24

142 16 0
                                    

Selama 3 Hari Jue-Ni berada di Jilin. Ia menjalankan 2 Perusahaan sekaligus.
Tentu bukan hal mudah. Disaat hati nya masih sangat sesak dan hancur dengan semua kejadian yang bertubi tubi Ia dipaksa kuat menjalani semuanya.

"Nona... lebih baik Anda istirahat dulu" Sehun terlihat sangat cemas dengan kondisi Nona Muda Jung ini.

Kantong mata terlihat menghiasi wajah cantiknya. Ditambah berat badan sang Nona Muda terlihat lebih kurus.

"Nona setidak nya makan lah sedikit. Aku sudah membawakan Sup iga sapi untuk mu" Sehun meletakkan semangkuk sup di hadapan Jue-Ni.

Dengan sebelah tangan masih memegang berkas perusahaan. Mata menatap laptop. Tangan kanan Jue-Ni menyuapkan makanan yang di bawakan Sehun untuknya.

Sehun hanya bisa menatap cemas pada Bos Cantik nya ini. Sehun tau pasti melelahkan untuk Jue-Ni. Namun Ia sama sekali tak bisa membujuk sang Nona Muda untuk beristirahat.

"Aku selesai. Besok adakan rapat dengan perwakilan pekerja" Jue-Ni menghentikan makan nya dan melanjutkan pekerjaannya.

"Baik Nona. Dengan sigap Sehun mengambil kembali mangkuk makan Jue-Ni dan menginfokan permintaan rapat pada perwakilan pekerja.

Sepeninggalan Sehun, Jue-Ni sangat memfokuskan pikirananya untuk menyelesaikan semua masalah yang ada.

Drrrttt.......
Drrrttt.......
Drrttttt......

Untuk kesekian kalinya Jue-Ni mengabaikan ponsel nya yang bergetar. Namun ternyata sang Kakek menghubungi Sehun.

"Nona... Tuan Park menghubungi Anda" Sehun tergesa masuk keruangan Jue-Ni dengan wajah gugup.

Jue-Ni pun mengambil ponsel yang di seodorkan oleh Asisten kepercayaannya tersebut.

"Hallo..."

"Jue-Ni~yaaa... mengapa Kau mengabaikan telpon Kakek ? Bagaimana keadaan mu ? Kakek akan menyusulmu ya ?" Pertanyaan beruntun sang Kakek membuat Jue-Ni semakin lelah.

"Kakek... Aku baik baik saja. Kakek tak perlu datang. Aku akan menyelesaikan semuanya. Aku akan segera pulang" Jue-Ni mengerti kekhawatiran sang Kakek. Namun Ia sama sekali tak ingin merepotkan Kakeknya tersebut.

"Kau yakin ? Kakek bisa datang dan membantu mu" Tuan Park masih bersikeras untuk membujuk sang cucu

"Trima Kasih sudah mencemaskan ku, Kakek lebih baik istirahat. Ini sudah malam. Aku matikan ya. Selamat malam Kakek" Jue-Ni mematikan ponsel Sehun dan mengembalikannya.

"Besok jangan terima telpon apapun selama rapat" Titah Jue-Ni yang di angguki Sehun.

Sehun dan Jue-Ni kembali berkutat dengan semua berkas.

Tuan Park yang mendapat penolakan dari sang cucu kembali duduk di sofa ruang kerja nya.

"Apa Dia masih keras kepala ?" Ny. Sora meletakkan teh hangat untuk sang suami.

"Sifat nya sangat mirip dengan Yoda" Tuan Park menyesap teh buatan sang istri.

"Oppa.. Aku rasa ada yang sengaja melakukan ini" Ny. Sora menyampaikan perasaan curiganya.

Tuan Park terdiam, Ia mencoba menelaah semua kejadian yang menimpa Jue-Ni dalam 1 bulan ini. Sejak kecelakaan sahabat nya, Tuan Jung dan semua orang yang begitu menyayangi dan terlihat sangat dekat dengan Jue-Ni.

"Aku harus mencurigai siapa ?" Tuan Park menatap sang istri.

"Aku tak tau. Mungkin kita harus berhati hati" Ny. Sora mengingatkan sang suami.

Keduanya tenggelam dalam pikiran masing masing. Mencoba mencari secercah fakta yang bisa membawa mereka pada kenyataan yang sebenarnya.

Bukan sesuatu yang tak di sadari oleh Tuan Park mengenai kejadian demi kejadian yang menimpa cucunya tersebut. Hanya saja Tuan Park mencoba untuk berpikir positif, karena belum ada bukti kuat atas kecurigaannya.

Diam diam, Chanyeol mendengar percakapan kedua orangtuanya tersebut.

'Kenapa aku merasakan hal yang sama dengan mereka' Lirih Chanyeol seraya pergi meninggalkan rumah orang tuanya .

Chanyeol mencoba menghubungi seorang kenalannya.

"Hallo... Tuan Seo bisa kita bertemu ?"

"Tentu... Aku berada di kantor sekarang"

"Aku akan kesana. Sampai jumpa"

"Sampai jumpa"

Chanyeol bergegas menemui suami dari sahabat istrinya itu.

15 Menit kemudian Chanyeol sudah berada di dalam ruangan bersama Tuan Seo Jhonny, merupakan Ayah dari Seo Lucas dan Seo Chanie. Suami dari Chitta Seo.

"Apa yang membuat mu curiga Yoda" Tuan Seo membuka pembicaraan.

"Aku curiga dengan semua yang menimpa Jue-Ni dalam sebulan ini. Bagaimana semuanya terjadi beruntun" Chanyeol menghela nafas panjangnya.

"Apa ada orang yang Kau curigai ?" Jhonny mencoba mencari clue

"Aku tak tau. Tapi apa aku bisa melihat laporan kecelakaan itu ?" Chanyeol mencoba mencari fakta.

"Aku juga curiga, bagaimana ini menjadi kecelakaan tunggal di jalanan yang tak terlalu ramai" Jhonny membuka file berkas nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku juga curiga, bagaimana ini menjadi kecelakaan tunggal di jalanan yang tak terlalu ramai" Jhonny membuka file berkas nya.

"Apa kalian sudah cek semua ?" Chanyeol membuka lembaran demi lembaran laporan tersebut.

"Kami menemukan mobil dalam kondisi baik" Jhonny menarik nafas panjang nya.

"Ku mohon bantu aku mencari semua bukti Jhon. Dan Bisakah Lucas membantu ku mencari info tentang perusahaan yang dipimpin Jue-Ni sekarang ?" Chanyeol menatap penuh harap pada Jhonny.

"Tentu.. Kami akan membantumu" Jhonny menepuk pundak Chanyeol. Memberikan kekuatan.

"Trima Kasih Jhon.." Chanyeol tersenyum dan dibalas senyum tulus oleh Jhonny.
.
.
.
.
.
.
.

Sedangkan di rumah besar yang berada di beda negara terlihat mencekam. Pria tampan itu menatap layar laptopnya dengan teliti.

'Kau harus membayar semuanya Park Jue-Ni. Oh... Harusnya sekarang aku memanggil mu Jung Jue-Ni' Lirih Pria tampan dengan senyum licik nya.

Park Jue-Ni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang