06

2K 66 1
                                    

Selama perjalanan Kinta terus memeluk lengan Steven dan bersandar di bahunya, membuat Steven khawatir dengan kekasihnya itu. "Baby, are you okay?"

"No, I'm not. Cause i want you right now." Kinta melepaskan satu kancing kemejanya sambil menggigit bibirnya. Menunjukkan bahwa wanita itu sangat menginginkan Steven.

Steven menahan tangan Kinta yang akan melepaskan kancing selanjutnya, namun tetap memperhatikan jalan.

"I can't."

"Why?"

"Making love in this car. That's not my style."

Kinta menghembuskan napas lelah, Steven memang membosankan untukknya.

"Kita ke apartemenku sekarang."

***

Zaco keluar dari dalam mobil bersama Ryan untuk menemui kakaknya yang sedang sendirian.

"Sudah selesai?"

"Sebenarnya aku ingin sampai malam disini, tapi itu tidak mungkin. Jadi ayo kita pulang sekarang kak."

Zamora tersenyum lalu meletakkan tangannya di atas kepala Zaco. "Kau pasti sangat senang hari ini?"

"Sangat sangat senang. Tapi kenapa kakak sendiri, dimana kak Steven?"

"Dia sedang ada urusan. Kalian akan pulang sekarang?" tanya Ryan.

"Iya.Terima kasih sudah menemani kita, Ryan."

"With pleasure."

Setelah berpamitan dengan Ryan. Zamora dan Zaco memasuki mobilnya, namun saat akan meninggalkan tempat itu mereka melihat beberapa orang datang lalu memukuli Ryan.

"Kakak akan keluar, jika terjadi sesuatu yang tidak bisa aku kendalikan. Segera hubungi polisi, kau mengerti?"

"Iya, aku mengerti."

Ryan terjatuh sambil memegang perutnya, wajah pria itu sudah terluka cukup parah. Entah kenapa para Bodyguard Ayah Steven memukulinya seperti ini.

"Berhenti! Apa yang kalian lakukan?" Zamora mencoba menghalangi Bodyguard itu untuk memukuli Ryan.

"Nona, kami tidak mempunyai urusan dengan anda. Jadi menyingkirlah!"

"Hey botak, bagaimana bisa kau berkata seperti itu. Kau memukuli temanku tentu saja itu urusanku."

Para Bodyguard itu saling menatap satu sama lain lalu menyingkirkan Zamora dari hadapan mereka dengan mudah.

"Bagaimana ini?" Zamora menjadi panik, namun ia tidak kehilangan akal. Gadis itu mengambil kayu yang berada di dekatnya lalu memukuli Bodyguard itu dari belakang. Ketiga Bodyguard itu pingsan seketika.

"Kau terluka parah? Kita harus ke rumah sakit." Zamora memapah tubuh lemah Ryan.

"Terima kasih," ucap Ryan dengan lemah.

"Kakak kau sangat keren tadi."

"Diam kau! Aku menyuruhmu menelpon polisi."

"Aku tidak tahu nomor untuk menghubungi polisi."

"Bodoh!"  Zamora segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit saat melihat Ryan sudah tidak sadarkan diri.

"Tolong ambilkan ponselnya, aku akan menghubungi Steven. Dia harus tahu," pinta Zamora pada adiknya.

"Ada apa, dude? Kau mengganggu ku."

"Maaf menggangumu, ini aku Zamora. Temenmu baru saja di pukuli dan sekarang aku akan membawanya ke rumah sakit."

"Apa? Bagaimana keadaanya?"

"Dia tidak sadarkan diri."

"Kirim lokasinya aku akan menyusulmu."

***

"Aku harus pergi." Steven memakai pakaiannya dengan cepat lalu mencium bahu Kinta yang terbuka.

"Tapi kita belum selesai."

"Maaf, tapi aku harus pergi." Steven mengambil kunci mobilnya lalu meninggalkan Kinta yang terlihat frustasi.

Sesampainya pria tersebut di rumah sakit ia sudah melihat Zamora dan Zaco berada disana.

"Bagaimana keadaanya? Siapa yang memukulinya sampai tidak sadarkan diri?"

"Dia masih diperiksa. Aku tidak tahu siapa yang memukulinya tapi mereka terlihat seperti Bodyguard."

"Apa katamu, Bodyguard? Apa kau yakin?"

"Iya, aku yakin. Sepertinya mereka orang suruhan."

Steven mengepalkan tangannya, wajahnya merah menahan amarah.

"Apa ada masalah?"

"Tidak, tapi aku harus pergi. Bisakah kau menjaga Ryan sebentar, aku akan kembali dengan cepat."

"Iya, tentu."

"Terima kasih banyak." Steven memeluk Zamora sebentar sebelum ia meninggalkan rumah sakit membuat tubuh gadis itu sangat kaku.

Zaco tertawa melihat kakaknya yang terlihat gugup. "Kau tidak pernah dipeluk oleh pria tampan ya kak."

"Mulutmu bisa diam tidak, jika tidak aku akan meminta dokter disini untuk menjahitnya."

Mendengar ucapan kakaknya membuat Zaco segera menutup mulut menggunakan tangannya.







STEMORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang