Extra Part 1

992 34 0
                                    

Lima bulan kemudian..

Zamora menatap gemas putra Ellard dan Kinta yang sudah berusia tiga bulan, bayi tersebut bernama Allan. Zamora tersenyum ke arah Kinta. "Dia tampan sekali."

"Terima kasih, Zamora. Kau juga akan memiliki anak setampan ini jika sudah menikah dengan Steven."

"Mungkin, " balas Zamora seadanya.

Merasa ucapannya menyinggung Zamora, Kinta menyentuh tangan Zamora. "Kau mau menggendongnya?"

"Aku?" Zamora menunjuk dirinya tidak percaya.

"Iya." Kinta meminta Zamora duduk di sampingnya, lalu mimindahkan tubuh si kecil ke dalam pelukan Zamora.

"Astaga, lucu sekali," ucap Zamora tanpa henti saking gemasnya.

Ellard  datang sembari membawa sekantung plastik besar berisi pakaian bayi yang baru saja dibelinya bersama Steven. Pria itu segera menghampiri putranya yang terlihat nyaman berada di pelukan Zamora. 

"Aku rasa kau harus segera menikah, Zamora sudah sangat siap menjadi seorang ibu," celetuk Ellard sambil menepuk bahu Steven.

Zamora menatap Steven yang tidak kunjung menjawab, pria itu justru mengalihkan pembicaraan.

"Jika diperhatikan dia sangat mirip denganmu, Kak."

"Come on, jangan mengalihkan pembicaraan, Steven."

"Aku akan memikirkannya, Kak." Steven dan Zamora saling menatap. Namun, Zamora  segera memutuskan tatapan itu.

"Ini sudah malam, sepertinya aku dan Zamora harus pulang, Kak."

Mendengar ucapan Steven, Kinta langsung mengambil alih Allan dari tangan Zamora.

"Hati-hati, aku akan senang jika kau mampir lebih sering bersama Zamora dan pikirkan tentang ucapanku tadi." Ellard mengantar Steven dan Zamora sampai pintu.

"Sejak kapan kau menjadi seperti Mommy." Steven tidak habis pikir dengan Ellard yang terus membicarakan tentang pernikahan padahal pria itu tahu betul jika ia belum siap menikah.

"Honey, tunggu." Steven berlari kecil mengejar Zamora yang berjalan lebih dulu meninggalkannya.

"Kau marah?" Steven menggenggam satu tangan Zamora, kemudian mengecup punggung tangan wanita itu dengan lembut.

"Kenapa aku marah? Memangnya apa yang kau lakukan?" Zamora berbicara tanpa menatap mata Steven.

"Dengar, apapun yang mengganggu pikiranmu aku akan selalu mendengarkannya dan kita akan mencari solusinya bersama."

"Bagaimana jika aku ingin kita menikah. Apa kau bisa memberikan solusi untuk itu?"

Steven menyugar rambutnya ke belakang, ia sudah menduga jika suasana hati Zamora menjadi buruk setelah mendengar tentang pernikahan yang Ellard bicarakan.

"Honey, kita sudah bertunangan. Kita pasti akan menikah, tapi tidak dalam waktu dekat. Aku belum siap. Jangan mengulang pembicaraan yang sama terus-menerus!" Steven berucap tegas di akhir kalimatnya.

"Maaf, karena aku mengulang pembicaraan yang sama secara terus-menerus."

Zamora melepaskan genggaman tangan Steven dari tangannya dan meninggalkan pria itu. Entah kenapa ia selalu merasa seperti ini jika membicarakan pernikahan.

Steven kembali mengejar Zamora, ia menghalangi jalan wanita itu. Kemudian meminta Zamora untuk menatap matanya. "Maaf, jika perkataanku tadi melukaimu. Berikan aku waktu untuk memikirkannya, hm."

Zamora menggeleng pelan, ia merasa bersalah telah membuat Steven meminta maaf. "Tidak, aku yang terlalu sensitif."

"Aku bisa mengerti." Steven membawa Zamora ke dalam rengkuhannya.

STEMORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang