeluk tubuh ramping wanita dewasa tersebut.

"Jung Juni.... Kau putriku. Tak ada lagi yang boleh menyakiti mu. Kau putriku..." Air mata jatuh di pipi kedua wanita ini.

"Ijinkan aku menjadi putri yang baik untuk kalian. Ijinkan Aku merasakan kasih sayang orang tua" Juni mencoba memberitahukan keinginannya.

"Tentu sayang." Wanita dewasa itu dengan cepat menyetujui permintaan Juni dengan senang hati.

Mereka berdua pun melepas pelukan dan kembali memilah pakaian untuk kepergian Juni ke Jilin.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Disisi lain, terlihat kecemasan di wajah Irine. Ia sedang menemani Nana untuk terapi bersama dr. Yoona.

"Bagaimana keadaan putri ku Eon ?" Irine menanyakan kondisi Nana.

"Dia sudah membaik. Dia anak yang baik, Ia mengikuti semua saran ku. Ia memiliki orang orang yang sangat menyayangi nya, jadi semua lebih mudah" Ucap Yoona dengan senyum bahagia.

"Trima Kasih Eon. Apakah Nana akan mengalami trauma atau phobia ?" Irine masih khawatir.

"Itu akan memudar seiring berjalannya waktu. Ia kemarin sangat terpukul sehingga depresi" Ucap Yoona menjelaskan.

"Aku benar benar harus berterima kasih pada Jeno, Ia sangat banyak membantu Nana" Irine tersenyum.

"Lucas lah yang banyak membantu Nana. Nana sangat bersemangat jika Lucas menemaninya. Ditambah Chani yang selalu menghiburnya" Yoona menjelaskan kondisi lingkungan Nana.

"Kau benar Eon. Mereka sangat membantu Nana. Aku bersyukur Nana memiliki mereka." Irine tersenyum senang.

"Permisi dokter, Nona Jung sudah datang" Suara seorang perawat menginterupsi senyum keduanya.

"Baiklah... Aku rasa kau bisa menghubungi ku jika ada yang ingin kau tanyakan" Yoona berdiri untuk menemui Jue-Ni di ruangan yang memang sudah di pesan khusus oleh nya.

Irine hanya mengangguk, senyum nya pudar. Ia teringat akan Jue-Ni. rasa khawatir kembali menyapa nya.

'Semoga Kau baik baik saja Jue-Ni~ya'
Doa Irine menguap untuk Jue-Ni.

Park Jue-Ni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang