Pukul 17.00 KST, Lee Jeno memacu mobil nya untuk menjemput sekaligus bertemu para sahabatnya.
"NANAAAAA...... CHANIIIIIIII !" Teriak Jeno dari arah parkiran.
"LEE JENOOOOOOOOOOOOO" Kedua gadis cantik itu berlari menghambur ke pelukan Jeno.
"YAKK..... KAPAN KAU TIBA DI KOREA ?" Chani sangat antusias.
"Kemarin... Wah... Kalian sekarang sangat cantik. Nana~yaa..... Aku merindukan mu" Jeno bermanja di lengan Nana.
"Aku juga merindukan mu Jeno~yaaa" Kedua nya berpelukan.
"Eheeemmm....." Chan-Nie berdehem keras membuat kedua oknum tersebut melepaskan pelukannya dan terlihat memerah.
"Ayoo.... kita pergi ke Cafe. Mark Hyung meminta ku mengajak kalian makan malam bersama" Jeno menggandeng kedua sahabat nya dengan senyum tampan nya.
Selama perjalanan mereka saling bercanda. Hingga sampai di Cafe yang di maksud. Disana Mark sudah menunggu.
Mereka makan malam dengan penuh tawa.
.
.
.
.
............
Pagi ini Yoona sudah berada di ruangan VIP milik Nona Muda kesayangan Tuan dan Nyonya Jung.
Menatap sendu pada wajah cantik yang sedari tadi terduduk di kursi roda nya dan menatap kearah luar jendela.
15 Menit sudah Yoona berdiri, dan Nona Muda itu tak menyadari kehadirannya.
"Eheemmm......" Yoona mencoba mencari respon Jue-Ni.
Jue-Ni membalikkan tubuh nya mencari sumber suara.
"Selamat pagi Jue-Ni~ya... Aku dr.Yoona yang akan melakukan terapi pagi" Yoona tersenyum hangat.
"Eoh. Selamat pagi dokter" Suara lembut penuh kesedihan itu merespon Yoona.
"Cha.... Biarkan aku membantumu ke tempat tidur." Yoona mengarahkan kursi roda kesamping brankar dan membantu merebahkan tubuh kurus Jue-Ni dengan hati hati.
"Jue-Ni~ya... Apa Kau suka pemandangan ?" Yoona mencoba membuka pembicaraan
"Hmmmm... " Jue-Ni berdehem seraya menyamankan posisinya.
"Apa Kau suka hujan ?" Yoona kembali menatap teduh gadis cantik di hadapannya.
"Aku suka mendung dan hujan" Jue-Ni menjawab lirih.
"Jue-Ni~yaa.. Kau bisa memanggil ku Bibi atau Ibu" Yoona menatap semakin tajam pada manik rubah Jue-Ni.
Jue-Ni terdiam menangkap maksud ucapan Yoona.
"Aku memiliki 2 orang putra, dan yang bungsu seumuran dengan mu. Dulu Aku sangat menginginkan anak perempuan. Tapi Tuhan meminta ku menjaga 2 orang putra yang sangat cerewet dan manja, seperti seorang gadis." Yoona tersenyum menangkap rasa bingung Jue-Ni.
Jue-Ni masih diam. Hatinya merasa aneh.
"Setidaknya Bibi tetap menjaga mereka kan ?" Jue-Ni berucap lirih lalu mengalihkan pandangannya pada luar jendela.
Yoona yang menangkap maksud dan kesedihan di ucapan Jue-Ni paham. Jue-Ni merasa terbuang oleh kedua orang tuanya.
"Jue-Ni~yaa.... Kau tau mengapa Tuhan menciptakan Hujan ?" Yoona mengikuti arah pandang Jue-Ni.
"Karena itu cara Tuhan membuat beban awan menjadi berkurang" Ucap Jue-Ni tak mengalihkan pandangannya.
"Hmmm... Kau benar. Dan.... Tuhan ingin menyamarkan tangisan awan saat melepaskan bebannya" Yoona kembali menatap wajah tirus nan pucat tersebut.
Ada perasaan sakit melihat tatapan kosong Jue-Ni. Yoona tak tau secara detail semua tentang Nona Muda ini. dokter Moon tak memberikan data apapun.
"Apa aku bisa pulang besok ?" Jue-Ni menatap wajah cantik Yoona.
"Apa kau merasa sehat ?" Yoona memastikan kondisi Jue-Ni.
"Aku rasa aku sehat" Jue-Ni menundukkan wajah nya.
"Apa kau kesepian disini ?" Yoona menatap lembut wajah cantik tersebut.
"Aku harus segera menyelesaikan persiapan wisuda ku." Jue-Ni menarik nafas panjang nya.
"Kau bisa pulang besok. Tapi Kau tetap akan terapi bersama ku. Aku akan atur jadwal mu. Kau boleh meminta bertemu di mana pun Kau mau" Yoona memberikan senyuman pada pasien nya.
"Cha.... untuk hari ini. Aku rasa cukup. Hari ini dan seterusnya kita akan saling mengenal. Jue-Ni~ya.... Kau tau, Kau sangat berharga." Yoona meninggalkan ruangan tersebut dengan hati lega.
Setidaknya awal pertemuan tidak buruk untuk Yoona. Namun tatapan mata Jue-Ni membuat Yoona semakin penasaran dengan hidup gadis itu.
'Mungkin Aku harus tanyakan pada Donghae Oppa' Lirih Yoona seraya berjalan kearah pintu keluar rumah sakit setelah melihat putra bungsunya sudah berdiri menjemputnya.
Mereka berjalan bergandengan.
"Sudah bertemu Nana ?" Yoona melirik menggoda sang Putra."Hmm... sudah Mom." Senyum tampan itu tak pernah pudar.
"Bagaimana ?" Yoona gencar menggoda sang Anak.
"Mom.. berhenti menggoda ku. Perasaan kami berbeda" Jeno memasuki mobilnya dengan senyum kecut.
"Kita kan tidak bisa menebak hatinya Jeno~yaa" Yoona mengikuti Jeno memasuki mobil.
"Ah... sudah lah Mom." Jeno yang digoda terus merasa tersudut.
Bukan Jeno tak tau. Tapi perasaan nya pada sahabat kecilnya memang harus Ia kubur dalam dalam. Ia tau perasaan Nana hanya sebagai sahabat."Jeno~ya... Kita jemput Daddy mu ya ?" Yoona mengarahkan Jeno.
"Ku pikir Daddy akan pulang bersama Mark Hyung ?" Jeno mengernyitkan dahinya
"Daddy tadi mengirim pesan agar Kita menjemputnya. Mark Hyung mu sibuk. Mungkin akan lembur" Yoona menjelaskan.
"Huh... Dia kenapa sibuk terus ? Kapan Dia menikah jika selalu lembur" Celoteh Jeno
"Dia menikah saat Chani Lulus" Yoona menatap si bungsu yang telihat lebih cerewet.
"Berati sebentar lagi ?" Jeno terkejut.
"Hmmm... Mungkin tahun depan" Yoona kembali menjelaskan pada Jeno.
Selama perjalanan banyak hal yang mereka bicarakan. Hingga sampai ke kantor sang Daddy dan kemudian kembali ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Jue-Ni
Fanfiction💥 GS Area 💥 // DILARANG SALAH LAPAK // . . . Menceritakan kehidupan Renjun sebagai Jue-Ni. Cucu dari Jung Yunho dan Park Andy. ✅ Imajinasi pribadi ✅ Masih pemula ✅ Penuh drama #NOREN #NOMIN #JICHEN #MARKHYUCK #LUMIN #WENDY #CHANYEOL #SUHO #IRI...