34

134 16 0
                                    

"Yangyang..  Apa Kau mengerti semua ini ?" Irine masih dengan tangisnya.

"Nona Muda sengaja menjauhi semua orang Nyonya. Ia bahkan sudah tau ini semua sejak Tuan dan Ny. Jung meninggal. Ia sengaja menyimpan semuanya sendiri Nyonya" Yangyang terlihat menangis mengingat semua yang terjadi pada Jue-Ni.

Yangyang membuka sebuah koper yang berisi berkas dan barang bukti.

"Ini adalah kerja keras Nona Muda" Ucap Yangyang memperlihatkan semua hasil penyelidikan Jue-Ni.

"Apa dia melakukannya sendirian ?" Chanyeol penasaran.

"Iya Tuan, Nyonya. Ia sengaja menutupi semuanya" Yangyang menunduk sedih.

"Dia benar benar tak ingin melukai siapapun Yoda~ya" Ucap Jhonny.

"Boleh aku membawa ini sebagai bukti pada pengadilan ?" Tanya Jhonny pada Yangyang.

"Silakan Tuan" Yangyang menyerahkan semua hasil kerja keras Jue-Ni.

Irine semakin menangis melihat betapa Jue-Ni masih mau melindungi mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

'Selamat pagi Noona' Lirih Jisung memasuki ruang inap Jue-Ni. Enam bulan sudah Jue-Ni koma. Selama itu pula perusahaan di kelola oleh Irine dan Suho.

Sedangkan Yanyang membantu perusahaan Jue-Ni di Jilin.

'Noona... Kami sudah lulus. Sekarang Aku akan bekerja di perusahaan Papa. Oya, Chellyn juga sekarang meneruskan perusahaan Tuan Zhong Yixing. Oya Noona, Kau tak lelah tidur terus ?' Jisung seolah mengobrol dengan Jue-Ni.

Hingga kemudian muncul Nana dan Lucas dan bergabung bersama Jisung yang asik menatap wajah cantik Noonanya itu.

"Hei... Park Jisung jangan dekat dekat. Kau mengganggu Eonni" Nana berjalan pelan kearah Jisung.

"Noona, bagaimana keadaan mu ?" Jisung terlihat mengecek luka Nana.

"Hentikan bodoh. Kau bisa membuat kekasih ku cemburu" Ucap Nana melirik ke arah Lucas.

"Hyung.. apa Kau cemburu padaku ?" Tanya Jisung dengan polos.

"Aku percaya Kau tak akan merebut Nana dariku" Ucap Lucas seraya mendudukan dirinya di sofa.

"Heolll... Kau benar Hyung, Jika Aku bisa memilih, Aku akan mencari kekasih seperti Jue-Ni Noona." Ucap Jisung seraya mendelikan matanya.

Plak....
Sebuah tamparan pada tekuk Jisung membuatnya mengaduh.

"Kau pikir kau bisa mendekati Eonni dengan rayuan mu ?" Nana mencebikan bibirnya.

Ia berjalan kearah jendela dan membukanya. Membiarkan matahari dan udara segar memasuki ruang inap VIP tersebut.

Tak lama dr. Moon dan dr. Kim datang untuk mengecek kondisi Jue-Ni.

"Bagaimana dok ?" Tanya Nana penasaran.

"Keadaannya lumayan baik, tapi....." dr. Kim menjeda ucapannya dan melirik kearah dr. Moon.

Seperti mengerti, dr.Moon pun angkat bicara.
"Nanti, jika orang tua kalian datang, bisa tolong sampaikan untuk temui kami ?" ucap dr. Moon. yang diikuti anggukan oleh Jisung dan Nana.

"Kalo begitu kami permisi" dr. Moon dan dr. Kim pergi dari ruangan tersebut.

"Jisung~ah... Menurut mu kenapa ?" Nana menoleh pada Jisung.

"Entahlah.... Tapi ku harap bukan hal buruk. Noona... bangunlah, kau berhutang makan malam padaku" Ucap Jisung yang dihadiahi tamparan Nana di tekuk nya.

Lucas hanya tersenyum menatap keduanya. Lucas pun merasa cemas dengan kondisi Jue-Ni. Hyunjin yang sempat sekarat saja sekarang sudah sehat bahkan dalam waktu 4 bulan Ia sudah bisa berjalan dan  menjalani sidang.

Tapi Jue-Ni bahkan enggan membuka matanya. Berkali kali Lucas harus menenangkan Nana yang menangis karena merasa bersalah pada Jue-Ni.

Sibuk dengan pikirannya, Lucas tersadar dengan ucapan Nana.

"Mama datang" -Nana

"Hmmm... Kalian sudah datang ?" Irine memeluk Jisung dan Nana bergantian. Kemudian berjalan kearah Lucas yang menyapanya.

"Duduklah..." Perintah Irine pada Lucas. Diikuti Nana dan Jisung. Mereka membiarkan Irine menyapa Jue-Ni yang terlihat damai dalam tidurnya.

"Pagi...Putri Mama, Kakak cantiknya Jisung dan Nana" Ucap Irine seraya membenarkan poni Jue-Ni yang memanjang.

"Apa Kau masih lelah ? Masih ingin istirahat ? Tak apa sayang, tidurlah sebentar lagi. Setelah itu bangunlah sayang, Kami menunggumu." Irine tak kuasa dengan ucapannya sendiri. Ia menangis. Nana dengan sigap berdiri dan mengusap lembut pundak sang Mama.

"Eonni pasti bangun Ma. Ma, dr. Moon meminta Mama menemui nya" Ucap Nana mengingat pesan dr.Moon.

"Mama akan kembali" Ucap Irine seraya bergegas menuju ruangan dr. Moon.

Sesampainya di depan ruangan dr.Moon, Irine menetralkan nafasnya. Ia menyiapkan diri untuk mendengar hasil pemeriksaan Jue-Ni. Kemudian mengetuk pintu ruangan.

"Silakan masuk" dr. Moon di balik pintu.

"Permisi" Irine melongokkan kepalanya diambang pintu.

"Silakan Nyonya" dr. Moon memersilakan Irine masuk dan duduk.

"Bagaimana hasil pemeriksaan putri saya dok ?" Ucap Irine cemas.

"Kondisinya sudah membaik Nyonya. Namun, ada hal lain yang membuatnya enggan untuk bangun" dr. Moon menjelaskan.

"Maksud Anda ?" Irine tak mengerti.

"Saya akan coba membawa dr.Yoona siang ini untuk menemui Jue-Ni. Sepertinya Jue-Ni perlu dorongan semangat yang kuat untuk menyadarkannya" dr. Moon menambahkan.

"Lakukan apapun dok. Ku mohon" Irine menatap penuh harap pada dr.Moon.

dr. Moon mengerti kekhawatiran Irine. Namun Ia takut Jue-Ni benar benar menyerah.

Park Jue-Ni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang