Jhonny dengan langkah tergesa memasuki perusahaan milik Donghae.
Ia akan menjelaskan apa saja info yang sudah Ia dapatkan beberapa hari sejak Yangyang menghubunginya."Tuan Seo... Silakan, Tuan Lee sudah menunggu Anda" Shownu yang merupakan Asisten kepercayaan Donghae segera memersilakan Jhonny untuk masuk keruangan Bos nya.
Jhonny mengangguk dan mengikuti langkah Shownu. Sesampainya di ruangan tersebut, Shownu menutup pintu dan berjaga di depan ruangan untuk memberikan ruang pada keduanya.
"Jhonny... Duduk lah" Donghae menuntun Jhonny untuk duduk di sofa ruangan miliknya.
"Hyung... Aku dengar dari Yangyang dan Siyeon, Juni sedang dirawat. Dan info mengenai kedatangan Jung Jaehyun adalah sebuah rencana besar." Jhonny terlihat sangat cemas.
"Aku sudah curiga sejak awal Ia datang dan mendekati Juni. Apa Dia masih bergabung dalam klan itu ?" Donghae tak kalah cemas.
"Ini lebih parah Hyung. Ia mengkhianati Klan itu. Dan Kau tau kan apa akibatnya dengan kedudukannya sekarang ?" Jhonny meremat kedua tangannya.
Donghae menarik nafas panjangnya.
"Apa Juni tau tentang hal ini ?" Donghae menatap keraguan di wajah Jhonny."Aku belum bisa menghubunginya Hyung. Jaehyun juga berusaha memonopoli perusahaan Chanyeol dan Ny. Irine." Jhonny memberikan info yang Ia dapat dari informannya.
"Apa ? Bagaimana bisa ? Jika Ia bisa memonopoli keduanya, semua akan hancur." Donghae mengurut pangkal hidungnya.
"Aku masih mencoba mencari info Hyung. Ku harap Juni baik baik saja" Jhonny mencemaskan Nona Jung tersebut.
"Aku akan mencoba menghubunginya. Tunggu" Donghae mengambil ponsel nya dan mendial nomor Juni.
Setelah nada sambung beberapa saat.
"Hallo... Juni~ya... Apa kabar mu ?" Donghae mengubah cara bicara nya seraya memberikan airpods pada Jhonny yang sudah tersambung ke ponsel miliknya.
"Paman... Aku akan kembali" Suara Juni lirih.
"Juni~ya... Apa kau baik baik saja ?" Donghae masih berusaha menutupi suara cemas nya.
"Aku sudah mendengar semuanya paman. Aku yang sudah membawanya kembali. Maka aku yang akan bertanggung jawab" Juni terdengar menahan sesuatu dari suaranya.
"Juni~ya... Apa kau tau semuanya ?" Donghae berusaha menanyakan rasa penasarannya.
"Hmmmm... Aku tau. Masalah Klannya, Monopoli, dan tujuan nya" Juni menghentikan ucapannya.
"Juni~ya... Jangan paksakan dirimu. Kau masih sakit kan ?" Ucap Donghae cemas.
"Paman... Bisa membantuku menahan pergerakan Nya sementara Aku disini. Aku akan segera kembali" Juni terdengar dingin dengan suara lirih dan lemah nya. Terdengar jelas di telinga Donghae dan Jhonny, bahwa Juni sedang menahan sesuatu.
"Hmmm... Paman akan berusaha. Jhonny juga akan membantu Paman." Donghae mencoba menenangkan Juni.
"Maaf aku selalu merepotkan kalian, Paman" Suara Juni semakin lirih.
"Istirahat lah. Kau perlu itu. Sampai jumpa Juni~yaa" Donghae memutus sambungan telponnya dan menatap Jhonny yang terpaku seraya melepas airpods dari telinganya, begitupun Donghae.
"Ku pikir Juni benar benar sedang sakit" Jhonny semakin cemas.
"Ku pikir Kita harus segera mengetahui kondisinya melalui Yangyang" Donghae menatap Jhonny.
Seolah paham dengan maksud rekan yang sudah seperti Kakak untuk Jhonny, Ia segera mengeluarkan ponsel nya dan menghubungi Yangyang.
Namun beberapa kali mencoba, Yangyang sama sekali tak mengangkat ponsel nya. Jhonny semakin cemas. Yangyang sama sekali tak pernah mengabaikan telpon nya.
"Tenang Jhon, mungkin Dia sedang bekerja" Donghae mencoba menenangkan Jhonny.
"Hyung... Aku akan kembali ke kantor dan mencoba mencari banyak info. Semoga kita bisa menggagalkan rencananya" Jhonny menatap wajah Donghae seraya meyakinkan hatinya.
"Hmmm.. Aku juga akan berusaha mencari cara agar tak ada yang tau rencana kita" Donghae mengantarkan Jhonny hingga ambang pintu ruangannya. Kemudian setelah kepergian Jhonny, Ia kembali ke tempat duduk nya dan kembali membaca file yang sudah Ia dapat tentang orang yang sedang Ia selidiki.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Disisi lain, Yangyang semakin panik dengan kondisi Juni yang menurun.
Berkali kali Ia mencoba menggenggam jemari kurus Juni yang terasa dingin.Yangyang sama sekali tak menghiraukan ponsel nya yang berdering berkali kali. Baginya Juni lah yang terpenting.
dr.Luhan masih dengan sigap mencoba menahan tubuh Juni yang bergetar hebat.
Sejak menutup telpon dari Donghae, Juni mengalami kejang. Beruntung Yangyang masuk tepat waktu ke ruangan Juni dan kemudian menghubungi dr.Luhan.
Setelah beberapa saat, Tubuh Juni kembali tenang dan sedikit demi sedikit nafasnya kembali teratur. Yangyang masih setia menggenggam jemari Juni.
"Dokter, ada apa dengan nya ?" Yangyang dengan tatapan syok dan cemasnya.
"Ia mengalami disfungsi saluran pernafasan. Kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut." dr. Luhan mencoba menjelaskan pada Yangyang.
"Lalu bagaimana sekarang kondisi nya dok ?" Yangyang terlihat panik.
"Sementara ini Nona Juni sedang tertidur. Kami akan segera melakukan tes darah dan MRI pada tubuhnya. Mari suster." dr.Luhan meminta beberapa suster membawa brankar Juni keruang lainnya.
Yangyang setia mendampingi Juni. Ia benar benar takut hal buruk terjadi pada Juni. Ia sudah menganggap Juni seperti Adik perempuannya.
Selama pemeriksaan Juni Ia menunggu dengan setia, hingga setelah Juni kembali ke ruangannya, Yangyang menutup pintu ruangan dan menatap lekat wajah cantik Juni.
'Juni~ya... Kuatlah. Kau akan baik baik saja. Aku akan selalu di sampingmu' Lirih Yangyang kembali menggenggam jemari kurus Juni.
Yangyang kembali teringat ajakan Juni untuk berkencan. Namun Ia sama sekali tak bisa. Yangyang sudah memiliki kekasih, dan selama ini Ia hanya menyayangi Juni sebagai saudara perempuannya.
Yangyang pun tau, Juni tak memiliki perasaan cinta padanya. Ia paham betul rasa cinta Juni masih melekat pada Lai Guanlin.
'Juni~ya... Kau akan mendapatkan seseorang yang benar benar mencintaimu. Percayalah'. Ucap Yangyang seraya menguapkan kata katanya menjadi Doa untuk Juni.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Hah... Kenapa Aku jadi memikirkannya ? Apa Aku merindukannya ? Wah.... Apa yang terjadi padaku ?" Si tampan dengan monolog nya pada diri sendiri.
"Seharusnya Kau pergi ke Mommy dan lakukan terapi." Suara familiar itu membuat si Tampan menoleh dan memasang wajah malasnya.
"Cepatlah Lee Jeno... Atau Daddy akan memecat mu" Yang lebih tua membuat Lee Jeno mengambil jas nya yang tersampir di kursi nya dan bergegas mengikuti langkah sang Kakak.
"Lee Mark menyebalkan" Ucapnya sarkas seraya mendahului sang Kakak.
Mark hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah konyol Jeno yang aneh.
Tak banyak yang mengetahui tingkah itu. Jeno hanya bersikap manja dan konyol di hadapan orang yang dekat dengan nya. Namun di hadapan publik Ia adalah sosok Pangeran Es yang sangat pendiam dan selalu memberikan tatapan mematikan.
Keduanya sampai di ruang Meeting dan segera bergabung dengan sang Daddy yang akan memulai rapat.
Hayoloh.... Apa Jeno rindu Juni ?
Masih bingung ini bakal sad ending atau happy ending .Aku coba bertapa dulu yak guys...
✈✈✈ Ngengggg

KAMU SEDANG MEMBACA
Park Jue-Ni
Fanfiction💥 GS Area 💥 // DILARANG SALAH LAPAK // . . . Menceritakan kehidupan Renjun sebagai Jue-Ni. Cucu dari Jung Yunho dan Park Andy. ✅ Imajinasi pribadi ✅ Masih pemula ✅ Penuh drama #NOREN #NOMIN #JICHEN #MARKHYUCK #LUMIN #WENDY #CHANYEOL #SUHO #IRI...