37. Balikan

616 53 2
                                        

Selamat Membaca^-^

****

Mengobrol dengan teman memang tidak bisa menyelesaikan masalah atau menghilangkan pikiran negative yang bisa hinggap kapan saja di otak. Tetapi dengan adanya teman kita bisa berbagi masalah atau melupakan masalah tersebut sejenak. Sebenarnya jika Tiffani tidak sedang PMS, ia bisa saja tidak memikirkan perkataan Uci yang sempat menggores hatinya.

Walaupun Tiffani tidak menggubris ucapan Uci. Tetapi perkataan tersebut masih terngiang-ngiang di dalam otak Tiffani sebelum Jessica dan Naomi datang ke Butik. Memang tidak semua perempuan merasakan PMS yang mudah emosi, sakit perut atau overthinking. Tetapi Tiffani merasakan hal itu semua dan ia sangat menyetujui jika keluhannya saat PMS di bilang berlebihan.

"Tidak biasanya Bu Tiffani melamun," ujar Sofi.

"Bu Tiffani juga manusia kalau kamu lupa," sahut Risna.

Sofi meringis. "Iya sih, kira-kira Bu Tiffani melamun karena sedang memikirkan apa?"

"Aku tidak tahu."

Tiffani sedang duduk di sofa depan yang di gunakan pengunjung untuk menunggu seseorang. Sesekali memegang perutnya karena merasa sakit dan nyeri. Untung saja Tiffani tidak pernah merasa ingin makan terus menerus jika sedang PMS. Itu Virly. Nafsu makan perempuan itu akan meningkat jika sedang PMS.

Ting!

Ponsel Tiffani menyala tetapi perempuan itu masih mengabaikan karena ia sedang enak-enaknya bersandar. Jika gerak sedikit saja kemungkinan posisinya akan berubah tidak nyaman. Banyak sekali orang yang menghubungi Tiffani untuk di gambarkan sebuah gaun atau yang lain sebagainya. Namun, Tiffani belum mempunyai mood untuk membuat itu. Instagram Butik Applause dua hari ini di isi oleh foto Desain yang di gambar oleh Rena atau yang lainnya.

Banyak sekali pelanggan yang tertarik dengan gambar milik Rena. Tentu saja Rena sangat senang karena ada yang mengapresiasi gambarnya atau memberikan pujian kepadanya. 

Ting!

Bunyi kembali. Tiffani menghela nafas kasar lalu bergerak dan mengambil ponsel yang berada di meja.

Neon: Hai Tiffani. Apakah kamu baik-baik saja?

Neon: Sampai kapan kamu akan mengabaikan pesanku? Memangnya aku ada salah?

Tiffani: Hai Neon.

Hanya itu yang Tiffani ketik untuk membalas chat dari Neon. Perempuan itu hanya menghargai karena Neon sudah memberikan pesan kepadanya berulang kali padahal tidak di balas atau di baca. Tiffani sudah membulatkan tekadnya bahwa ia akan sedikit mengikis jarak dengan Neon. Biar bagaimanapun Tiffani tidak ingin melukai perasaan Neon yang sepertinya memang memiliki perasaan lebih kepada dirinya.

Neon: Kamu sudah makan?

Tiffani: Sudah. Kamu?

Neon: Aku sudah, bagaimana jika aku berkunjung ke Butikmu dengan Teddy?

Tiffani: Maafkan aku Neon, sepertinya tidak bisa. Karena aku akan kedatangan tamu.

Neon: Ooh begitu, tidak apa-apa.

Tidak berbohong karena Tiffani memang akan kedatangan tamu spesial. Tidak mungkin Tiffani mempertemukan Riza dan Neon di tempat yang sama setelah Riza salah paham kepada dirinya saat di pernikahan Feri dan Calista.

"Hai," sapa Riza yang sudah datang dan sedang berdiri di depan Tiffani.

Tiffani mendongak. "Hai."

Sebelum mencari topik pembicaraan kembali. Riza menyempatkan diri untuk mengedarkan pandangan. Butik sedang tidak terlalu ramai pengunjung.

YOUNG DESIGNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang