SELAMAT MEMBACA^-^
****
Teddy datang dengan wajah tanpa berdosanya yang telah meninggalkan mereka berdua. Untung saja Neon dapat menghilangkan rasa canggungnya kepada Tiffani. Teddy menatap meja yang masih kosong, terbukti bahwa makanan belum datang.
"Sepertinya aku lama di dalam toilet, mengapa pesanan makanan kita belum sampai?" tanya Teddy heran.
"Bersabarlah, kamu seperti orang yang tidak pernah makan saja," ujar Neon.
Tiffani tertawa. "Silahkan duduk terlebih dahulu, Teddy."
Umpatan yang ingin Teddy keluarkan untuk Neon terhenti saat mendengar tawa Tiffani yang dapat menghipnotis keduanya. Teddy yang masih berdiri langsung duduk di tempat sebelumnya. Jantung kedua laki-laki itu berdetak tidak karuan padahal Tiffani hanya tertawa beberapa detik saja.
"Mengapa kamu sangat cantik saat tertawa Tiffani?" tanya Teddy tidak sadar mengatakan hal itu.
Neon langsung menoleh ke arah Teddy dan menatap laki-laki itu dengan tajam. Sedangkan Tiffani berpura-pura tidak mendengar apa yang Teddy katakan supaya mereka tidak canggung seperti tadi.
"Maaf, kenapa?" tanya Tiffani.
Teddy tersentak. "Tidak-tidak, lupakan saja."
"Permisi," ujar pelayan yang sedang membawa sebuah nampan dan ada beberapa makanan di sana.
"Selimat menikmati," ujar pelayan itu lagi.
Tiffani tersenyum. "Terimakasih, Mbak."
Neon dan Teddy melihat Tiffani yang tersenyum ramah kepada pelayan yang bahkan tidak perempuan itu kenali. Rasanya Neon sangat mengagumi Tiffani yang baru ia kenali beberapa hari ini. Jika saja rasa kagum itu berubah menjadi hal yang lebih serius, apakah Neon dan Tiffani akan tetap se akrab seperti ini. Hanya itu yang ada dipikiran laki-laki itu.
Tiffani mempunyai paras yang cantik dan tidak ingin melupakan jika profesinya yang menjadi Designer cukup lumayan terkenal. Baju-baju yang Tiffani rancang banyak dipakai oleh model bahkan artis terkenal. Tidak mungkin tidak ada yang sedang mengincar Tiffani selain Neon.
"Selamat makan," ujar Neon.
"Selamat makan," jawab Tiffani dan Teddy bebarengan.
* * *
Tiffani sudah kembali ke Butiknya setelah ia makan bersama dengan Neon dan Teddy. Bahkan kedua laki-laki itu juga berbelanja di Butiknya. Tiffani membantu Neon untuk mencari pakaian yang laki-laki itu inginkan.
Banyak para karyawan yang menganggap Neon adalah kekasih Tiffani karena mereka berdua terlihat akrab dan juga cocok. Neon yang bertubuh tinggi dan tampan disandingkan dengan Tiffani yang cantik.
"Tari," panggil Tiffani.
Tari langsung berjalan ke arah Tiffani saat perempuan itu memanggilnya. Mungkin Tiffani membutuhkan sesuatu. Bahkan mata Tiffani yang begitu sayu membuat Tari tidak tega melihatnya.
"Ada yang bisa saya bantu, Bu?" tanya Tari.
"Carikan aku hotel yang tidak terlalu jauh dari Butik ini. Apakah kamu bisa menyanggupinya?" tanya Tiffani.
"Bisa, Bu. Sebentar nanti saya akan kabari lagi."
Tiffani mengangguk. Ia berjalan menuju sofa yang berada di ruangan ketua. Ya, Tiffani memang sedang bersantai di ruangan tersebut karena ia benar-benar lelah. Rasanya Tiffani benar-benar ingin tidur di kasur yang empuk untuk beberapa jam.

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG DESIGNER
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT] Tiffani Prasasti, perempuan berusia 23 tahun yang berprofesi sebagai Designer. Di usianya yang sekarang, Tiffani selalu ditagih pertanyaan orang tuanya 'Kapan menikah?' Bagaimana bisa menikah kalau dirinya saja belum menemukan la...