42

1.4K 55 3
                                    

Steven masuk ke dalam apartemennya dan mendapati Zamora tertidur di sofa. Ia mendekati wanita itu, melihat wajah polos Zamora membuatnya sedih, bisakah ia meninggalkan kekasihnya begitu saja?

"Steven, kau sudah pulang?"

"Iya, kenapa tidur di sini?"

Zamora merubah posisinya menjadi duduk, kemudian memeluk Steven erat. "Aku menunggumu, apa saja yang kau bicarakan dengan Ryan sampai malam begini?"

"Tidak ada yang penting," bohong Steven sambil membalas pelukan Zamora.

"Kau minum lagi?" Zamora mencium bau alkohol dari Steven.

"Iya, sedikit."

Zamora mendongak untuk menatap wajah tampan Steven.

"Kenapa?" tanya Steven.

"Apa ada yang kau sembunyikan dariku?"

"Tidak ada, kenapa bertanya seperti itu, Honey?"

"Hanya ingin," balas Zamora.

"Apa ibuku sudah tidur?" Steven mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Iya, dia juga ingin menunggumu datang. Tapi, aku menyuruhnya istirahat."

"Kalau begitu kita juga harus tidur." Steven menggengam tangan Zamora, namun wanita itu enggan untuk bergerak.

"Gendong." Zamora tersenyum manis dan itu terlihat begitu menggemaskan.

Steven langsung berjongkok, meminta Zamora untuk naik ke atas punggungnya. "Kau berat sekali."

"Itu karena cintaku padamu."

Steven hanya terkekeh, ia menjatuhkan tubuh Zamora di atas ranjang ketika mereka sampai di kamar. "Aku mandi dulu."

"Setelah mandi?"

Steven mengerutkan dahinya atas pertanyaan dari Zamora.

"Kita tidur."

"Hanya tidur?" tanya Zamora sedikit kecewa.

Steven yang mengetahui kemana arah pembicaraan Zamora mengecup bibir wanita itu. "Aku lelah dan apa kau lupa ada ibuku di sini?"

"Baiklah kalau begitu." Zamora mendorong tubuh Steven untuk masuk ke dalam kamar mandi, kedua pipinya memerah, entah sejak kapan ia mulai bersikap agresif seperti tadi.

"Sebagai gantinya bagaimana jika besok kita berkencan."

"Berkencan? Kenapa tiba-tiba?" tanya Zamora.

"Kau tidak mau?"

"Aku mau, tapi_"

"Tidak ada tapi-tapian, kita akan berkencan besok." Steven menyela ucapan Zamora. Ia ingin menghabiskan waktu bersama Zamora sebelum pergi jauh dari wanita itu.

****

Sarapan pagi hari ini cukup berbeda dari biasanya. Millen merasa senang ia bisa menyiapkan sarapan untuk Steven setelah sekian lama, namun ia juga merasa sedih mengingat sang suami. Meskipun ia kecewa pada Albert, tetapi biar bagaimanapun saat ini Albert masih berstatus suaminya.

"Mommy memikirkan Daddy?"

Ucapan Steven menyadarkan Millen dari lamunannya. "Tidak."

"Don't lie to me, Mom."

"Mau Mommy tambahkan selai stoberrynya, Nak?"

Steven menghela napas. Ia tahu ibunya berbohong.

Zamora yang menyadari Steven hanya diam menggenggam tangan pria itu. Meminta kekasihnya untuk membalas ucapan Millen.

"Iya, Mom. Tolong tambahkan selai stoberrynya untukku."

STEMORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang