37

1.3K 56 0
                                    

Ellard memeluk Kinta dengan erat. Setelah beberapa bulan tidak bertemu, akhirnya mereka bertemu hari ini. Millen yang melihat itu tidak bereaksi sedikit pun, di samping wanita paruh baya itu sudah ada Steven yang juga sedang menatap ke arah Ellard dan Kinta.

"Apa sekarang kau senang? Mommy sudah mengizinkan mereka bertemu meskipun aku sangat membenci wanita itu."

Steven tidak menyahut, ia hanya terfokus pada Ellard yang mengelus dan menciumi perut Kinta berkali-kali. "Tidak, tapi setidaknya anak yang ada di dalam perut Kinta bisa merasakan kehadiran ayahnya. Mereka juga harus segera menikah, Mom."

"Steven." Millen menyentuh lengan putranya.

"Mom, i am fine."

"Dimana Zamora? Dia tidak ikut bersamamu?"

"Dia tidak bisa ikut, tapi aku akan menemuinya setelah ini."

"Kalau begitu pergilah, temui kekasih cantikmu itu."

Steven mengangguk, lalu menatap ibunya lekat. "Mom, sebelum aku pergi. Aku ingin Mommy berjanji untuk segera menikahkan mereka."

"Mommy berjanji, Nak." Senyum bangga nampak di wajah Millen, ia bangga memiliki putra yang sangat baik hati seperti Steven.

"Thanks, Mom." Steven memeluk Millen sebelum beranjak dari sana.

****

"Apa saja yang terjadi kemarin malam? Kalian melakukan itu, kan?" Tebak Minzi dengan senyum jahilnya.

Wajah Zamora terlihat memerah, ia malu mangakui tentang hal itu di depan sahabatnya.

"Melakukan apa maksudmu? Aku mabuk, bagaimana bisa melakukan hal yang aneh-aneh."

"Dasar pembohong. Bagaimana rasanya?" Minzi menyenggol lengan Zamora beberapa kali.

"Sudah aku bilang kita tidak melakukan apapun." Zamora menatap Minzi dengan wajah kesal.

"Berapa ronde?" Minzi tidak mau berhenti sampai Zamora menjawab pertanyaannya dengan jujur.

"Hanya satu," sahut Steven yang berjalan ke arah mereka. Pria itu mendekati Zamora, kemudian merangkul bahu Zamora dengan mesra. 

"Sekarang kau puas? Aku sudah menjawab pertanyaanmu, Minzi."

"Sangat puas." Minzi tersenyum lebar. Ia berbisik di telinga Zamora sebelum meninggalkan tempat itu. "Dasar kucing liar."

"Apa katamu?!" kesal Zamora.

"Dia bilang apa?"

"Minzi mengatakan aku kucing liar, Dia sangat menyebalkan, dia terus saja bertanya seperti reporter."

"Kenapa berbohong? Kau malu tidur denganku?"

"Bukan seperti itu, aku hanya malu jika harus menceritakan semuanya." Zamora mengelus pipi Steven dengan lembut. "Aku menyukainya," ucapnya malu-malu.

"Menyukai apa?"

"Sentuhanmu," bisik Zamora dengan sensual di telinga Steven.

"Minzi memang benar, kau kucing liar." Steven menarik dagu Zamora, lantas mengecup bibir tipis itu.

"Bagaimana tadi? Apa Ibumu setuju dengan keputusanmu?"

"Iya, mereka akan segera menikah." Steven menjawab dengan lirih.

"Kapan?"

"Entahlah, mungkin secepatnya." Tidak lama setelah Steven selesai berbicara, ponselnya berbunyi dan nama Ellard tertera di sana.

Steven menjawab panggilan tersebut, namun hanya terdiam.

"Steven, aku ingin kita bertemu di tempat biasa. Kita harus bicara."

"Baiklah," balas Steven seadanya.

"Aku harus pergi, Ellard ingin bertemu denganku."

Zamora mengangguk pelan. "Hati-hati."

****

Steven memasuki kafe tempat dimana ia dan kakaknya Ellard biasa menghabiskan waktu bersama jika mereka sedang tidak sibuk.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Steven langsung pada intinya.

"Terima kasih dan maaf. Aku tahu, kau masih marah padaku. Maaf, karena aku baru berani meminta maaf hari ini dan terima kasih untuk semuanya. Aku tidak akan mungkin mendapatkan izin menikahi Kinta jika kau tidak berbicara pada Mommy."

"Tidak perlu berterima kasih, aku melakukan ini untuk anak yang dikandung Kinta bukan untuk kalian!" Steven berbicara cukup tegas.

"Tetap saja aku harus berterima kasih dan sampaikan juga maafku pada Zamora."

Steven menatap Ellard sangat tajam. "Zamora?" wajah pria itu tampak bingung.

"Iya, Zamora kekasihmu."

"Apa yang sudah kau lakukan padanya?!" bentak Steven.

Pengunjung kafe menoleh ke arah mereka, Steven yang menyadari itu tidak peduli.

"Aku minta maaf karena sudah pernah mengancamnya untuk tidak memberi tahu tentang perselingkuhan ku dengan Kinta," jelas Ellard.

"Kau mengancam Zamora?" Steven mengerutkan dahi, ia sungguh tidak mengerti.

"Dia tidak mengatakan apapun padamu?"

"Mengatakan apa?" Steven semakin kebingungan.

"Orang yang pertama kali mengetahui perselingkuhan ku dengan Kinta adalah Zamora," jawab Ellard.

"Apa?!" Zamora telah membohonginya, tapi kenapa? Begitu banyak pertanyaan dalam benak Steven dan ia harus mendengarkan penjelasan dari Zamora.

***


STEMORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang