50

142 14 0
                                    

Seorang gadis dengan wajah datar berjalan memasuki sebuah ruangan VIP bersama seorang bodyguard dan seorang asistennya.

Wajah cantik dengan balutan gaun elegan benar benar menampilkan sosok dewi yang terlihat jelas sangat berkelas dan mampu menyihir semua tatapan mata yang memandangnya.

Namun tak dapat di pungkiri, wajah cantik nan indah itu tak dapat menutupi binar mata penuh kesakitan dan sendu nya.

Langkah nya terhenti saat memasuki ruangan dengan gaya Eropa yang begitu luas.

"Kau sudah datang ?" Suara berat seorang Pria menyapu pendengaran sang gadis yang membuatnya spontan untuk menunduk kecil untuk memberi salam, pada pria yang seumuran dengan Park Chanyeol, yang sedang duduk dengan santai di sofa yang berada di tengah ruangan besar seraya memegang segelas whisky di tangannya.

"Selamat siang Tuan Max, Senang bertemu dengan Anda" Ucap Gadis cantik itu penuh hormat.

"Aku yang lebih senang bertemu dengan mu. Duduklah Nona Muda Jung." Pria itu menyambut hangat Juni.

"Trima Kasih." Juni menduduk kan dirinya dengan anggun. Yangyang sang Asisten dan Bodyguard kepercayaan keluarga Jung, Xiaojun pun mundur beberapa langkah untuk memberi ruang pada kedua orang tersebut.

"Nona Jung, bagaimana kabar mu ?" Tuan Max menyapa hangat Juni seraya menuangkan Whisky ke gelas kosong di hadapannya.

"Aku baik Tuan. Bagaimana dengan Anda ?" Juni menampilkan wajah ramah nya .

"Kau tak perlu begitu formal padaku. Kau bisa memanggil ku Paman. Aku sangat berhutang banyak hal pada Opa Mu" Tuan Max kembali memposisikan dirinya dengan nyaman di sofa yang Ia duduki.

"Baiklah Paman, Panggil saja Aku Juni. Kau adalah Anak Idaman Opa dan Oma, Paman. Mereka menyayangi mu seperti anak kandung mereka sendiri" Juni kembali membalas senyum hangat Tuan Max.

"Juni~ya... Kau tak perlu takut dan sungkan padaku. Aku sangat mengerti bagaimana hidup mu. Kita berada dalam satu jalur nasib yang sama. Tapi percayalah, semua akan baik baik saja." Changmin meyakinkan Juni.

Sama sekali tak terlihat kediktatoran di wajah tampan Pria di hadapan Juni ini. Semua desas desus akan kejahatannya bahkan seperti bualan semata saat semua orang melihat cara Changmin menyambut Juni.

"Juni~ya... Kau harus memilih. Saat ini Perusahaan Jung yang sedang di pimpin Nyonya Na dan Perusahaan Park yang di Pimpin Tuan Park sedang dalam kehancuran. Kau tak bisa menyelamatkan keduanya. Kau hanya bisa memilih satu untuk kau selamatkan. Sisanya aku akan membantu mu" Changmin membuka pembicaraan serius .

"Aku sudah memikirkannya Paman. Aku akan memilih, dan semuanya sudah aku putuskan." Juni menjawab dengan yakin.

"Apa pilihan mu ?" Changmin memberikan sebuah berkas untuk Juni pilih dan tandatangani.

Dengan sigap Juni membaca dan menyetujui semua yang tertulis di kertas tersebut. Juni pun mengambil salinan berkas yang sudah mereka tandatangani dan memberikannya pada Yangyang untuk disimpan.

"Kau benar benar gadis cerdas. Aku tak menyangka jika kau benar benar anak yang dibuang oleh mereka." Changmin menatap penuh prihatin pada Juni.

"Paman... boleh aku bertanya sesuatu ?" Juni menatap ke arah manik gelap milik Changmin.

"Silakan..." Changmin menatap serius pada Juni.

Diikuti dengan kode agar semua asisten dan bodyguard keluar dari ruangan tersebut. Hingga menyisakan mereka berdua.

"Aku sudah membaca semua informasi yang Anda kirimkan. Apa benar jika, Aku bukan seorang Jung ?" Juni mencoba menetralisir amarah dalam dirinya.

"Juni~ya... kau seorang Jung. Appa hanya mengikuti semua yang harus Ia lakukan. Keputusan yang Ia ambil adalah keputusan besar. Jika saat itu Ia harus memilih antara Kau dan Sowon. Ia pun tak bisa memilih. Semua sudah menjadi takdir." Changmin menangkap kesedihan di wajah pucat Juni.

Changmin tahu betul apa yang terjadi kala itu. Tentang kelahiran Juni dan Sowon. Serta mengapa Jung Yunho harus memilih antara kedua cucunya.

Dimana, 25 tahun yang lalu. Saat gadis kecil dengan wajah cantik dan menawan harus lahir dengan jantung yang bermasalah.

Jung Juni terlahir dengan penuh penderitaan. Sedangkan disisi lain, Sang Ibu, Irine benar benar ingin melepaskan nya.

Juni kecil harus bertahan hidup dengan penuh rasa benci dan tanpa kasih sayang dari kedua orangtua nya.

Hingga Ia mendapatkan donor jantung saat usia 8 Tahun, dari seorang gadis lain yang berusia 10 tahun, Na Sowon, Anak dari Irine dan Suho.

Sowon yang mengalami kejadian mengenaskan berupa kecelakaan saat sedang menuju sekolah nya bersama Irine. Dimana pelaku penabrakan adalah Jung Jaehyun, yang disitu juga hampir merenggut nyawa Juni namun diselamatkan oleh Ibu Hyunjin dan disaksikan secara langsung oleh Hyunjin sehingga membuat semua takdir ini berkaitan.

Sowon yang tak terselamatkan dan Juni yang kritis. Membuat pihak rumah sakit meminta persetujuan dari pihak keluarga Na agar bisa mendonorkan jantung Na Sowon pada Juni namun dengan perjanjian untuk merahasiakan antara pendonor dan penerima Donor. Namun Jung Yunho dan Max Changmin mengetahui semuanya.

Kehilangan Sowon yang merupakan putri pertamanya , membuat Irine dan Suho sangat terpukul, hingga saat Na Jaema lahir, membuat keduanya sangat mencintai Nana.

Bagi Irine, Nana adalah yang terpenting. Irine sama sekali tak peduli pada Juni. Karena baginya Juni adalah putri Chanyeol dan keinginan kedua orang tuanya saja.

Semua hal itu terlintas jelas di ingatan Changmin. Alasan Changmin mengatakan hal itu adalah agar Juni tak terkejut dengan hal yang akan di sebarkan oleh Jaehyun.

Changmin sangat mengenal Jaehyun, bungsu keluarga Jung tersebut merupakan monster yang sangat berbahaya.

Ia begitu mencintai harta dan kekuasaan. Ia begitu membenci kedua orang tuanya yang sangat mencintai Juni. Bagi Jaehyun, Juni tak pantas menjadi pewaris Jung.

Jaehyun memiliki seorang putra yang sengaja Ia rahasiakan. Namun Changmin sangat tahu dimana Putra nya berada. Jaehyun tak pernah mempublikasikan Putranya agar tak ada yang bisa menyentuh nya.

"Juni~ya... kau tak perlu khawatir. Aku akan membantu mu" Tuan Max meyakinkan Juni sekali lagi.

"Terima Kasih Paman." setelah Juni menyelesaikan kalimatnya.

Seorang Asisten Changmin mengetuk pintu dan membisikan sesuatu.

"Hmm... Langsung saja persilakan mereka masuk" Changmin, mengarahkan pandangannya ke arah Juni dan memberikan kode bahwa 'Mereka Datang'.

Juni yang mengerti pun mengangguk. Ia benar benar sudah harus mempersiapkan dirinya. Apapun yang terjadi Juni yakin ini adalah jalan keluar terbaik.

"Paman.. Aku percayakan semua padamu. Trima Kasih. " Juni membungkukan tubuhnya dan pergi dari ruangan tersebut setelah mendapat respon dari Changmin.

Juni berjalan melalui pintu lain. Dan segera meninggalkan gedung tersebut diikuti Yangyang dan Xiaojun.

"Temui Paman Jhonny" Titah Juni yang diangguki kedua orang kepercayaannya.

Di dalam Mobil Juni menyandarkan tubuh dan memejamkan matanya. Ia benar benar harus memaksakan dirinya untuk menyelesaikan semua ini, meski dr. Luhan melarangnya.

'Aku hanya diberi waktu 3 Hari. Ku harap semuanya akan berjalan lancar' Gumam Juni mengingat dr. Luhan hanya memberikannya waktu 3 hari untuk pergi.

Ia harus kembali ke China untuk menjalani perawatan intensif nya.

'Semua akan baik baik saja' Juni merapalkan mantra yang di ajarkan dr. Jiyeon untuk menguatkan Juni sementara.

Ia hanya berharap semua akan selesai...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Harapan yang harus terwujud walau Ia harus kehilangan segalanya.











Holla Guys....
Makasih udah setia nungguin cerita aku.

Makasih yang Vote dan baca..

Baru nyadar kok gak ada romance nya 😅😅😅

Maaf yah ...

Semoga kalian masih mau baca yah..

Semoga kita semua sehat selalu ya guys...


Park Jue-Ni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang