33

138 19 0
                                    

Sesampainya di rumah sakit, Jue-Ni melihat Chanyeol yang menangis ditenangkan oleh wendy dan terlihat wajah sembab Wendy yang menangisi mertuanya dan kalut dengan kondisi putranya. Ada Mark dan Tuan Lee Donghae juga disana.

Serta beberapa orang yang tak Jue-Ni kenal. Terlihat jelas wajah lelah, dan kacau Jue-Ni di mata semua orang. Jue-Ni terus berjalan memasuki ruang jenazah. Sudah terbaring kaku kedua orang terakhir yang paling dekat dengan Jue-Ni.

Tubuh Jue-Ni terduduk di samping ranjang yang tergeletak tubuh dingin Kakek dan Nenek nya.

"Kakek... Aku harus bagaimana ?" Ucap Jue-Ni di sela tangisnya. Baru kali ini Mark dan Donghae melihat sisi rapuh Jue-Ni. Sosok dingin dengan tatapan tajam itu benar benar terlihat hancur.

"Jue-Ni~ya... Inikah cara Tuhan membalas Papa ?" Suara Chanyeol mengisi ruangan tersebut.

"Bolehkah Papa saja yang menebus salah Papa padamu ? Kenapa Tuhan mengambil semuanya dari Papa ?" Lirih Chanyeol yang terdengar jelas di telinga Jue-Ni.

Jue-Ni terdiam, bukan merasa menyesal. Ia merasa semuanya semakin tak adil baginya. Bagaimana bisa ini dianggap pembalasan untuk Chanyeol ? Sedangkan Jue-Ni bahkan tak memiliki tempat pulang sekarang.

"Kakek... Aku harus bagaimana ?" Kata kata itu kembali terucap dari bibir tipis Jue-Ni yang semakin pucat. Ia mengingat harus mencari Nana, harus ke Jilin untuk mengusut tuntas kasus Paman Sehun, belum lagi kasus Jisung yang diracuni. Belum tuntas kasus kecelakaan keluarga Jung, kini harus mencari tau kasus Keluarga Park.

Ingin rasanya Jue-Ni menembakkan pistol ke kepalanya sendiri. Namun bayangan itu teralihkan dengan suara ponsel Jue-Ni. Tanpa melihat nama penelpon Jue-Ni mengankat ponsel nya.

"Jue-Ni~ya.... Kau bisa menghukum Mama, tapi Mama mohon kembalikan Nana. Mama berjanji akan melakukan apapun Jue-Ni~ya" Tangis Irine pecah diseberang sana. Memohon pada Jue-Ni.

Tangan Jue-Ni terkulai lemas, masih terdengar suara Irine di seberang sana menangis. Hingga Jeno mengambil alih ponsel Jue-Ni, entah sejak kapan Jeno berada disana.

"Bibi... Maaf, Jue-Ni sedang berada di rumah sakit. Tuan dan Nyonya Park mengalami kecelakaan dan tak terselamatkan" Ucapan Jeno membuat Irine semakin menangis kemudian mematikan ponselnya.

Jue-Ni terdiam. Hanya air mata yang membasahi pipinya semakin deras. Wajah nya pucat. Bahkan Ia tak sanggup untuk berdiri. Hingga Jeno memberanikan diri untuk membantu tubuh kurus itu berdiri dan berjalan.

Tubuh keduanya segera di makamkan hari itu juga berdasarkan kepercayaan yang mereka anut.

Berkali kali Jue-Ni menguatkan tubuhnya sendiri saat pemakaman. Setelah selesai pemakaman Tuan dan Ny. Park, Jue-Ni menuju rumah sakit dengan mobilnya. Ia meminta dokter Moon untuk mengobati Jisung.

Sebelum pergi, Jue-Ni memasuki ruangan Jisung. Terlihat tubuh Jisung di bantu beberapa alat.

"Maafkan Aku. Ku mohon, kembali pada orang tua mu. Mereka membutuhkanmu" Ucap Jue-Ni kemudian meninggalkan beberapa bodyguard dan anggota intel untuk menjaga Jisung.

"Selain dr. Moon, dr. Chitta dan dr. Kim, hanya orang tuanya yang boleh memasuki ruangan ini. Periksa semua relasi dan perawat yang hendak masuk" Perintah Jue-Ni pada para anggota intel dan bodyguard yang Ia sewa.

Kemudian Jue-Ni berjalan meninggalkan rumah sakit. Ia memasuki mobilnya dan mendial nomor Lucas.

"Sudah menemukan alamatnya ?" Tanya Jue-Ni datar

"Aku akan mengirimkannya. Aku akan menyusulmu dengan beberapa orang. Tunggu aku" Ucap Lucas penuh kekhawatiran. Ia sangat mencintai Nana. Lucas berjanji akan menjaga Nana apapun yang terjadi.

Park Jue-Ni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang