45

142 15 0
                                    

Langkah kaki Yangyang sangat tergesa gesa menyusuri lorong rumah sakit yang masih lengang. Nafasnya tersengal mengingat Ia juga berlari agar segera memasuki ruangan Juni.

"Nona... " Dengan nafas masih terengah engah Yangyang membuka pintu dengan tidak santai.

Juni menatap kearah kedatangan Yangyang. Ia menangkap hal buruk yang akan Yangyang sampaikan.

"Katakan" Juni menatap dingin pada Yangyang yang sudah berdiri di samping ranjang nya.

"Maafkan Aku ... Tapi ini mengenai Tuan Jung. Ia......" Yangyang menggantung ucapannya.

"Apa yang Ia lakukan ?" Juni memejamkan matanya seraya memfokuskan pendengarannya pada kata-kata yang akan Yangyang ucapkan.

"Tuan Jung... Berniat memonopoli perusahaan Tuan Park dan Nyonya Na. Dan..." Ucapan Yangyang terputus melihat Juni berdiri dan melepas selang infusnya.

"Nona... hentikan" Yangyang yang kalut melihat tindakan Juni segera memencet tombol pemanggil dokter dan perawat. Seraya menahan pergerakan Juni yang tak terkendali.

Juni masih terus mencoba melepaskan infus di tangannya. Beruntung dokter Luhan dan beberapa perawat segera masuk dan membantu Yangyang menahan tindakan Juni.

Dengan sigap seorang perawat menyuntikan obat penenang pada Juni berdasarkan kode perintah dari dr. Luhan.

Tak lama pergerakan Juni semakin melemah dan matanya mulai terpejam. dr. Luhan dan perawat mencoba membenarkan infus yang sempat hampir tercabut dari tangan Juni.

"Mengapa Ia melakukan ini ?" dr. Luhan terlihat cemas .

"Ia mendengar berita tentang kerabat nya di Korea, dok" Yangyang menjelaskan awal tindakan Juni.

"Adakah yang bisa kita hubungi untuk membantu menenangkan nya ?" dr. Luhan mencoba mencari wali untuk Juni.

"A...Aku... akan coba menghubungi seseorang disana" Yangyang keluar dari ruangan dan mencoba menghubungi Siyeon.

"Siyeon... Nona Juni sedang dirawat di rumah sakit Jilin. Apakah ada yang bisa membantu ku menjelaskan kondisinya selama di Korea ?" Yangyang menjelaskan dengan cepat dan pikiran kacau.

"Ada apa dengan Nona Juni ? Dia tak pernah ingin siapapun menjadi walinya."

Siyeon mengingat semua yang Juni sampaikan. Walaupun Juni sudah mengatakan secara langsung bahwa Jung Jaehyun yang menjadi walinya di perusahaan.

"Dia sedang sakit. Emmmm... Boleh kah aku meminta nomor dokter yang menanganinya disana ?" Yangyang mencoba berbicara cepat.

"Liu... Aku tak berani memberikan info apapun selama belum mendapatkan ijin dari Nona Juni. Itu perintah" Siyeon benar benar mengikuti semua perintah Juni.

"Siyeon, ini demi kebaikan Nona Juni" Yangyang terdengar putus asa.

"A.... A....ku... Akan memberikan nomor......." Tut tut tut..... Panggilan telepon antara Yangyang dan Siyeon terputus...

Yangyang berkali kali menelpon Siyeon. Sialnya ponsel Siyeon tak aktif.
Yangyang kembali kalut. Hingga Ia meminta bantuan Guanlin.

Dengan cemas Yangyang mendial nomor Guanlin.

"Tuan Guan. Bisa bantu Aku ? Aku sedang di rumah sakit" Yangyang merasa tak memiliki pilihan selain menghubungi Guanlin, meskipun berkali kali Juni melarangnya.

"Aku kesana" Guanlin menutup telpon dan segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

Yangyang dengan gugup menunggu Guanlin di kursi tunggu yang berada di depan ruangan Juni. Ditemani 2 orang bodyguard yang terlihat cemas walaupun dengan wajah datar nya.

Yangyang masih bertanya tanya apa yang terjadi dengan Siyeon. Ia pun segera menghubungi Jhonny. Karna kebetulan Ia sempat bertukar nomor saat membantu Jhonny menyelidiki Hyunjin.

"Selamat Siang Paman. Apa kabar ?Maaf mengganggu mu. Tapi Aku ingin minta bantuan mu jika boleh" Yangyang dengan tanpa basa basi namun sopan nya.

"Heii Liu. Ya aku baik. Ada Apa ? Bicaralah" Jhonny merespon baik panggilan Yangyang.

"Tadi aku menelpon Siyeon sekretaris kepercayaan Nona Juni. Namun seketika panggilan ku terputus dan Siyeon tak bisa dihubungi. Ada hal mendesak yang perlu Nona tanyakan." Yangyang dengan lancar menjelaskan pada Jhonny.

"Bagaimana bisa ? Yang aku tahu Siyeon tak pernah mematikan ponsel nya apalagi berkaitan dengan Juni. Tunggu.... Apa dia di kantor ?" Jhonny mencoba mencari jawaban atas maksud Yangyang.

"Iya Paman. Sepertinya di kantor karena Ia berbicara setengah berbisik" Yangyang mengingat bagaimana cara Siyeon menjawab telpon nya.

"Baiklah. Aku akan segera mengabarimu jika ada hal yang lain" Jhonny memutus panggilan telpon nya.

Yangyang pun kembali memasukan ponsel nya ke dalam saku jas nya bersamaan dengan datangnya Guanlin.

Wajah Guanlin penuh kecemasan. Ia terlihat sangat khawatir.

"Ada apa dengan Juni ?" Guanlin berdiri di hadapan Yangyang.

"Tuan, dr.Luhan meminta ku untuk mencari riwayat pemeriksaan Nona saat di Korea. Namun saat aku menghubungi sekretarisnya banyak hal yang Juni sembunyikan. Dan sekarang sekretarisnya tak bisa di hubungi." Yangyang menjelaskan secara detail pada Guanlin.

"Apa Juni bisa ditemui ?" Guanlin mencoba melangkahkan kaki nya.

"Dia sedang di beri obat penenang" Yangyang menunduk takut dan menghindari tatapan Guanlin.

"Apa yang terjadi ?" Guanlin semakin cemas.

"Itu salah ku. Aku melaporkan hal yang ternyata membuat nya bersikap begitu" Yangyang menyesal dengan tindakan nya.

"Itu bukan salah mu. Itu adalah tugas mu. Dia hanya sedang tidak dalam keadaan baik baik saja" Guanlin menduduk kan dirinya di samping Yangyang yang sedang berdiri.

Guanlin pun mengisyaratkan agar Yangyang duduk di sampingnya.

Mereka saling terdiam. Menunggu Juni sadar dan berharap semua baik baik saja.

Disisi lain Siyeon sedang tertunduk kaku di hadapan Tuan Jung yang menatap nya intens.

"Anak ku tak perlu tau bagaimana aku melindunginya !" Jaehyun berjalan memasuki ruangannya dengan tatapan tajam.

Siyeon hanya mengangguk dengan perasaan khawatir akan hidupnya.
Ia tau secara detail bagaimana kehidupan kelam Tuan Jung Jaehyun tersebut.

Ia juga merasa sangat cemas dengan kondisi Juni setelah mendengar kabar dari Yangyang.

Siyeon bingung harus bagaimana. Ia pun tak bisa meminta bantuan pada siapapun karena Juni sudah melarangnya.

Ia kembali duduk di kursi nya seraya memikirkan cara membantu Juni yang berada di Negara lain.

Ia pun tak sanggup mendengar bahwa Juni sakit dan perlu bantuan.

'Bertahanlah Nona' Lirih Siyeon mengucap doanya.

Park Jue-Ni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang