20

148 15 0
                                    

Setelah acara persidangan. Jue-Ni memasuki perusahaan besar sang Opa dengan perasaan sesak. Namun Ia harus tetap berjalan.

Sesampai di ruangan. Jue-Ni di hadapkan dengan masalah baru. Dimana para pemegang saham akan meakuisisi saham mereka.

"Nona.. hampir 50% dari mereka ingin mengakusisi saham mereka." Siyeon dengan sigap memberikan berita pada sang pemimpin baru.

Jue-Ni dengan cekatan mengecek semua berita dan info yang Ia dapat.

"Lakukan rapat direksi sekarang" Tegas Jue-Ni seraya membaca semua dokumen yang sudah menumpuk di meja nya.

Siyeon segera menghubungi semua Dewan Direksi. Diantara nya Tuan Lee Donghae dan Lee Mark, Tuan Seo Jhonny dan Seo Lucas, Tuan Zhong, Tuan Hwang Minhyun dan Hwang Hyunjin, Tuan Kim Min Seok dan Tuan Park Yesung.

Mereka segera bertemu dalam ruangan dengan suasana mencekam. Jue-Ni mendengarkan alasan para penanam saham melalui Lucas yang bekerja sebagai Direktur Teknologi di Perusahaan ini.

"Alasan mereka tak kuat. Mereka hanya takut Nona Jue-Ni tak bisa menghandle semuanya" Lucas menjelaskan.

"Apa hanya itu ?" Jue-Ni penasaran.

"Ada berita lain Nona." Lucas menampilkan berita di layar besar tersebut.

"Pengambil Alihan Kekuasaan dari Putri Tunggal kepada Cucu Keluarga Jung"

"Pernikahan Putri Tunggal Keluarga Jung"

"Kecelakaan Tuan Jung yang Penuh Misteri"

"Status Cucu Keluarga Jung yang Menjadi Pertanyaan "

"Cucu Kebanggaan Keluarga Jung, Yang Mengalami Depresi Berat"

Jue-Ni tercekat dengan berita yang di tampilkan Lucas.

"Dari mana berita ini berasal ?" Tuan Lee terlihat menahan amarah nya.

"Tuan ini semua dari media lokal" Tuan Zhong menatap username di setiap Hotline tersebut.

"Ini adalah ketakutan ku. Jika Nona tidak dalam kondisi yang stabil, semua pemegang saham tidak akan percaya lagi pada perusahaan ini" Tuan Kim Min Seok menatap tajam pada Nona Muda Jung.

"Nona, Kita bisa mencari sumber berita. Namun lebih baik kita bertemu dengan pemegang saham agar bisa meyakinkan mereka untuk tetap berada di perusahaan ini" Tuan Zhong berkata bijak.

"Baiklah. Besok kita adakan Rapat bersama para pemegang saham" Putus Jue-Ni.

Setelah pembahasan rapat. Jue-Ni kembali ke ruangannya. Kepala nya berdenyut hebat. Jue-Ni bahkan belum bisa bernafas normal setelah perceraian kedua orang tuanya dan pemakaman orang terkasih nya. Ditambah Ia melihat Pria yang dulu Ia dambakan sudah beristri.

Jue-Ni mengalihkan fokus nya pada semua data yang Siyeon berikan. Kali ini Ia harus menyelesaikan masalah perusahaan. Jue-Ni harus menyelematkan perusahaan sang Opa. Jue-Ni memikirkan berbagai cara untuk meyakinkan para pemegang saham.

Hingga tak terasa waktu berganti malam, Ia sama sekali tak keluar dari ruangannya.

"Apa Nona Muda masih di dalam ?" Suara Tuan Park Andy menyadarkan Siyeon sang sekretaris Jue-Ni.

"Masih Tuan. Nona tak mau makan dan tak mau di ganggu" Siyeon menundukkan wajah nya. Rasa takut menjalar di hatinya.

Dengan langkah tenang Tuan Park memasuki ruangan tersebut. Terlihat sosok Jue-Ni yang masih fokus pada laptop dan berkas berkas di meja nya.

"sayang... kita pulang dulu ya." Tuan Park sudah berdiri di samping Jue-Ni dan mengelus lembut kepala sang cucu.

"Eoh... Kakek. Kapan datang ?" Jue-Ni yang terkejut dengan kedatangan sang Kakek mengalihkan pandangannya.

"Baru saja. Kau terlalu fokus sayang. Kau belum makan kan ?" Tuan Park menatap manik rubah yang terlihat lelah tersebut.

"Aku belum lapar Kek. Kakek, pulanglah. Kakek harus lebih banyak beristirahat" Jue-Ni kembali menatap berkas di tangan nya.

"Kakek tak akan pulang kalau kau tak makan. Kau juga perlu istirahat Jue-Ni~yaa" Tuan Park berjalan ke arah sofa di seberang meja Jue-Ni.

"Kakek... Aku masih perlu waktu untuk mempelajari berkas ini." Jue-Ni menatap lembut sang kakek.

"Ini sudah pukul 08.00 malam sayang. Kau tak ingin menemani Kakek mu ini makan malam ?" Tuan Park menghembuskan nafas panjang nya.

Jue-Ni pun mengalah. Ia berdiri dan berjalan kearah sang Kakek.

"Baiklah. Ayo kita makan" Jue-Ni menatap pada wajah lelah sang Kakek.

"Trima Kasih Jue-Ni~ya..." Tuan Park menggandeng lengan sang cucu dan pergi menuju restaurant terdekat.

Setelah makan dan mengantar sang kakek, Jue-Ni kembali ke kantor.

"Siyeon~sii... Kau bisa pulang. Dan bawalah ini" Jue-Ni menyerahkan paperbag berisi makanan dan beberapa vitamin untuk Siyeon.

"Tapi.. Nona ... Bagaimana ?" Siyeon terbata.

"Aku akan lembur." Jue-Ni kembali keruangannya. Ia meminta semua bodyguard bahkan supirnya untuk pulang. Namun seorang bodyguard bernama pak Kim dan sang supir tetap disana. Mereka benar benar tak ingin meninggalkan Jue-Ni.

Jue-Ni kembali fokus pada semua berkasnya. Ia tak boleh lengah dengan permainan bisnis.
.
.
.
.

"Apa Jue-Ni lembur ?" So-Ra yang melihat Tuan Park memasuki kamar mereka dengan wajah lelah.

"Hmmm... Berita itu membuat semua orang meremehkannya" Tuan Park memasuki kamar mandi nya dan membersihkan diri. 10 Menit kemudian Tuan Park keluar dari kamar mandi dan merebahkan diri di samping sang istri. Hingga Ia pun terlelap setelah berpikir banyak hal.

Park Jue-Ni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang