Pagi ini dr. Yoona ditemani Jeno untuk menemui dr. Moon. Jeno sengaja ikut dengan alasan ingin menjenguk.
"Silakan Yoona~sii..." Arah dr. Moon keruangan Jue-Ni yang ditemani seorang perawat dan Wendy.
Wendy bersikeras akan menjaga Jue-Ni, selama yang lainnya bekerja. Karena Wendy senggang dan bisa memantau butik nya secara online.
"Ny. Park kami permisi akan memeriksa keadaan Jue-Ni" Ucap dr. Moon
"Silakan dok" Wendy tersenyum, namun tetap berdiri di samping ranjang Jue-Ni.
dr. Moon memberi isyarat pada dr.Yoona untuk melakukan terapi nya.
"Selamat Pagi Jue-Ni~yaa..." dr. Yoona memulai terapi nya. Jeno menatap wajah cantik nan pucat dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan.
"Bagaimana harimu Jue-Ni~ya ? Kau pasti sangat lelah kan ? Bibi hari ini datang bersama Jeno. Dia putra Bibi yang cerewet. Jue-Ni~ya maukan Kau menemui Bibi ?" dr.Yoona memasangkan sebuah earphone di telinga kanan Jue-Ni.
"Jue-Ni~yaa... Kami menunggu mu sayang. Banyak yang ingin Bibi ceritakan padamu. Keluarga mu juga sedang menunggumu" dr. Yoona membisikan kata kata tersebut dengan lembut seraya tersenyum.
"Jue-Ni~ya.. Jika kau mendengar suara Bibi, tolong ikuti. Bibi akan mengantarmu kesebuah pintu kecil berwarna Hitam, Masuklah. Sekarang Kau akan menemukan pintu berukuran sedang yang berwarna Abu Abu, Masuklah. Terakhir pintu besar berwarna emas, Masuklah. Tempat yang indah bukan ? Besok, kau harus bangun dari mimpi mu sayang. Kau akan melihat Bibi." dr. Yoona menjauhkan bibirnya dari telinga kiri Jue-Ni.
Terlihat di layar monitor detak jantung Jue-Ni meningkat. dr. Moon dan dr. Yoona tersenyum. Sedangkan Wendy merasa khawatir.
"Dia akan baik baik saja Nyonya" dr. Yoona yang mengerti kegelisahan Wendy menenangkan Ibu muda itu.
"Apa putri ku akan sadar ?" Tanya Wendy tanpa sadar memanggil Jue-Ni putrinya.
"Dorongan dari kalian lah yang lebih penting Nyonya. Jika kalian berkumpul itu lebih baik." dr. Yoona kembali menjelaskan.
"Aku takut" Lirih Wendy menatap nanar wajah pucat dihadapannya.
Yoona berjalan hingga berdiri di samping Wendy, dengan tenang Ia menyentuh pundak Wendy dan memberikan usapan lembut disana.
"Luka akan meninggalkan bekas. Namun tak semua luka meninggalkan bekas yang buruk. Nyonya, jika Anda merasa Jue-Ni adalah putri Anda, Saya yakin Anda mengerti apa yang harus Anda lakukan" Senyum Yoona memberi arti.
Ceklek....
Terlihat Irine dan Nana masuk bersamaan.
"Yoona~yaa..." Irine memeluk Yoona. dan Nana memberikan salam.
"Rin~aa.. Nana~ya... Kalian sehat kan ? Nana... Kau baik kan ?" Yoona menatap gadis cantik yang dicintai putranya itu.
"Aku baik Bibi." Jawab Nana.
"Jeno, Kau disini ?" Irine menoleh pada Jeno yang berada di samping dr. Moon.
"Iya Bibi. Aku mengantar Mommy" Ucap Jeno dengan senyum nya.
"dr. Moon bagaimana kondisi putriku ?" Irine yang baru datang mencoba menanyakan hasil pemeriksaan hari ini.
"dr. Yoona sedang membantu ku Nyonya. Doakan saja semuanya lancar" Ucap dr. Moon seraya mengecek kembali tekanan darah dan jantung Jue-Ni.
"Jue-Ni, pasti bisa melewati ini" Yoona melepaskan Earphone yang tadi Ia pasang pada Jue-Ni.
"Kalau begitu Aku permisi" pamit dr. Moon. Sedangkan Yoona, Wendy, Irine memilih duduk di sofa seraya bertukar cerita.
Nana mengambil alih tempat yang tadi di duduki Wendy di samping ranjang Jue-Ni. Sedang Jeno di sebelah kirinya.
"Lihat Jen, Dia cantik kan ?" Ucap Nana seraya membenarkan poni kakaknya.
"Hmmm..." Hanya itu yang keluar dari bibir Jeno.
"Aku senang akhirnya memiliki seorang Eonni, Jen. Walaupun Ia tak menganggap ku" Ucap Nana tersenyum masam.
Jeno menatap bingung dengan ucapan Nana.
"Aku tau, Eonni menyelamatkan ku karena Ia tak ingin Mama sedih. Aku juga tau, Eonni mengorbankan nyawanya agar Mama tak membencinya. Ini bukan karena Ia menyayangi ku Jen" Nana masih dengan wajah tersenyum, namun senyum penuh kesedihan.
"Ku rasa Kau salah paham" Ucap Jeno membuat mata Nana membulat sempurna.
"Jangan menatap ku begitu, Aku bisa jatuh cinta padamu" Ucap Jeno membuat pipi Nana memerah. Nana mengalihkan pandangannya pada wajah damai Jue-Ni untuk menutupi rasa malunya.
"Bagaimana hubungan mu dengan Lucas Hyung ?" Jeno mengalihkan pembicaraan. Menanyakan sesuatu yang sebenarnya menyakitinya.
"Kami baik baik saja." Ucap Nana terlihat bahagia.
Mereka berdua saling bercanda, tanpa mereka sadari pada Ibu mereka mengamati.
"Aku sempat berpikir untuk menjodohkan Jeno dengan Nana" Ucap Irine seraya tersenyum.
"Mereka sudah lama saling mengenal" Ucap Yoona.
"Ku pikir mereka cocok" Ucap Irine kembali tersenyum.
"Apa mereka saling menyukai ?" Wendy penasaran.
"Mereka sangat dekat, namun tak pernah saling mengutarakan perasaannya" Ucap Irine.
Yoona hanya diam, karena Ia tau bahwa Jeno mencintai Nana, sedangkan Nana mencintai Lucas.
"Andaikan Jue-Ni memiliki seseorang seperti Nana yang memiliki Jeno, mungkin Ia tak akan terluka seperti ini" Ucap Wendy membuat Irine merasa sedih.
"Kau benar, Jue-Ni seharusnya memiliki satu alasan untuk tetap bahagia" Ucap Yoona.
"Aku dengar Ia dekat seorang Pria bernama Lai Guanlin ketika di China" Irine mencoba mengingat nama Guanlin yang pernah di sebut Ayahnya.
"Benarkah ? Apa Dia bisa kesini ? Mungkin saja kehadirannya bisa menyadarkan Jue-Ni" Usul Wendy .
Yoona kembali terdiam, entah kenapa Ia ingin Jeno yang menjadi alasan Jue-Ni sadar. Namun Ia sengaja menutupi semuanya.
'Apa Jeno memiliki rasa pada Jue-Ni ?' Batin Yoona penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Jue-Ni
Fanfic💥 GS Area 💥 // DILARANG SALAH LAPAK // . . . Menceritakan kehidupan Renjun sebagai Jue-Ni. Cucu dari Jung Yunho dan Park Andy. ✅ Imajinasi pribadi ✅ Masih pemula ✅ Penuh drama #NOREN #NOMIN #JICHEN #MARKHYUCK #LUMIN #WENDY #CHANYEOL #SUHO #IRI...