49

1.3K 54 7
                                    

Steven menggengam satu tangan Zamora. Suasana hati Zamora semakin memburuk saat mengetahui Mina ikut sarapan pagi bersama keluarga Steven. Di sebelah wanita itu juga ada Kinta. Kinta merasa suasana meja makan sangat menegangkan, belum lagi Ellard yang tampak terkejut dengan kehadiran dirinya di sana.

"Apa tidak ada yang ingin bicara di sini?" Albert mengeluarkan suara. Kemudian menatap Ellard dan Kinta. "Kapan pernikahan kalian akan dilaksanakan?"

"Secepatnya, Paman." Kinta menyahut dengan cepat.

"Kalau begitu menikahlah besok. Aku akan membuat acara itu private agar tidak ada gosip aneh tentang kehamilanmu."

"Terima kasih," balas Kinta sambil tersenyum. Lantas mengelus perutnya.

"Dan untuk Steven."

Albert menatap ke arah Steven dan Zamora kali ini. "Kau juga harus segera menikah dengan Zamora."

Millen tersenyum senang, Albert menuruti permintaanya untuk segera menikahkan Steven dan Zamora.

"Dad, are you serious?" Steven dan Zamora terlihat tidak percaya dengan apa yang Albert katakan. Begitupun dengan Mina, ia hampir tersedak makanannya.

"Iya, kenapa? Kalian belum siap menikah?"

"Aku siap." Jawaban Zamora membuat Steven menoleh ke arah kekasihnya itu.

"Honey, benarkah?"

"Iya, aku ingin kita segera menikah agar wanita lain tidak ada yang berani mendekatimu lagi." pandangan Zamora seakan menajam ketika mengatakan itu . Ia tersenyum manis, lalu berkata, " Benarkan, Mina?"

"Iya, benar." Mina merasa dipojokkan. Namun setelah mendengar ucapan Steven. Wanita itu tidak bisa menyembunyikan senyumannya.

"Tapi, aku belum siap. Maafkan aku," ulang Steven sekali lagi.

Awalnya Zamora mengira dirinya salah mendengar. Tapi, ketika Steven mengulangi kalimat yang sama. Ia benar-benar merasa kecewa. Tanpa berpamitan ia meninggalkan tempat itu.

Steven yang menyadari itu segera mengejar Zamora. "Zamora, aku bisa menjelaskannya."

Zamora mengangkat satu tangannya. "Cukup, jangan katakan apapun!"

"Ini tidak seperti yang kau kira."

"Kau mengatakan belum siap menikah denganku di depan wanita itu dan itu sangat memalukkan untukku. Jangan ikuti aku, atau aku tidak akan pernah mau bertemu denganmu lagi. Kau dengar itu baik-baik, Steven!"

Steven akhirnya membiarkan Zamora pergi. Ia mengacak rambut frustasi, jawabannya pasti melukai Zamora.

"Bukankah kau sangat mencintainya, Nak. Lalu apa itu tadi?" Millen menyilangkan kedua tangan di depan dada, lalu mendekati Steven.

"Mom, aku belum siap menikah, tpi bukan berarti aku tidak mencintai Zamora. Aku hanya belum siap membina rumah tangga, menikah itu tidak mudah."

"Steven, dengarkan Mommy. Pernikahan memang tidak mudah, tpi  selama kau menjalaninya bersama orang yang tepat, maka kau akan bisa melewati ketidakmudahan itu bersama pasanganmu."

"Aku akan memikirkannya lagi, Mom."

"Bagus, satu hal lagi. Jauhi Mina, dia berbahaya untuk hubunganmu dan Zamora. I don't like her." Millen berbisik sembari menepuk pelan bahu Steven.

Setelah kepergian Millen, Mina muncul dengan senyuman cerah di wajahnya. "Di mana Zamora?"

"Aku tidak tahu," jawab Steven datar.

"Dia pasti kecewa, tapi bukankah menikah itu harus dari persetujuan kedua belah pihak. Jadi, kau tidak perlu merasa bersalah, Steven." Mina menyentuh tangan Steven.

Steven menepis tangan Mina tanpa membalas ucapan wanita itu. Ia berjalan menuju mobilnya dan mobil itu pun melaju begitu cepat, karena Steven mengemudi dengan kecepatan yang tinggi.

"Kenapa dia begitu dingin," lirih Mina.

****

Zamora meluapkan kemarahannya dengan melempar semua benda yang ada di dalam kamarnya. Wanita itu tidak bisa menahan air matanya lagi.

"Kak, kenapa kamarmu berantakan seperti ini?"

"Keluar!"

Zaco berjalan menuju ke arah Zamora yang terlihat kacau. "Kak, tenangkan dirimu."

"Kenapa kau juga ikut menyuruh aku tenang? Keluar dari sini! Aku ingin sendiri," teriak Zamora.

"Kak, ada apa sebenarnya? Aku akan menghubungi ibu."

"Aku bilang, aku ingin sendiri. Apa kau tidak dengar itu?!"

"Aku akan menghubungi Kak Steven." Zaco mengeluarkan ponselnya. Akan tetapi, ponsel itu langsung terlempar jauh dan Zamora pelakunya.

"Jangan menghubungi dia!" perintah Zamora.

Zaco mengambil ponselnya dan terpaksa meninggalkan Zamora sendirian.

Tidak lama setelah kepergian Zaco. Minzi datang, ia memeluk Zamora erat. Minzi tidak tahu apa yang telah terjadi, tapi itu pasti hal yang sangat menyakiti hati Zamora hingga wanita itu menjadi seperti sekarang.

"Aku ada di sini bersamamu," ucap Minzi lembut.

"Aku ingin sendiri."

"Aku akan menemanimu, Zamora. Sendiri tidak akan menyelesaikan masalahmu." Minzi meminta Zamora duduk di atas ranjang. Kemudian memberikan segelas air putih yang Zaco bawakan ke kamar tersebut.

Minzi mengelus punggung Zamora, berusaha menenangkan sang sahabat. "Ada apa? Jika kau tidak ingin bercerita tidak masalah. Tapi, tolong jangan seperti ini. Semua masalah ada solusinya, Zamora."

"Steven bilang dia belum siap menikah denganku," gumam Zamora.

"Kau ingin menikah?"

"Ayah Steven meminta Steven menikahiku, tapi dia mengatakan belum siap untuk itu. Dia mengatakannya saat ada Mina di sana. Kau tahu, wanita itu tersenyum bahagia mendengar hal itu, aku marah, Minzi. Aku tidak bisa mengontrol diriku." Zamora kembali meneteskan air matanya.

"It's okay, mungkin Steven memang belum siap dan tidak ada yang bisa kau lakukan akan hal itu."

"Tapi, aku merasa kecewa. Kau mengerti perasaanku, 'kan?

"Iya, aku mengerti. Tapi, lebih baik sekarang kau beristirahat. Jangan pikirkan tentang Mina atau apapun itu yang hanya akan membuatmu semakin sakit."

Zamora menuruti perkataan Minzi. Ia berbaring di atas ranjang, menarik selimut untuk menutupi setengah tubuhnya. "Terima kasih."

"Aku akan membereskan kamarmu."

****

"Apa menurutmu aku salah, Dude?"

Hanya Ryan satu-satunya teman Steven bercerita saat ini. Steven tidak tahu lagi harus berbagi cerita kepada siapa selain Ryan.

"Mungkin iya, mungkin tidak," balas Ryan.

"Kenapa kau membuat aku bingung."

"Karena aku juga bingung. Kau belum siap, apa yang salah dengan itu?"

"Aku merasa telah melukai Zamora. Semenjak aku kembali, Zamora menjadi semakin sensitif. Apalagi aku membawa Mina ke sini."

"Kau sudah tahu jawabannya, kenapa malah bertanya lagi padaku. Seharusnya kau memikirkan baik-baik keputusanmu sebelum membawa Mina ke dalam kehidupanmu dan Zamora."

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

"Temui Zamora, berikan dia pengertian bahwa kau memang belum siap untuk menikah. Untuk masalah Mina, tidak ada saran lain, selain membawa dia kembali ke tempat di mana seharusnya dia barada sekarang."

Mina yang sejak tadi bersembunyi di balik mobil Steven mengepalkan tangannya begitu kuat. Ia sengaja mengkuti Steven dan menguping pembicaraan kedua orang itu.

"Tidak ada yang bisa membawaku kembali, Steven harus menjadi milikku." Mina membatin, lantas pergi dari sana sebelum ia ketahuan.

****



STEMORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang