29

138 16 0
                                    

Sudah beberapa hari Jue-Ni dirawat. Dan semua pekerjaan di alihkan kepada Tuan Park. Tuan Park menggantikan Jue-Ni sementara waktu.

Tuan Park benar benar membuat Jue-Ni beristirahat di ruangannya.

"Makanlah... Sedikit lagi" Nyonya Sora masih memaksa suapannya pada Jue-Ni.

"Nenek... Aku kenyang" Lirih Jue-Ni.

"Sayang... Mulai sekarang Kau tak diijinkan membawa mobil sendiri. Dan pergi sendiri" Ucap Nyonya Sora.

Jue-Ni masih terdiam. Ia benar benar lemah sekarang. Hingga sosok wanita cantik memasuki ruang inap Jue-Ni dengan senyumannya.

"Jika tak ingin makan bubur. Cobalah sup ini" Mata cantik itu menatap Jue-Ni penuh harap.

"Wendy~ya... Kau datang" Ny. Sora berdiri dan menyambut kedatangan menantunya dengan perasaan riang.

"Jue-Ni... Mulai sekarang. Mama Wendy akan mengatur makan mu" Ny. Sora menatap wajah datar Jue-Ni dengan intens.

"Aku sudah besar Nek. Aku bisa mengatur hidup ku" Jue-Ni berucap malas.

"Dan berakhir dengan kau di rawat seperti ini ? Lalu membuat Kakek mu sedih hingga tak makan berhari hari ?" Ucap Ny. Sora seraya memersilakan Wendy duduk.

Jue-Ni benar benar tak bisa mengatakan apapun. Ia hanya memiliki Kakeknya sekarang. Ia tak ingin orang lain menderita karna nya.

Jue-Ni pun mengalihkan pandangannya keluar jendela.

ceklek....

Suara pintu terbuka, menampilkan sosok cantik lainnya.

"Eonni... Kau datang." Wendy bergegas berdiri dan memeluk wanita cantik tersebut. Di susul dengan wanita tersebut memeluk Ny. Sora.

"Maafkan Aku terlambat, Bibi. Wendy" Wanita itu bersuara.

"Tak apa Rin~aa... Selagi Tuan Park sedang sibuk dengan rapat nya. Kalian bisa disini lebih lama" Ny. Sora beralih ke hadapan Jue-Ni dan mengarahkan wajah Jue-Ni untuk menatap kedua wanita cantik yang sudah berdiri di hadapannya.

"Nenek.. Aku lelah. Bolehkah ?" Jue-Ni berusaha menghindari tatapan dengan keduanya.

"Tidak. Kau baru saja bangun bagaimana bisa kau ingin tidur" Ucap sang Nenek tegas.

Jue-Ni menarik nafasnya.
"Nenek... mereka memiliki keluarga yang harus diurus. Jika Nenek merasa lelah, tinggalkan saja. Aku bisa sendiri" Ucap Jue-Ni datar.

"Kau tak ingin bertemu Mama ?" Ucapan Wendy dan Irine bersamaan. Membuat Ny. Sora tersenyum

Jue-Ni masih diam. Ia bahkan tak pernah memanggil nama itu walau dalam keadaan sakit. Hingga pintu terbuka kembali menampilkan dua sosok pria dewasa yang tersenyum kearah Jue-Ni.

Sungguh Jue-Ni semakin kesal. Ia benar benar lelah. Ia ingin sendiri. Ia tak ingin ditemani orang orang ini.

"Kau belum mengenalku kan ? Aku Suho kau bisa memanggilku Daddy. Bagaimana keadaanmu Jue-Ni~yaa ?" Suho dengan senyum hangatnya

"Apa kabar putri Papa hari ini ?" Chanyeol berjalan kearah Jue-Ni yang masih terdiam.

"Nenek... Bisakah hanya kita disini ?" Ucap Jue-Ni menghentikan langkah kaki Chanyeol.

"Jue-Ni~yaa.... Nenek dan Kakek tak bisa selalu di samping mu. Kami akan tenang jika mereka disamping mu" Ny.Sora mengelus lembut kepala Jue-Ni.

"Bisakah Nenek meminta sedikit saja belas kasih mu untuk Nenek ?" Ny. Sora menatap wajah dingin Jue-Ni.

"Mulai sekarang Kau akan sering berkumpul dengan mereka. Kita akan adakan makan malam bersama tiap akhir pekan" Ny. Sora sangat antusias.

"Nenek... Apa selama ini aku menyusahakan kalian ?" Suara lirih Jue-Ni membuat mereka semua terdiam.

"Tidak sayang. Maafkan Nenek. Nenek tak tau apakah waktu Nenek dan Kakek akan lama bersama mu"

"Kalian akan meninggalkan ku ? Bukankah itu hal selalu ku rasakan ? Ku mohon Nenek. Biarkan Aku istirhat" Ucap Jue-Ni seraya memejamkan matanya.

lelah nya benar benar meluap. Ia mengabaikan kehadiran semuanya. Hingga Ia benar benar tertidur.

"Dia sangat keras kepala seperti mu, Yoda~yaa" Ucap Ny. Sora saat melihat Jue-Ni terlelap.

"Bibi... Jue-Ni tak suka kehadiran kami" Ucap Irine menahan tangisnya. Suho dengan sigap mengelus lembut pundak Irine yang mulai bergetar.

"Rin~aa.. Aku tau ini sulit. Tapi Aku yakin, Jue-Ni sangat merindukan kalian. Ia hanya tak terbiasa. Aku ingin Ia berkumpul bersama kalian dan bisa hidup bahagia bersama Jisung dan Nana" Ny. Sora tersenyum .

Semuanya mengangguk patuh. Jujur saja, mereka semua tak membenci Jue-Ni. Hanya saja gadis ini terlampau jauh dari jangkauan dan kasih sayang mereka.

Mereka sadar, ini bukan salah Jue-Ni. Ini adalah hasil perbuatan mereka.
Gadis cantik itu tumbuh tanpa kasih sayang, tumbuh penuh luka.

Ny. Sora saja bahkan tak pernah melihat senyum di wajah gadis itu. Ia bahkan baru mengetahui jika sahabat yang merupakan orang yang bisa membuat Jue-Ni tersenyum sudah menikah.

Wajah dingin penuh luka. Tak pernah mengeluh. Merasakan semua pedihnya sendiri.

Ny. Sora mengelus wajah cantik cucu yang sempat Ia hindari itu.

'Maafkan Nenek sayang' Lirih Ny. Sora.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Park Jue-Ni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang